Bab Tiga Puluh Tiga

2 0 0
                                    


Setelah aku meminum air dari dalam baskom tersebut, aku pun sempat merebahkan badanku dekat di kakinya Pak Bejo.

"Untungnya kamu selamat Syah."

"Maksudnya gimana?"

"Sewaktu kamu masih tertidur di dalam kerangkeng, banyak yang rebutan ingin meneliti kamu, bisa aja di bedah dan lain-lain. Tetapi aku yang dipilih untuk menelitimu karena aku juga udah termasuk dari kepercayaan mereka dalam bidang zoologi. Bukanya sombong atau gimana sih tetapi dari awal saat aku melihat kamu, aku merasakan ada kejanggalan darimu."

"Hmm ... terus?"

"Terus, untuk perubahan kamu dalam gen dan lain-lain pada bentuk badan kamu ... kemungkinan kamu nggak bisa kembali menjadi manusia mengingat anatomi badan kamu udah berubah dengan drastis."

"Eh ... untuk penawarnya?"

"Masih ku cari untuk itu. Tetapi kalau misal kamu memang bisa kembali menjadi manusia lagi, apakah ada yang berubah?"

"Berubah gimana?"

"Yaa, kamu tahu lah ... pandangan sosial terhadap kamu dan keluarga kamu."

"Ehm ... nggak tahu pak."

"Ini akan menjadi hal yang sangat berat untukmu, tetapi percayalah, sesuatu hal yang baik akan datang padamu di saat waktu, tempat dan orang yang tepat."

"Ok pak." Pak bejo mengelus kepalaku dengan lembut, terasa kulit yang agak keriputnya yang hangat membekas pada memoriku.

Aku melirik ke atas melihat ia tersenyum dengan manis, walaupun udah agak tua dengan kulit keriput pada pipinya, tetapi senyuman manis nggak akan pernah pudar pada wajahnya.

"Nak, kamu ingin jalan-jalan nggak?"

"Kemana, Eh nak?"

"Hehehe, iya, jalan-jalan ke Monas."

"Kapan?"

"Nanti malam."

"Hmm, boleh, tetapi orang lain apa nggak ketakutan melihatku dengan wujud seperti ini?"

"Hahaha, tenang, aku temani kamu dan juga akan ada teman baru yang juga akan ikut bersama kita."

"Siapa?"

"Ada lah, sebentar minggir sedikit, aku mau masuk ke dalam rumah."

Aku pun menggeser badanku memberikan jalan kepadanya, aku masih kebingungan dan agak takut dengan keramaian orang yang akan melihatku dengan pandangan aneh.

Masa iya sih aku harus pergi ke Monas? Mau ngapain juga selain bikin orang ketakutan karena aku.

Aku pun masuk ke dalam rumahnya, lalu kembali masuk ke dalam kerangkeng lalu tertidur di dalam kerangkeng dengan pintu keadaanya masih terbuka.

• • • • •

Aku sempat mendapati mimpi yang aneh sampai aku terbangun kembali, terbangun pada sore hari yang masih cerah pada jam tiga lebih lima menit dari jam dinding yang terpasang di dekat lemari dinding.

Saat aku masih berusaha untuk terbangun secara sadar sepenuhnya, tiba-tiba kepalaku merasa kesakitan dan muncul kilatan cahaya biru muda yang berkedip-kedip. Lampu pada di dalam ruangan ikut menyala berkedip-kedip sendiri walaupun saklar lampunya belum dinyalakan.

Aku sampai memegang kepalaku sambil menahan rasa sakit pada kepalaku. Tiba-tiba aku merasa seperti ada getaran sampai beberapa barang dari atas meja terjatuh dengan sendirinya.

Aku langsung membungkuk kan badanku. Beberapa ada botol yang pecah sampai beling pada kaca tersebut mengenai tanganku.

"Ouch, aduh, sakit." Aku langsung menyembuhkan luka pada tanganku menggunakan mantra heal (penyembuh), aku nggak tahu apa yang terjadi, kepalaku masih merasa kesakitan. Cahaya biru muda masih berkedip-kedip pada kepalaku.

Mutant Dragon no Onnanoko (Gadis kecil Mutan Naga)  Finish season 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang