56

6.1K 545 49
                                    

3 Tahun Kemudian...

Siapa yang tidak mengenal Revan Denandra? CEO muda dengan ketampanan yang membuat semua cewek menghayal untuk memilikinya.

Sayangnya CEO muda itu telah memiliki istri yang bisa dibilang barbar. Astin Ananta.

Setahun lalu, Astin lulus dari SMA Garuda dengan nilai yang lumayan bagus.

"Van, bangun!" teriak Astin memasuki kamar dan mendapati Revan masih tidur dengan memeluk bantal.

"Hmmm."

"Bangun gak? Satu...dua...."

"Ck. Iya nih bangun," kesal Revan sambil bangkit dari tidurnya dengan malas.

"Cepet mandi sana, kan kamu mau ke kantor. Kalau kamu malas-malasan gini kamu mau nafkahin aku gimana?" cerocos Astin sambil merapikan tempat tidur.

"Selow dong. Kan aku yang punya perusahaan. Lagian uang aku gak bakal habis kok," ucap Revan sombong membuat Astin meliriknya sinis.

"Sekali habis uang kamu, baru kaget."

"Tenang sayang. Kalau uang aku habis, kita makan cinta aja."

"Cinta dengkulmu! Sana mandi cepetan," ucap Astin.

"Iya."

"Habis itu turun yah, aku mau nyiapin sarapan dulu."

"IYA!" teriak Revan dari dalam kamar mandi.

*****

Astin meletakan nasi goreng di atas meja yang sudah tersedia roti dan selai. Saat sedang fokus tiba-tiba Revan turun dari tangga dengan memegang dasinya.

"Sayang, pasangin dasi aku dong," ujar Revan membuat Astin mengambil dasi itu dan mulai memasangkan ke leher Revan dengan telaten.

Revan meniup wajah Astin yang penuh dengan keringat. "Kamu capek yah?"

"Gak kok."

"Kalau capek bilang yah. Biar aku cari asisten rumah tangga aja," ucap Revan yang mendapat gelengan dari Astin.

"Gak usah. Aku masih bisa ngerjain sendiri, entar kalau kita punya anak aja baru kita cari biar aku fokusnya ngurus anak," ucap Astin sambil mendudukan diri di kursi diikuti Revan.

"Mau punya anak gimana? Kalau bikin aja belum," sinis Revan membuat Astin yang sedang makan langsung tersedak.

"Entar malem deh," ucap Astin. Bukannya senang, Revan malah menye-menye.

"Intir milim dih. Kamu tiap hari bilangnya gitu. Pas malemnya langsung sakit perut, sakit kepala, sakit mata, sakit hati, sakit kaki, sakit tangan. Semua alasan udah kamu coba!" ketus Revan.

"Astagfirullah udah jam tujuh, cepet makan sayang, entar telat!" heboh Astin.

"Ngalihin pembicaraan aja terus!"

"Hehehe."

*****

Revan memasuki kantornya. Banyak karyawan yang menyapanya, namun hanya dibalas dengan senyum tipis.

"Pak, bentar ada pertemuan jam 10.00," ucap sekretaris Revan yang masih muda sehingga dia termaksud salah satu cowok yang menjadi incaran.

"Bisa ditunda gak? Soalnya saya mau ketemu teman saya," ucap Revan yang mendapat anggukan dari sekretarisnya.

"Iya pak," ucap sekretaris Revan lalu berjalan meninggalkan Revan.

Revan memasuki ruanganya dan langsung duduk di hadapan tumpukan berkas-berkas.

Nikah Muda [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang