Bab Empat Puluh Lima

2 0 0
                                    


Tiba-tiba Laili langsung menarik kepalaku dengan memegang tandukku kuat-kuat, lalu dihadapkan wajahku ke depan bola kaca tersebut yang seketika bercahaya berwarna hijau.

"Kamu lihat ini Syah, nanti semua yang ada di dalam bola kaca tersebut akan menyemburkan semua cairan pengubah gen dari manusia ke mutant menjadi gas yang akan di hirup oleh semua anak-anak yang berada di bawah ini!" Laili langsung menghadapku ke bawah juga sambil memperlihatkan ada banyak anak-anak juga yang dikumpulkan di satu ruangan dengan penuh ketakutan, "Setelah anak-anak ini berubah menjadi mutant, nanti akan di sebar juga gasnya ke luar sampai sejauh mungkin dan bisa tersebar juga ke seluruh penduduk yang ada di sekitar sini!"

"Hah, ada penduduk di sini juga? Kampret gila kamu!" Aku berusaha untuk memberontak tetapi kepalaku langsung di hantam ke lantai besi dengan kuat sampai hidungku mengeluarkan darah lebih banyak, "Ahhkk!"

"Mau apa kamu hah? Nanti aku juga bakal di sembuhin dan diubah menjadi manusia seperti yang di janjikan oleh profesor Ling Lung."

"Ku kira kamu beneran anak pintar di kelas!" Secara sengaja aku langsung menggunakan kekuatanku yang mengakibatkan ada efek ledakan diantara aku dan Laili sampai ia terlempar agak jauh dariku.

Aku langsung mengucapkan mantra heal untuk menyembuhkan diriku walaupun membutuhkan waktu yang nggak singkat.

Laili melihat itu sempat menganga.

"Apaan itu, ngecheat?!" Lalu ia melompat ingin menyerangku.

"Mata lo ngecheat kampret!" Teriakku dan aku langsung menggunakan mantra shieldku, seketika serangan Laili pun tertahan oleh shieldku.

Tiba-tiba terasa ada getaran yang kuat kembali dari atas di susul munculnya beberapa tangan robot mekanik yang sangat banyak. Tangan robot tersebut memegang bola kaca tersebut secara bersamaan dan ternyata di pasang waktu mundur lima menit dari sekarang.

Aku berpikir. "Kalau aku buat shield untuk menutupi setiap anak-anak yang ada di bawah bisa atau nggak ya?" Sambil ku menengok ke bawah lagi untuk melihat anak-anak tersebut yang sekarang sedang berlari-lari dengan ketakutan termasuk adekku yang juga berada di bawah sana.

Laili sempat berdiri dengan sempoyongan, ini menjadi kesempatanku untuk mencoba menggunakan kekuatanku untuk memasang shieldku ke semua anak-anak yang ada di bawah ini.

Aku mencoba fokus untuk menggunakan kekuatanku kali ini, memejamkan mataku lalu kekuatanku menyala sampai muncul sebuah simbol lingkaran besar di bawah kakiku. Tiba-tiba ada salah satu tangan robot yang bergerak menyerangku, aku sempat terkaget dengan tangan robot tersebut tetapi untungnya shieldku masih ku pasang jadinya tangan robot tersebut nggak bisa melawanku. Hanya terhantam pada shieldku berulang-ulang kali.

Tiba-tiba muncul sebuah lingkaran simbol kecil baru di hadapanku, aku berpikir untuk menyentuh lingkaran tersebut dan seketika lingkaran dari kekuatanku seperti menyebar dengan cepat.

Lalu aku melihat kembali ke bawah untuk mengecek anak-anak di bawah udah terpasang shieldku atau belum. Aku melihat setiap anak seperti udah terselubung dengan shieldku termasuk adekku, syukurlah bisa di shield juga.

Aku sebenarnya ingin langsung menghancurkan bola kaca yang ada tepat di hadapanku, tetapi kalau hancur, nanti semua cairan yang ada di dalam bola kaca ini tumpah semua dan malah mengenai anak-anak lain juga, bisa tertelan oleh mereka dan aku nggak mau itu terjadi.

Seketika aku mendengar sebuah alarm yang sangat keras dari tempat ini di susul dengan sebuah kata-kata peringatan dari speaker.

"Semua yang berada di dalam lab, segera keluar dari sini. Saya ulangi, semua yang berada di dalam lab, segera keluar!"

Aku melihat dari atas juga banyak para penjaga yang mulai lari keluar dari dalam lab dengan sangat terburu-buru. Banyak anak-anak juga yang mulai panik tetapi mereka masih berada di satu ruangan tempat mengubah manusia menjadi mutant.

Aku berpikir ingin menjebolkan pintu atau dinding agar semua anak-anak tersebut bisa keluar dari ruangan tersebut.

"Eh bentar, apa cuman ruangan ini atau ada ruangan lain? Kan anak-anak nya banyak?!" Aku sempat terdiam sementara di saat pikiran itu terbesit di dalam otakku.

"Mau kemana kamu hah? Kita belum selesai!" Geram Laili dengan tatapan mata yang sangat tajam ke arahku.

"Mending selamatin ini semua anak-anak di sini!" Teriakku kepada Laili

"Kamu nggak dengerin emangnya hah?!" Laili mulai memasang kuda-kudanya ingin menyerangku lagi.

Tiba-tiba ada getaran susulan yang lebih besar dari sebelumnya sehingga aku melihat pintu pada ruangan tempat anak-anak di kumpulkan di sana mulai terbuka geser sehingga anak-anak lain akhirnya bisa keluar tanpa ku jebolkan pintunya.

"Yaudah lah, mau lanjut kan? Nih!" Aku langsung menyalakan kekuatanku, ingin ku tembak kekuatanku kepadanya, aku sempat mengarahkan ke arah Laili tetapi aku ubah sasaranku ke bola kaca tersebut sehingga Laili sempat terkejut saat aku mengarahkan kekuatanku ke bola kaca tersebut.

"Jangan kamu berpikir untuk memecahkan bola kaca itu, atau aku akan membunuhmu!" Aku hanya terdiam fokus untuk menguatkan tembakan kekuatanku ke bola kaca tersebut di saat semua anak anak yang ada di bawah udah nggak ada di ruangan tersebut.

Sempat ada perkataan dari profesor Ling Lung keluar dari speaker.

"Apa yang kamu tunggu Laili? Cepat lawan dia!"

Laili pun langsung berlari dan melompat sambil menampakkan semua cakarnya yang tajam-tajam.

Aku melihat tinggal satu anak lagi yang sedang berusaha keluar dari dalam ruangan tersebut sebelum akhirnya bisa kutembakkan bola kaca tersebut, Laili udah berada tepat di atasku dan di saat ruangan tersebut udah benar-benar nggak ada anak-anak lagi, segera ku tembakkan kekuatanku ke bola kaca tersebut.

Seketika bola kaca tersebut meledak dengan kekuatan yang sangat kuat sehingga aku dan Laili langsung terlempar jauh-jauh dari lab, sedangkan tempat lab tersebut mengenai hantaman dari ledakan tersebut dan menciptakan api yang segera menyebar ke seluruh ruangan dan tempat. Cairan tersebut juga langsung menguap habis di makan oleh api yang mulai membesar. Banyak anak-anak mulai teriak ketakutan dan hanya bisa berdiri dari luar sambil melihat kobaran api yang hebat di lab tersebut.

Aku masih terlempar di tengah udara dengan suara denging yang kuat di telingaku, ntah aku akan jatuh di mana, yang pastinya aku langsung terjatuh menghantam ke permukaan tanah dengan keras, lalu tertimpa oleh lempengan besi lain yang ikut terlempar karena ledakan tersebut.

Aku nggak tahu bagaimana keadaan Laili atau profesor Ling Lung tersebut mati atau nggak juga, aku nggak tahu aku ada dimana, dan hanya bisa bertahan di tengah kegelapan lalu aku pingsan di tengah lempengan besi tersebut. Yang penting anak-anak termasuk adekku selamat dan nggak berubah menjadi mutant. 

Mutant Dragon no Onnanoko (Gadis kecil Mutan Naga)  Finish season 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang