61

4.8K 419 29
                                    

Revan memasuki kamar dengan membawa baskom yang sudah diisi air, tak lupa juga dengan kain.

Revan menaruh kain yang telah dibasahi di atas kening Astin membuat cewek itu sedikit terganggu dari tidurnya.

"Aku udah bilang, aku gak papa Van," ucap Astin dengan suara pelan.

"Tapi kamu pucet, Tin."

"Aku cuma lemas aja kok. Entar juga baikan."

Revan membaringkan badannya di samping Astin lalu memeluknya dengan erat.

"Jangan sakit-sakit. Aku gak suka liat kamu kaya gini," gumam Revan membuat senyum Astin terbit.

"Iya. Entar juga akunya baikan kok."

Revan mengeratkan pelukannya dan mencari posisi nyaman. Tak lama keduanya tertidur.

*****

Arin terus mengelilingi mall tanpa lelah. Sudah cukup lama dia berada di mall ini, namun belum ada sama sekali barang yang dibelinya.

"Nih mall rame tapi gue rasa sepi anjir," gumam Arin. Tak lama matanya memincing ketika melihat beberapa pemuda yang tak asing.

Semakin mendekat baru Arin menyadari kalau mereka adalah teman-teman Astin.

Arin tersenyum senang lalu berlari menghampiri kelima cowok itu.

"WOY!"

"Anjir kaget!" teriak Abil terkejut.

"Anjir, makhluk dari mana lo?" kaget Fikri sambil mengelus dadanya.

"Gak malu lo teriak di sini?" tanya Afan kesal karena beberapa orang menoleh ke arah mereka.

"Buat apa malu? Toh gue gak makan di rumah mereka," ucap Arin santai.

"Heh sukinem! Lo emang gak malu karna lo gak punya urat malu. Tapi kita yang malu karna kita masih normal."

"Ngomong apaan sih?" Arin menatap Rohan dengan tatapan bingung.

"Orang gak waras mana ngerti," gumam Rohan.

"Tadi gue ketemu Astin sama Revan," ucap Arin membuat kelima cowok itu menatapnya.

"Mereka kemana? Gue mau minta traktir nih," ucap Dandi sambil tertawa.

"Telat. Mereka udah pulang. Katanya Astin lelah, pengen istirahat."

"Yah padahal gue udah kangen sama Astin," ucap Fikri dengan nada kecewa.

"Entar kita ke rumah mereka. Sekarang mending kita makan aja, gue yang traktir," ucap Arin membuat kelima cowok itu menatapnya dengan tatapan aneh.

"Sok akrab lo anjir," ucap Afan.

"Elah banyak omong lo! Ayo buru, gue udah laper nih." Arin berjalan meninggalkan kelimanya yang sedang bingung.

"Tuh cewek kenapa anjir?" gumam Afan menggelengkan kepala.

"Udah ikut aja. Lumayan kan makanan gratis," cengir Abil lalu menarik teman-temannya mengikuti Arin.

*****

Astin bangkit dengan buru-buru sambil menutup mulutnya. Hal itu membuat Revan ikut terbangun.

"Kamu kenapa?"

Bukannya menjawab, Astin malah berlari menuju kamar mandi membuat Revan menyusulnya dengan panik.

Astin langsung memuntahkan isi perutnya membuat Revan semakin panik.

"Tin, kamu kenapa?"

Astin terus berusaha memuntahkan isi perutnya. Namun yang keluar hanya air. Astin terduduk di lantai sambil memegangi perutnya yang terasa mual.

Nikah Muda [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang