11

10.5K 793 69
                                    

"Dari mana lo?" tanya Afan yang melihat Astin memasuki kelas.

"Dari gudang."

"Ngapain lo ke sana?" tanya Dandi tanpa mengalihkan pandangan dari game online yang dia main di ponsel miliknya.

"Gue dihukum karena telat," jawab Astin sambil duduk di bangkunya.

"Yee, lo tidur kaya latihan mati aja sih," cibir Rohan.

"Bacot lo tai! Mendingan sekarang kita ke kantin. Gue laper banget nih, soalnya gak sarapan tadi."

"Ya udah yuk." Fikri berdiri dari duduknya diikuti yang lain, lalu mereka berenam menuju kantin.

Sesampainya di kantin, mereka langsung duduk di meja kosong. Suasana kantin mulai ramai karena jam istirahat beberapa menit lagi.

"Pesenin gih," suruh Astin pada Abil yang dijawab anggukan semangat oleh cowok berbadan besar itu.

"Mau pesen apa nih?"

"Gue bakso sama es teh aja," jawab Astin.

"Samain aja semua biar gak ribet," sahut Afan yang diangguki mereka semua.

"Oke." Abil segera pergi memesan makanan.

Suasana kantin yang tadinya tenang kini menjadi ricuh karena kedatangan Revan, Fadil dan Fauzan.

"Ck. Berisik banget," kesal Dandi sambil menutup telanganya dengan telapak tangan.

BRAK!!

Astin menggebrak meja kuat sehingga kantin menjadi hening dan membuat semua orang menatapnya termaksud Revan dan kedua temannya.

Astin tidak peduli semua orang yang menatapnya, cewek itu malah kembali duduk dengan wajah tanpa dosanya. Tak lama Abil datang membawa makanan di bantu oleh seorang siswa.

"Makasih yah," ucap Abil. Sementara siswa itu hanya mengangguk dan langsung pergi.

"Kenapa lo?" tanya Abil yang melihat Astin menggebrak meja.

"Gak tau tuh teriak-teriak gak jelas. Udah tau ini kantin bukan hutan," jawab Astin kesal sambil memakan baksonya.

"Mereka teriak karena kedatangan cowok ganteng." Astin memutar bola matanya malas saat mendengar suara yang sangat familiar di telinganya.

"Gantengan juga ayam dari pada lo," balas Astin santai membuat mata Revan melotot. Sementara Fadil dan Fauzan sudah menahan tawa mereka agar tak pecah.

"Enak aja lo kalau ngomong. Gini-gini gue banyak yang naksir," ucap Revan tak terima.

"Lo bangga banyak diminati kaum hawa?" tanya Astin sinis membuat Revan bungkam. "Pria sejati bukan mereka yang bangga atas berapa wanita yang mencintainya, tapi mereka yang bangga hanya mencintai satu wanita," sambung Astin.

"Tuh dengerin Van," sahut Fadil.

"Diam lo," ucap Revan.

"Anjing, mendadak bijak nih anak," bisik Dandi sambil terkekeh geli.

"Kadang bijak kadang kumat," sambung Fikri.

Nikah Muda [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang