02

14.1K 1.2K 60
                                    

"Lo mau ke kantin gak Cup?" tanya Astin sok akrab, seolah-olah mereka sudah kenal lama.

"Aku mau ke perpustakaan," balas Usman sambil membereskan alat tulisnya.

"Yaudah kalau gitu gue duluan ke kantin yah." Astin segera pergi ke kantin setelah mendapat anggukan dari Usman.

"Preman!" langkah Astin terhenti saat mendengar cewek yang sama mengatainya lagi.

"Lo punya masalah hidup apa sih?" tanya Astin seraya maju mendekati cewek itu.

"Lo kira nih sekolah punya bapak lo apa? Seenaknya aja langgar peraturan!" balas perempuan itu membuat Astin ingin tertawa saja.

Ini memang sekolah punya bapak gue, anjing, batin Astin.

"Dian Gladistira," ucap Astin setelah membaca name-tag cewek itu. "Ada masalah kalau gue langgar peraturan?" tanya Astin santai.

"Jangan urusin hidup orang kalau hidup lo aja berantakan." setelah mengucapkan itu Astin pergi meninggalkan Dian. Astin tidak buta, Astin bisa melihat rok Dian yang sama pendeknya seperti roknya. Bukan hanya itu, bahkan kancing seragam teratasnya dibiarkan terbuka.

"Murid baru aja belagu lo!" teriak Dian tapi tidak dihiraukan oleh Astin. Cewek itu malah terus berjalan sambil mengangkat jari tengahnya membuat Dian emosi.

***

Astin sedang berjalan di koridor yang ramai, semua orang yang berada di koridor menatapnya dengan berbagai tatapan.

"Oh ini murid baru yang belagu itu," ucap seorang cewek yang datang dari arah belakang bersama dengan Dian.

Astin tidak memperdulikannya, dia malah berjalan tanpa mau repot menoleh.

"Lo denger gak sih?" kesal cewek itu sambil menarik pundak Astin tapi langsung ditepis kasar olehnya.

"Jangan sentuh gue."

"Belagu banget lo!" ucap cewek itu lagi.

"Terus apa masalah lo?"

"Yang sopan lo sama gue. Gue ini kakak kelas lo tau gak!" ucap orang itu mulai terbawa emosi.

"Kita hanya beda tingkat. Seragam kita sama. Sifat gue tergantung sifat lo ke gue," balas Astin membuat cewek itu benar-benar emosi.

Cewek yang bernama-tag Diar Gladistira itu langsung menjambak rambut Astin kuat. "Jangan pernah cari masalah sama gue."

Dalam sekali hentakan Astin langsung melintir tangan Diar ke belakang membuat Diar meringis kesakitan.

"Lepasin gue bangsat!" ucap Diar terus memberontak untuk dilepaskan. Tapi Astin tetap Astin, prinsipnya jangan pernah menganggu jika tidak ingin diganggu.

"Lepasin Kakak gue!" Astin langsung melirik ke arah Dian.

"Oh jadi ini Kakak lo? Pantes hobinya sama. Suka urusin hidup orang padahal hidupnya sendiri gak bener."

Plak!

"Jaga ucapan lo bangsat!" Astin memegang pipinya yang terasa panas akibat tamparan yang diberikan Dian, dan otomatis tangan Diar yang dipegang oleh Astin terlepas.

Murid-murid tidak ada yang berani melerai, mereka malah menjadikan itu sebagai tontonan gratis.

Bugh!

Astin membogem Dian membuat cewek itu jatuh kelantai.

"Astogeee! Pipi lo merah," ucap Astin pura-pura panik sambil mengelus pipi Dian secara kasar.

"Bangsat lo! Berani lo pukulin adek gue," marah Diar.

"Terus lo pikir gue hanya diam gitu dia tampar gue? Sehat lo?"

Nikah Muda [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang