Saat ini Revan dan Astin sedang berada di ruang tamu dengan posisi Astin berbaring di sofa dan Revan terlentang di karpet.
"Van, gue laper banget nih," ucap Astin sambil memegang perutnya.
"Gue juga laper banget. Lo masak gih," perintah Revan.
"Gue belum bisa masak."
"Ha? Lo gak bisa masak? Lo perempuan jadi-jadian yah?"
Astin sontak melempari Revan dengan bantal. "Heh monyet! Gue bilang belum bisa masak bukan gak bisa masak. Entar baru gue belajar masak biar bisa."
"Yeh santai dong, kudanil! Gak usah main lempar segala."
"Ya lo sih bikin gue emosi aja tau nggak," kesal Astin.
"Iya iya maaf. Eh Tin, gimana kalau besok sehabis pulang sekolah, kita ke rumah Bunda? Lo belajar masak deh sama Bunda," ucap Revan sambil merubah posisinya menjadi duduk.
"Boleh juga," jawab Astin semangat. "Tapi malam ini kita makan apa?"
"Makan batu aja."
"Gue serius bangke!"
"Kita makan di kafe dekat sini aja yuk," ajak Revan membuat Astin mengangguk semangat.
"Ya udah ayo cepat, gue udah laper banget nih."
Revan dan Astin segera keluar rumah dan berlari menuju kafe dekat rumah mereka tanpa mengganti pakaian yang sedang mereka gunakan.
"Nah sana tempat kosong," heboh Revan menuju tempat yang kosong diikuti Astin. Lalu mereka berdua memesan makanan sangat banyak sehingga membuat waiter tersebut melongo. Tapi tetap mengambil pesanan mereka.
"Ini pesanannya Mas, Mba," ucap waiter tersebut menaruh makanan di atas meja lalu pergi.
"Ih sumpah gue laper banget." belum sempat Astin memakan makanannya, Revan sudah menghentikan pergerakan cewek itu.
"Apaan sih lo?" kesal Astin.
"Ada Dian," ucap Revan sambil menatap Dian yang tak jauh dari mereka duduk.
"Ya terus kalau ada dia kenapa?"
"Entar dia curiga goblok! Emang lo mau status kita terbongkar ha?!"
"Yah gak mau lah! Gila lo."
"Makanya itu. Eh dia noleh-noleh di sini," heboh Revan membuat Astin panik.
"Eh gimana nih? Gimana?"
"Lo ngepet "
"Apaan ngepet. Ngumpet goblok!"
"Nah itu maksud gue. Udah cepetan. Tuh dia mau menuju ke sini! Cepet Astin."
"Sabar kali. Ah ribet banget anjing," kesal Astin lalu berlari menjahui Revan dan bersembunyi di dekat tembok sambil mendengar pembicaraan Revan dan Dian.
"Hai, Van."
"Eh hai juga."
"Lo tadi sama siapa? Tadi kaya gue liat cewek duduk di sini?" tanya Dian.
"Gu-gue juga gak kenal. Dia hanya nanyain nama gue tadi," jawab Revan sedikit gugup.
"Lo pesen makanan sebanyak ini untuk lo sendiri?"
"Iya soalnya gue laper banget."
"Oh gitu. Gue boleh duduk gak?"
Idih, gatel banget sama laki orang, batin Astin sambil memperhatikan gerak gerik keduanya.
"JANGAN!! Eh maksud gue jangan duduk di sini, soalnya gue gak biasa kalau makan diliatin sama cewek. Apalagi ceweknya cantik." Revan mengumpat dalam hati setelah mengucapkan itu. Dia sangat merasa geli mendengar perkatanya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nikah Muda [END]
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] ____ Astin Ananta. Seorang cewek yang bersahabat dengan lima cowok tampan. Mereka berenam yang terkenal dengan nakalnya pindah di SMA Garuda. Mereka juga suka membuat onar, belum lagi Astin yang sangat membenci ketua osis di...