31

9K 725 150
                                    

Vote dan komennya jangan lupa!
Kalau nggak aku marah! Belum pernah liat kan seberapa serem pacarnya Ohm Pawat kalau lagi marah?!


Astin berjalan di koridor dengan wajah datar, rambut yang biasanya warna merah kini dia ubah kembali jadi warna biru muda, tak lupa juga bergelombang bagian bawahnya.

Tiba-tiba mata Astin menangkap sosok Windy yang berjalan berlawanan arah dengannya.

Hedeh, masih pagi gue udah di suguhin pemandangan yang bikin mata sakit, batin Astin sambil berjalan tanpa mempedulika Windy yang menatapnya tajam, setajam kulit durian. Nah gak kebayangkan tajamnya kaya gimana.

"Eh sejak kapan lo pacaran sama Revan?" tanya Windy menghadang jalan Astin.

"Bukan urusan lo," jawab Astin malas.

"Menyangkut Revan itu menjadi urusan gue!" nih si Windy pengen banget yah di sumbat mulutnya.

"Emang lo siapanya Revan ha, gue tanya?" sumpah, pengen rasanya Astin menenggelamkan Windy di rawa-rawa.

"Gue pacarnya, Revan."

"Jangan halu deh lo!" Ingin rasanya Astin tertawa karena tingkat kepercayaan diri Windy.

"Gue akan rebut Revan dari, apapun yang terjadi, milik gue akan tetap jadi milik gue," ucap Windy menekan setiap katanya.

"Dan lo pikir gue akan biarin lo rebut Revan dari gue? Gue kasih tau sama lo, Win." Astin berjalan maju mendeketi Windy.

"Gue gak akan biarin siapapun rebut milik gue," sambung Astin, lalu berjalan menabrak bahu Windy.

*****

"Muka lo kusut amat," ujar Rohan saat melihat Astin memasuki kelas.

"Kenapa lo?" tanya Afan kepo.

"Biasa, pelakor mulai aktif," jawab Astin sambil mendudukan diri di bangkunya.

"Si Windy?" Astin mengangguk membenarkan pertanyaan Abil..

"Dia kenapa?"

"Dia gak akan lepasin Revan. Dia mau berusaha rebut Revan dari gue."

"Ck. Perempuan gak tau diri," cibir Fikri emosi.

"Terus lo punya rencana?" tanya Afan yang di balas gelengan kepala dari Astin.

"Kita ikuti aja permainannya," balas Astin acuh.

*****

Revan memasuki kelas dengan keadaan mata yang sedikit bengkak membuat kedua temannya bingung.

"Van, mata lo kenapa bengkak gitu?" tanya Fadil kepo.

"Ah gak papa kok."

"Lo semalam habis nangis yah?" tebak Fauzan yang sialnya tebakannya tepat sasaran.

"Dih, siapa yang nangis. Lo pikir gue cengeng apa!" masih aja ngelak yah ni si ganteng satu.

"Terus kenapa mata lo bengkak gitu?" emang susah kalau punya temen yang keponya kaya Fadil.

"Dicium Astin semalam." Revan gak bohong loh, kan emang semalam Astin nyium dia. Wkwk.

"Gue juga pengen dicium!" ucap Fadil dramatis.

"Makanya cari pacar sana."

"Mana ada yang mau pacaran sama dia," sambung Fauzan membuat Fadil mengerucurkan bibirnya.

Tiba-tiba Windy memasuki kelas dan langsung menghampiri Revan. "Loh, Van. Mata kamu kenapa?" tanya perempuan itu, tapi tidak dijawab oleh Revan.

"Coba sini gue lihat." Windy berniat duduk di atas meja Revan, tapi langsung di dorong oleh Fuzan.

Nikah Muda [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang