⚠JANGAN SENYUM-SENYUM!! ENTAR DIKIRA ORANG GILA.
Astin menatap rumah yang sudah dia tinggali bersama Revan dengan tatapan cemas. Melirik sekilas jam yang berada di tangannya yang menunjukan pukul 7 malam.
"Gue takut masuk anjir," gumam Astin gelisah. "Jangan sampai Revan ingat sama perjanjian tadi siang. Gak, dia gak boleh ingat."
"Woy masuk. Lo mau jadi penjaga rumah?" Astin mendongak saat mendengar suara yang sangat familiar di telinganya. Tepat di balkon kamar mereka, Revan sedang berdiri sambil menatap dirinya. Mampus lo Tin! Ayo Tin, bersikap biasa aja, seperti tidak terjadi apa-apa, oke!
Perlahan Astin memasuki rumah, berjalan menuju kamar dan langsung ke kamar mandi tanpa melirik Revan membuat cowok itu bingung.
Tak lama pintu terbuka dan nampaklah Astin dengan handuk yang melilit tubuhnya. Revan yang melihat itu menelan ludah susah payah. Bagaimana pun dia lelaki normal. Melihat paha mulus, leher jenjang dan belakang yang Astin yang sangat putih membuat hasratnya bangkit.
Ah sialan!
"Kenapa lo natap gue kaya gitu?!" tanya Astin galak.
"Cepet pakai pakaian lo."
"Katanya lo gak nafsu sama cewek modelan gue, kok sekarang lo udah kaya cacing kepanasan aja?" goda Astin mendekati Revan, tak lupa juga senyum sinis terpancar di bibirnya yang merah alami.
Sialan nih cewek, umpat Revan lalu membalikan badan membelakangi Astin.
Revan bisa merasakan Astin semakin mendekatinya. Tak lama tangan mulus Astin melingkar di pinggang Revan membuat cowok itu terkejut.
"Lepasin gue, Tin."
"Kalau gue gak mau gimana?" ucap Astin sambil memasukan tangannya ke dalan kaos Revan dan memegang perut rata cowok itu yang terdapat roti sobeknya.
Karena tidak tahan, Revan segera membalikan badannya menghadap Astin dan mencengkram pundak cewek itu kuat. Astin tercengang melihat wajah Revan yang sudah memerah.
"Van, gu-gue becada."
"Jangan salahin gue dengan apa yang terjadi selanjutnya," ucap Revan dengan suara serak.
"V-Van, gu-gue hanya be-becanda," balas Astin yang sudah gemetar, tapi tidak di pedulikan oleh Revan. Cowok itu malah, menarik kepala Astin agar mendekatinya lalu mencium bibir cewek itu dengan rakus. Tidak membiarkannya menghirup udara.
"Va-Van lepasin," ucap Astin memukul belakang Revan pelan agar membiarkan dia menghirup udara.
Karena kasihan, Revan melepaskan tautan bibir mereka membuat Astin refkelks menghirup oksiger dengan rakus.
"Bangke," maki Astin memukul kepala Revan.
"Ya lo sih, gue udah bilangin jangan godain gue," sewot Revan.
"Bilangnya gak nafsu cewek modelan gue, eh ternyata nafsu juga lo!"
"Yakan gue cowok normal."
Astin tidak mebalas, cewek itu berjalan menuju lemari untuk mengambil pakaiannya dan menggantinya di kamar mandi.
Astagfirullah, gue khilaf, batin Revan.
Tak lama Astin keluar dari kamar mandi dengan menggunakan kaos hitam polos dan celana pendek. Cewek itu berjalan menuju ranjang dan mendudukan diri di sana. Setelahnya dia membukan ponsel dan mulai bermain game online.
"Tin, lo marah?" tanya Revan tapi tidak mendapat balasan dari Astin.
"Tin, gue minta maaf dong," ucap Revan duduk di depan Astin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nikah Muda [END]
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] ____ Astin Ananta. Seorang cewek yang bersahabat dengan lima cowok tampan. Mereka berenam yang terkenal dengan nakalnya pindah di SMA Garuda. Mereka juga suka membuat onar, belum lagi Astin yang sangat membenci ketua osis di...