26

9.3K 733 131
                                    

RAMEIN KOMENTAR YAH!!

KOMENTAR KALIAN ITU BIKIN AKU TAMBAH SEMANGAT.

JANGAN JADI PEMBACA GELAP OKE? EMANG KALIAN GAK TAKUT GELAP GITU? HEHE^_^

GIMANA PERASAAN KALIAN BACA CERITA INI?


Pintu kamar mandi terbuka membuat Astin yang sedang memainkan game online di atas kasur menoleh dan mendapati Revan sedang mengeringkan rambutnya menggunakan handuk kecil. Lalu cowok itu berjalan menuju lemari dan mengambil pakaian setelah itu kembali memasuki kamar mandi.

Tak lama Revan keluar dengan hoodie warna hitam dipadukan dengan celana jeans senada.

"Mau kemana lo?" tanya Astin tanpa mengalihkan pandangan dari ponsel.

"Gue izin keluar bentar yah. Gue ada janji sama Fadil dan Fauzan."

"Jam 9 udah harus pulang. Kalau lo belum pulang, lo tidur aja di luar."

"Hah? Sekarang aja udah setengah 9. Yang ada gue belum sampai tujuan udah jam 9. Gimana sih lo," kesal Revan membuat Astin cengengesa.

"Hehe gue becanda doang. Kalau lo gak pulang juga gak papa."

"Ish gak gitu juga kali. Ya udah gue pergi, pasti dua setan itu udah nungguin gue." gila gak sih, temen sendiri dikatain setan.

Revan mengulurkan tangannya dan langsung di sambut Astin. Cewek itu mencium punggung tangan Revan dan dibalas Revan mencium keningnya.

"Hati-hati Van." ujar Astin.

"Oke."

Setelah Revan pergi, Astin segera menefon Rohan.

"Ada apa, Tin?" tanya Rohan dari seberang sana.

"Han, lo ke sini dong, ajak juga yang lain. Gue mau cerita nih."

"Ya udah lo tunggu aja."

Astin mematikan telfon dan segera bergegas menuju lantai bawa menunggu teman-temannya.

*****

"Dil, ambilin gue sambel dong," pinta Fauzan.

"Kan lo punya tangan, ambil sendiri lah."

"Ya elah, ambilin napa, Dil. Noh sambelnya deket lo."

Fadil berdecak sebal. "Nyusahin aja."

"Windy kembali." ucap Revan.

Fauzan yang sedang menuangkan sambal ke mangku baksonya kaget dan tak sengaja menuangkan semua sambalnya. Fadil yang sedang meminum es teh langsung saja terbatuk-batuk.

"HAH?!"

"Windy kembali. Tadi dia nyamperin gue dan Astin."

"Serius? Terus dia bilang apa? Hati-hati jangan sampai Astin salah paham." ucap Fadil.

"Gak akan. Gue udah jelasin semua ke Astin."

"Bagus lah kalau gitu. Eh tapi, lo yakin Windy gak bertindak?" tanya Fauzan.

"Kalau menurut gue sih kayanya dia akan lakuin sesuatu deh," sambung Fadil.

Revan menatap kedua temannya secara begantian. "Eh lo berdua jangan gitu dong. Gue takut nih rumah tangga gue hancur. Gue gak mau, Astin ninggalin gue."

"Tenang. Lo kaya gak tau sifat Astin aja. Dia kan barbar, mana sanggup si Windy hadepin dia," ujar Fadil yang di angguki Fauzan.

"Lo ngomong kaya gak ada gue aja," kesal Revan karena Fadil terang-terangan mengatai istrinya barbar.

Nikah Muda [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang