Bab Sepuluh

11 2 0
                                    

Start writing your story

Di tengah perjalanan, tiba-tiba ada suara sambaran dari belakang yang seketika membekukan ekor dan kakiku dengan sangat cepat sehingga aku jatuh tersungkur di atas tanah. Melihat itu Thunder pun menjadi kaget.

"Eh. Astaga kamu gak apa apa?!"

"iyah. Nggak apa-apa kok..." Jawabku sambil mencoba untuk berdiri.

Thunder langsung melihat keatas langit, ternyata ada salah satu naga berwarna biru sedang terbang dan bermain dengan naga lain sambil menyemburkan es dari dala mulut.

"WOI FROZE, UDAH BERAPA KALI AKU BILANG JANGAN MAIN ES DI TAMAN?!" teriak Thunder dengan nada yang sangat marah dan perasaan jengkel kepada salah satu naga tersebut.

"Eh. Maaf-maaf, aku cuman bermain-main aja kok!," balasnya sambil terbang turun kebawah menghadap kearah Thunder.

"Pecahkan es yang telah kamu buat!" Perintah Thunder dengan sangat tegas.

Jawab Froze dengan polos "I... iya Thunder," sambil mendekatiku yang sudah terjatuh dari tadi.

Froze langsung mengayunkan ekornya ke es yang telah membekukan ekor dan kakiku dan "PRASSS" seketika es pun hancur menjadi berkeping-keping. Aku pun menjadi bisa berdiri dan menggerakkan ekorku lagi, segera aku bangun dari jatuhku.

"Ehm. Maaf ya aku tidak sengaja telah membekukan ekor dan kakimu." ucap Froze.

"I... iya, nggak apa-apa kok." jawabku dengan pelan.

"Oh ya, namamu siapa? baru pertamakali aku melihatmu, apakah kamu penghuni naga baru disini?"

"Hmm... Ya! Aku naga baru disini. Namaku Aisyah." Jawabku dengan perasaan gugup.

"Ooh begitu... Namamu cukup unik! Emangnya kamu berasal darimana? Apakah kamu akan tinggal disini? Dan berapa umurmu sekarang???" Aaah pertanyaan Froze banyak amat, Froze sangat penasaran sampai aku kebingungan harus menjawabnya darimana.

"Ehmmm... Froze please deh, jangan cerewet sekarang." Keluh Thunder kepada Froze.

"Hehehe... Maaf," balas Froze dengan nada iseng, "Yaudah. Aku mau pergi dulu, nanti kita bertemu lagi. Dah Aisyah!" sambung katanya Froze sambil terbang.

Aku pun melambai-lambai sambil membalas, "Dah juga Froze!" Dengan tersenyum.

Thunder tiba-tiba berkata kepadaku, "Eh... Syah, sekarang ini waktunya habis. Kamu harus segera pergi ketempat penyeleksian naga, tetapi karena tempatnya lumayan jauh, lebih baik kamu menggunakan pintu portal dari kekuatanku aja!" Dengan cepat Thunder langsung mengeluarkan kekuatan petirnya ke permukaan tanah tepat dibawah kakiku.

Kekuatan tersebut langsung membentuk sebuah lingkaran berwarna kuning mengelilingi di sekitarku aja dengan bentukan simbol yang unik. Aku sempat terkagum melhat itu semua, soalnya keren.

"Siap-siap ya Aisyah!!!" Ucap Thunder dengan seru kepadaku.

"Siap-siap untuk ap—"

Tiba-tiba dengan secepat kilat aku udah tidak melihat Thunder, hanya beberapa kilatan berwarna kuning mengelilingiku keatas. Tubuhku terasa lebih ringan, seringan bulu. Aku juga merasakan seakan-akan aku nggak berpijak di tanah, SEPERTI MELAYANG!. Baru pertama kalinya aku merasakan pintu portal seperti apa.

Biasanya aku sering lihat di film-film kartun atau animasi kalau mereka mau pergi ke tempat yang jauh, pasti mereka sama kakek atau nenek sihir menggunakan sihirnya untuk membuka pintu portalnya. atau lewat mesin yang sangat canggih dan futuristik, yang bisa masuk dan udah bisa pergi ke tempat lain bahkan ke planet lain.

Seketika kilatan berwarna kuning tadi langsung menghilang, kekuatan pintu portalnya juga menghilang tetapi "DEGH!" tepat didepanku sudah ada meja, kursi dan seekor naga lain berwarna biru tua dengan ukuran yang besar, empat meter ada kayaknya. Lalu dengan wajah yang garang dan menyeramkan udah menatapiku, aku langsung terkaget kaku. Naga tersebut seperti memakai armour emas lengkap di badanya dengan gambaran simbol perisai dan naga. Aku diam-diam memperhatikan naga tersebut pada tanduk, cakar dan bagian dada berwarna kuning tua.

Aku sempat menoleh kanan-kiri melihat di sekelilingku dengan kebingungan, aku nggak berada di tempat yang sama lagi.

"Silahkan kamu duduk!," kata naga tersebut dengan suara yang sangat berat. Aku langsung menurutinya langsung duduk saja sambil gemetaran, "Siapa namamu?"

"Ehmmm... Aisyah pak." Eh lah salah jawab aku, masa' naga dipanggil pak?

"Yang bener jawabnya!!!" Tegasnya si naga tersebut.

"Aisyah pak!" astaga salah jawab lagi aku aaah (mengkesal dalam hati dan pikiran)

"Ehmmm... Kamu ditemukan di dekat Istana angker apakah itu benar Aisyah?"

"I... iya benar" jawabku dengan gugup.

"Dari mana asalmu Aisyah?" Ucapnya dengan nada datar.

"Ehm... anu, yah aku asalnya dari... ehm Indonesia... kota Jakarta Timur dan...."

"Itu sangat nggak masuk akal Aisyah, atau jangan-jangan kamu bukan naga asli ya, apakah kamu mata-mata? CEPAT JAWAB!!!" Bentak naga tersebut kepadaku dengan tatapan yang tajam setajam silet.

"EH... IYA-IYA. A...aku eh saya memang bukan naga asli dan saya juga bukan mata-mata! Saya bisa sampai di sini karena sebenarnya saya kabur dari mereka... dari para penjahat dan Profesor gila yang telah mengubahku menjadi seekor naga seperti ini!"

"TERUS?!"

"Ehm... Terus gimana maksudnya?"

"NGGAK USAH BANYAK BASA-BASI KAMU, AKU JUGA GAK PERCAYA SAMA CERITA KARANGANMU ITU!!!" Geramnya si naga tersebut dengan nada suara yang tinggi dan berat.

"Pak, saya bisa membuktikan kalau saya bukan mata-mata atau penjahat yang masuk kedalam pulau naga ini! Dan... dan saya...."

"DIAM!!!" Bentaknya dengan keras kepadaku, aku langsung terdiam seribu kata.

"Dengar Aisyah, gimana kalau kamu buat perjanjian dulu antara aku dan kamu atas tempat pulau naga ini!" ucap naga tersebut dengan serius.

"Ehm... perjanjian apa itu pak? Eh saya boleh memanggilmu pak atau—"

"Terserah kamu Aisyah," ucapnya dengan datar, "Intinya aku akan memberimu sebuah kesempatan ke kamu untuk bisa tinggal di pulau naga ini untuk berjaga-jaga jangan sampai ada ancaman manusia masuk ke sini. Tetapi jika kamu memberitahu informasi tentang keberadaan pulau ini ke semua manusia yang ada di dunia ini... Kamu dan seluruh keluarga dan keturunanmu akan musnah, UNDERSTAND?!" Jelasnya si naga tersebut dengan tegas.

"Glek... Clear enough sir! (sangat paham pak!)" jawabku dengan sangat gemetaran sambil menelan ludahku.

"Ehm... Memang sudah peraturanya sih nggak boleh kasih tahu informasi ini tentang keberadaan pulau naga ini. Kok aku lupa ya?" gumamnya naga tersebut dengan jelas. aku langsung bingung.

"ini naga pikun kah?" kataku didalam hati.

"Tadi kamu bilang kamu berubah menjadi seekor naga oleh para penjahat dan ehm... Profesor gila, coba kamu ceritakan semuanya dengan jujur!"

aku langsung menceritakan semuanya dari awal aku diculik dan berubah menjadi seekor naga sampai aku berakhir di tempat pulau naga ini.

"Hmmm... Ok, aku paham isi ceritamu walaupun nggak masuk akal banget sih," ucap naga tersebut dengan bingung, "Ehm by the way, aku lupa mengenalkan diriku. panggil aku Jenderal Burst. Jenderal pemimpin pasukan naga berkekuatan api." sambung Jenderal Burst dengan suara berat dan mantap sambil menatapku dengan tajam.

Aku hanya mengangguk menanggapi perkataan dari Jenderal Burst, aku sudah mulai agak tenang dan berpikir bagaimana caranya aku bisa berubah menjadi manusia kembali... masih buntu aku untuk menemukan jalan keluar dari masalah tersebut.

Mutant Dragon no Onnanoko (Gadis kecil Mutan Naga)  Finish season 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang