Bab enam

17 3 0
                                    

Laili pun bergegas memanggil teman-teman semua yang masih sedang asik bermain dan berenang di sungai untuk segera naik ke tepi sungai dan melanjutkan perjalananya. Mereka pun menuruti perkataannya Laili dan segera naik ke tepi sungai dan mengeringkan badannya masing-masing dengan berjemur diri sebentar dengan merebahkan badanya diatas tanah yang berumput.

Mumpung mereka semua sedang berjemur, aku pun duduk sementara di bawah pohon mangga tadi sambil berpikir "Bagaimana caranya agar aku bisa terlepas dari mereka semua sebelum terlambat? Apa aku berpisah aja dari mereka dan jalan sendiri di dalam hutan? Aah mungkin lebih baik begitu karena aku juga nggak mau diriku dijadikan umpan mereka untuk rencana itu dan aku juga nggak mau seumur hidupku tersiksa gara-gara para manusia terkena hasutan isapan jempol belaka dari mereka semua... NGGAK BISA!, aku harus melakukan sesuatu!!!". Aku juga berpikir kalau aku sudah dijebak sama mereka semua, aku nggak bakal ketemu dengan keluargaku lagi selama-lamanya sampai akhir hayatku nanti huft.

Satu jam kemudian, mereka pun terbangun dari berjemurnya sambil meregangkan tubuhnya, aku melihat Laili juga merenggangkan tubuhnya dengan postur tubuhnya seperti kucing, hihihi lucu juga ternyata. Aah aku jadi pengen ikutan melakukan seperti itu nantinya.

Laili pun segera bergegas berdiri dan berkata "Hei-hei bangun kalian semua! Ayo kita lanjut jalanya!!" Dengan tegas dan keras.

"Iya!" Jawab mereka secara kompak, akhirnya kita pun berangkat untuk melanjuti perjalananya dan aku berjalan dari belakang mereka semua. Aku melihat mereka sedang asik menyangikan lagu "Naik-naik ke puncak gunung." Sambil berjalan dengan santai seperti sedang darmawisata dengan senang.

Seketika aku teringat dengan pikiran aku tadi, dan mungkin ini bisa jadi kesempatan yang bagus untuk bisa segera berpisah dari mereka semua sebelum akhirnya aku dijebak. Maka dari situ aku berjalan dengan perlahan-lahan dan hati-hati, diam-diam aku berpisah dan menjauhi dari mereka dan menghilang ditelan bumi. Mereka nggak sadar kalau aku sudah berpisah jauh, dua jam kemudian disaat mereka tengah asik bernyanyi dari "Naik-naik ke puncak gunung." berganti ke lagu dangdut, mereka baru sadar kalau aku sudah nggak ada di belakang mereka. Mereka langsung kebingungan dan saling bertanya satu sama lain.
"Lah kok si naga hitam hilang kemana?!" Tanya si mutan ular dengan bingung.

"Lah tadi kan ada di belakang kita kan?" Jawab si mutan burung bangau.

"Kamu tadi lihat dia apa nggak?! Protes si mutan kelinci dengan agak kesal.

"Mana aku tahu!?" Jawab si mutan babi sambil mendengus dan menaikan kedua bahunya.

"HAH. AISYAH NGGAK ADA?! DIA MENGHILANG KEMANA?!!!" Panik si Laili dengan rasa kaget yang tinggi. Laili langsung menyuruh semua teman-teman untuk segera mencariku di sekeliling mereka, tetapi hasilnya nihil, sudah terlambat untuk mereka bisa menemukan dimana aku sekarang.

Sedangkan itu, aku sedang berjalan aja seorang diri, di tengah hutan yang lebat dan sayangnya aku nggak tahu harus pergi ke arah mana. Hah yang penting aku nggak akan terkena jebakan dari mereka. Walaupun resikonya aku harus berjalan seorang diri tetapi itu lebih baik.

Dan sekarang aku harus berpikir, bagaimana caranya agar aku bisa kembali pulang kerumah dan bertemu dengan keluargaku.

                                    

Mutant Dragon no Onnanoko (Gadis kecil Mutan Naga)  Finish season 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang