40

9.1K 755 187
                                    

Astin terbangun saat merasakan benda kenyal menempel di bibinya. Cewek itu menatap Revan yang tengah asik menempelkan bibirnya lalu menjauhkannya lalu menempelakannya lalu menjauhkannya lagi. Cowok itu melakukannya berulang-ulang.

"Eh udah bangun ternyata," ucap Revan sambil menyengir saat menyadari Astin sudah terbangun karena ulahnya.

"Gimana gue gak bangun kalau lo gangguin gue," balas Astin menatap Revan yang tengah mengerucutkan bibirnya.

"Awas, Van. Gue mau mandi, setelah itu kita langsung ke apartemen," ucap Astin yang langsung di balas gelengan kepala dari Revan.

"Jangan dulu, gue masih mau main."

"Main apa sih, Van?" tanya Astin bingung. Sedetik kemudia cewek itu mengerti dengan lirikan Revan yang mengarah pada bibirnya.

"Udah deh, Van. Jangan kaya anak kecil."

"Kalau gitu kita gak usah pergi," ucap Revan menjatuhkan kepalanya di atas dada Astin.

"Yaudah cepetan."

Revan langsung mengangkat kepalanya dan bersorak senang lalu melakukan kegiatan yang menganggu tidur Astin tadi.

"Udah yah, Van. Gue mau mandi setelah itu lo juga mandi," ucap Astin setelah mendorong pelan bahu Revan.

"Tapi gue belum puas," rengek Revan seperti anak kecil membuat Astin memutar bola matanya malas.

"Lo emang gak ada puas-puasya, Van."

Astin bangkit dari tempat tidur dan berjalan menuju kamar mandi meninggalkan Revan yang sudah cemberut.

Tak lama Astin keluar dari kamar mandi menggunakan handuk yang menutupi tubuhnya.

"Mandi sana," ucap Astin sambil berjalan menuju lemari.

"Iya-iya." Dengan malas Revan berjalan menuju kamar mandi.

Astin yang melihat itu menggelengkan kepala pelan. Dengan cepat Astin memakai pakaiannya lalu keluar kamar. Dia akan membuat makanan sebelum mereka ke apartemen.

****

Revan keluar dari kamar mandi dengan pakaian sudah rapi. Kaos hitam di padukan dengan celana jeans senada.

"Tin?" panggil Revan.

"Tin!" hening. Revan mulai panik. Dengan segera cowok itu berlari keluar kamar dan menuruni tangga.

"Astin!"

"Gue di dapur!"

Mendengar itu, dengan cepat Revan segera berlari menuju dapur. Saking cepatnya, tanpa sengaja Revan mengait kakinya sendiri sehingga membuat cowok itu terjatuh dengan posisi yang mengenaskan.

"Astaga, Revan!" pekik Astin.

Seolah tidak terjadi apa-apa,  Revan kembali berdiri dan langsung memeluk Astin erat.

Astin diam antara mau tertawa atau sedih melihat tingkah Revan yang semakin hari semakin aneh menurutnya.

"Lepas, Van. Nih makan dulu, gue udah masak mie instan." Astin melepaskan pelukan Revan lalu menuntun cowok itu untuk duduk di kursi.

Astin ikut mendudukan diri di sebelah Revan lalu memakan mie instan yang sudah dia buat.

"Tin, apartemennya jauh nggak?" tanya Revan sambil terus memasukan mie instan ke dalam mulutnya.

"Gak gerlalu jauh."

"Jadi kita ke sekolah gak berangkat bareng lagi?" tanya Revan menatap Astin sendu.

Nikah Muda [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang