"REVAAAANNN!!!"
Teriakan itu memenuhi diseluruh seluruh penjuru ruangan membuat Revan yang sedang tiduran di sofa terkejut bukan main. Bahkan lelaki yang baru menyandang status Ayah itu hampir saja terjatuh dari atas sofa.
"Astagfirullah," gumam Revan.
"REVAAAAANNNN!!!"
"KENAPA?!" balas Revan berteriak sambil berlari menaiki tangga memenuhi panggilan istri tercintanya.
"Kamu bukan jagain anak kamu malah keluyuran gak jelas," omel Astin yang berdecak pinggang di depan pintu kamar.
"Keluyuran gimana? Orang aku dari tadi tiduran di sofa bawah. Kamunya aja yang gak perhatiin aku," balas Revan sedikit merajuk.
"Alah ngeles aja kamu. Tadi tuh Ranvir mau jatuh dari ranjang!" kesal Astin membuat mata Revan melotot.
"Hah? Beneran?" Revan berlari memasuki kamar dan mendapati anaknya sedang berbaring di ranjang dengan tertawa layaknya bayi.
"Hih? Binirin?" ucap Astin menye-menye.
"Astagfirullah, nak...nak. Umur kamu masih satu tahun tapi udah aktif banget. Gimana nanti kalau kamu udah besar?" gumam Revan sambil berbaring di sebelah anaknya.
"Tangan kamu jangan di perut Ranvir, entar susah napas!" kesal Astin sambil memukul tangan Revan yang sedang memeluk anaknya.
"Ya Allah, aku gak ngasih berat tangan aku loh," ucap Revan.
"Aku mau ke supermarket dulu. Mau beli keperluan Ranvir."
"Mau aku anterin?"
"Gak usah. Kamu jaga Ranvir aja," balas Astin sambil berjalan menuju lemari mengambil hoodie Revan dan memakainya.
"Oke kamu hati-hati yah," ucap Revan yang diangguki Astin. Lalu perempuan itu keluar setelah mengambil kunci mobil Revan.
Revan menutup matanya dengan tangan yang memeluk Ranvir.
"Ranvir, jangan banyak gerak ah. Papa mau tidur," gumam Revan saat Ranvir terus bergerak.
"Heiss papa gak bisa tidur gara-gara kamu," dumel Revan lalu membuka matanya.
Tiba-tiba Revan berdiri dan menggendong Ranvir menuju ke lantai bawah.
"Kita buat kue sama-sama," ucap Revan sambil mengambil terigu dan bahan-bahan lainnya.
Revan mulai menuangkan tepung dengan tangan kirinya sementata tangan kanan menggendong Ranvir.
Saking asiknya membuat kue, Revan sampai tak menyadari kalau Astin sudah berdiri dibelakangnya dengan tatapan cengo.
"Astagfirullah, baru di tinggal bentar udah kacau," gumam Astin yang di dengan oleh Revan. Sontak lelaki itu berbalik badan dan menyengir.
Astin membuang napas kasar saat melihat wajah Revan dan Ranvir sudah dipenuhi tepung. Entah bagaimana mereka membuat kue hingga tepungnya sampai diwajah mereka.
"Ngapain?" tanya Astin.
"Buat kue."
"Buat kue atau ngancurin dapur?!" tanya Astin berdecak pinggang saking kesalnya.
"Buat kue lah. Nih kuenya," ucap Revan sambil menggeserkan badannya ke samping memperlihatkan kue bikininnya yang terletak dibelakang tubuhnya.
"Astagfirullah," gumam Astin sambil mengelus dadanya berusaha sabar. Bagaimana tidak, kue yang dibikin Revan hangus tak terbentuk.
Astin membalikan badan dan berjalan menuju kamarnya tanpa mengucakpan sepatah katapun membuat Revan menyengit bingung.
"Kita salah apa, Ran?" tanya Revan pada anaknya.
******
HAI HAI!!!
INI UDAH BENER-BENER SELESAI YAH.
MAKASIH UDAH BACA CERITA INI DARI AWAL🖤REVAN DENANDRA
ASTIN ANANTA
KAMU SEDANG MEMBACA
Nikah Muda [END]
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] ____ Astin Ananta. Seorang cewek yang bersahabat dengan lima cowok tampan. Mereka berenam yang terkenal dengan nakalnya pindah di SMA Garuda. Mereka juga suka membuat onar, belum lagi Astin yang sangat membenci ketua osis di...