Aku hanya terduduk dan merasa serba salah dari apa yang akan aku lakukan ke depanya nanti, jika salah satu langkah aja pada keadaan seperti ini, maka tamat lah riwayatku.
Tetapi aku ke sini pun karena aku ingin menyelamatkan adek ku, aku nggak mau juga ia berubah menjadi mutant seperti aku. Kalau kakak ku kena juga nggak ya? Mungkin nggak.
Perlahan aku merebahkan tubuhku, lalu tertidur untuk meng-istirahatkan pikiran dan tubuhku sementara.
• • • • •
Keesokan paginya aku terbangun dan mendengar suara dentingan kaca yang nyaring beberapa kali dari luar kerangkeng. Saat aku melihat keluar, aku melihat ada si Pak Bejo dengan beberapa botol berbentuk aneh yang biasa ada pada laboratorium.
"Oh udah bangun kamu ternyata." Tengok Pak Bejo sambil memegang pipet yang berisi bahan kimia yang nggak aku ketahui bahan apa itu.
"I ... iya, lagi ngapain pak?"
"Seperti biasa, meneliti darahmu itu."
"Butuh waktu berapa lama untuk meneliti?"
"Bisa dua, tiga bulan lebih atau beberapa bulan agar nggak salah dalam menelitinya."
"Aa ... lama banget!"
"Setidaknya kan bisa menemukan obat penawarnya."
"Iya juga sih."
Pak Bejo berjalan dan menggunakan mikroskop dengan teliti, sedangkan aku duduk sementara melihat ia menggunakan mikroskopnya. Terlihat menarik juga untuk melakukan penelitian pada bidang profesor.
Baru lihat sebentar tiba-tiba aku ingin buang air kecil, "Ehm, anu ... pak, boleh ke kamar mandi nggak? Mau pipis."
"Loh, nggak sekalian di dalam kerangkeng aja?"
"Bau pesing yang ada pak!" Jawabku sambil menggoyangkan pintu kerangkeng dengan agak emosi.
"Eh, iya, iya ... sebentar, kamar mandi nya ada di belakang, jangan kabur ya?" Ucap Pak Bejo sambil mengeluarkan kuncinya, "Untung kamar mandiku gede." gumam Pak Bejo.
"Iya, iya ... terimakasih!" Pintu kerangkeng pun terbuka, aku langsung keluar sampai aku mendorong Pak Bejo hampir jatuh.
"Uft, pelan-pelan!"
Aku segera mencari kamar mandi di belakang seperti yang ia bilang barusan, sempat berjalan melewati ruangan dan aku melihat di dalam ruangan ini sangat luas dan besar, ada jendela juga yang memperlihatkan rumah lain ... eh bentar, rumah lain? Aku langsung di teliti di dalam rumahnya gitu? Lah.
Aku mengira berada di dalam ruangan khusus kayak di ruangan yang memang tertutup, tetapi tempat ini seperti lebih terbuka dan bebas.
"Apa tetangganya nggak takut melihat aku di bawa ke sini?" Tanya ku di dalam hati sambil berjalan masih mencari kamar mandi.
Tak lama kemudian akhirnya aku menemukan kamar mandi dan ternyata ruangan kamar mandinya luas dan besar sampai ada bathup yang besar juga.
"Aku berharap toiletnya jongkok, buka toilet duduk." gumamku sambil melihat-lihat kamar mandinya.
Saat aku melihat toiletnya ternyata toiletnya duduk, aku jadi takut toiletnya akan pecah karena nggak bisa menahan beban ku saat ingin buang air besar atau kecil.
Aku melihat sekitar lantai lain ternyata ada bagian lantai yang ada lobang selokan pembuangan air. Semoga aja Pak Bejo merasa nggak keberatan jika aku membuang air kecil di sini, yang pasti nantinya aku siram dengan air sampai bersih kembali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mutant Dragon no Onnanoko (Gadis kecil Mutan Naga) Finish season 1
FantasyAku seorang gadis kecil yang masih berumur 9 tahun diculik beserta teman teman satu kelas yang terjadi di sekolah oleh para penjahat, tujuanya untuk dijadikan bahan kelinci percobaan di dalam labolatorium dalam tes pengujian reaksi genetik dan berak...