VOTE WOY VOTE!!!
Kenam brat itu berjalan menuju kantin yang mulai ramai.
"Eh sana tuh meja kosong. Gue duluan ke sana aja biar gak diisi murid lain. Lo berdua pesenin makan," ucap Astin yang di angguki Abil dan Fikri.
Astin, Dandi, Afan dan Rohan berjalan menuju meja kantin yang belum diisi tadi. Tak lama di susul oleh Abil dan Fikri yang memegang napan. Lalu mereka mulai makan, dengan bercerita.
"Kita gabung yah." Mereka berenam mendongak dan mendapati Fauzan, tak lupa juga Revan dan Fadil yang berdiri di belakang cowok itu dengan memegang napan di masing-masing tangan.
Tanpa menunggu persetujuan, Fauzan langsung mendudukan diikuti Revan dan Fadil.
"Buset Tin, lo makin hari makin cakep aja," puji Fadil membuat Revan menoleh tajam.
"Udah ada pawangnya, Dil. Jadi jangan macem-macem," ucap Dandi.
"Noh pawangnya udah natap lo," sambung Fauzan terkikik geli.
Fadil yang mendengarnyapun sontak menoleh dan mendapati Revan sedang menatapnya tajam seakan-akan ingin menguburnya hidup-hidup.
"Peace, Van," ucap Fadil mengangkat dua jarinya sambil menyengir. Sementara mereka semua tertawa. Lalu mereka kembali memakan makanan mereka.
Tak berlangsung lama acara makan mereka terganggu. Karena Windy datang dan langsung duduk di samping Abil. Sebenarnya niatnya mau duduk di samping Astin, namun niatnya dia urungkan saat melihat Astin duduk di tengah-tengah temannya. Mau duduk di samping Revan pun tidak bisa karena Revan berada di tengah antara Fadil dan Fauzan.
"Mau apa lo ke sini?" tanya Abil ketus. Mereka semua mengalihkan pandangan ke Windy kecuali Astin. Cewek itu tetap melanjutkan makannya tanpa mau repot menoleh ke Windy.
"Gue mau duduk. Emang salah?" tanya Windy mengangkat satu alisnya.
"Salah. Salah banget. Biasanya cewek selalu bener, tapi untuk lo selalu salah," cerocos Fadil. Entah kenapa dia selalu kesal kalau melihat wajah Windy. Wajah yang telah membuat sahabatnya patah hati untuk pertama kalinya.
"Lo pindah tempat duduk gih. Lo mau duduk di lantaipun terserah yang penting jangan di sini," sahut Fauzan.
"Emang nih sekolah punya bokap lo?"
"Ini emang punya bokap gue tapi ini pun---"
Astin menatap Fauzan sambil menggeleng. Memberi kode agar cowok itu tidak memberitahukan Windy. Fauzan yang mengertipun hanya bisa menghembuskan napas pelan.
"Nih sekolah emang bukan punya bokap gue. Tapi kita duluan yang duduk di meja ini. Jadi sekarang lo menyingkir. Enek gue liat lo," ketus Fauzan membuat Windy kesal.
"Kalau gue mau duduk di sini emang kenapa? Kalau lo semua mau makan, makan aja kali. Orang gue gak ganggu kok."
"Heh! Gue liat muka lo aja bikin napsu makan gue ilang. Gimana gue mau makan?" sahut Fikri emosi.
"Lo pindah gih," ucap Abil mengambil ancang-ancang mendorong Windy, tapi terhenti karena teriakan perempuan itu yang membuat mereka terkejut termaksud Astin yang hampir tersedak makanannya. Untung dengan cepat Revan memberikan minumannya pada cewek itu.
"GUE MAU DUDUK DI SINI!"
BRAK!
"LO KALAU MAU DUDUK AJA. GAK USAH GANGGU ACARA MAKAN GUE! LO KALAU MAU RIBUT MENDING LO KE HUTAN!" teriak Astin setelah menggebrak meja kuat sehingga membuat salah satau gelas jatuh dan pecah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nikah Muda [END]
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] ____ Astin Ananta. Seorang cewek yang bersahabat dengan lima cowok tampan. Mereka berenam yang terkenal dengan nakalnya pindah di SMA Garuda. Mereka juga suka membuat onar, belum lagi Astin yang sangat membenci ketua osis di...