"Revan bangun," ucap Astin sambil menepuk lengan Revan pelan.
"Lima menit lagi," ucap Revan dengan mata masih tertutup.
"Bangun ih. Aku udah siapin sarapan loh. Sana cepetan mandi." Astin menarik tangan Revan agar cowok itu bangun.
"Iya nih mau mandi."
"Yaudah aku tunggu di bawah yah," ucap Astin lalu keluar kamar. Setelah itu, Revan baru berdiri dan mengumpulkan pakaiannya yang dia buang semalam dilantai lalu cowok itu segera ke kamar mandi.
*****
Astin yang sedang memasak dikejutkan dengan sebuah tangan yang tiba-tiba melingkar di pinggangnya.
"Van ih. Bikin kaget aja!"
"Hehehe maaf," ucap Revan sambil menyengir menunjukan giginya yang putih.
"Gak usah nyengir. Sana duduk, biar aku siapin sarapannya," ucap Astin.
"Siap big boss," ucap Revan sambil memberi tanda hormat membuat Astin tertawa.
Astin menyiapkan makanan di atas meja, lalu mereka berdua makan dengan tenang.
Setelah makan, Revan mengajak Astin untuk bersantai di ruang keluarga. Astinpun setuju dan berjalan ke ruang keluarga lalu membanting dirinya di sofa membuat Revan kesal.
"Jangan kasar, loh. Kan bisa kamu duduk dengan anggun," tegur Revan membuat Astin memutar bola mata malas.
"Jangan lebay deh, Van."
"Bukan gitu. Kalau dia kenapa-napa gimana?"
Astin mengangkat satu alisnya tidak mengerti dengan ucapan Revan. "Dia? Siapa?"
Tangan Revan terangkat mengelus perut rata Astin lalu mendekatkan wajahnya.
"Emang mama kamu gak ada lembut-lembutnya. Jadi kamu harus sabar yah?"
Astin menatap Revan ngeri. Bisa-bisanya cowok itu berbicara seolah-oleh Astin sedang hamil.
"Anak Papa gak papa kan?"
"Inik Pipi gik pipi kin? Heh, jangan banyak halu, deh Van. Sifat kamu yang kaya gini bikin akut takut," omel Astin membuat Revan menatapnya.
"Ck. Kamu mah, rusakin suasana aja. Orang aku lagi bikin diri aku seneng," ucap Revan cemberut sambil membaringkan tubuhnya dengan paha Astin sebagai bantal.
"Iya-iya maaf," ucap Astin. Tangannya terangkat mengelus rambut Revan lembut membuat cowok itu nyaman.
"Makasih yah," ucap Revan tiba-tiba.
"Makasih buat apa?"
"Semalam," jawab Revan membuat Astin tersenyum malu.
"Iya. Oh yah, Van. Kan hari ini hari minggu, aku mau izin mau ngumpul sama temen-temen. Boleh gak?"
"Boleh sih. Tapi jangan kemalaman pulangnya."
"Siap kapten!"
"Oh yah, kalau ada yang ngomongin kamu, jangan di dengerin biar gak ada masalah," ucap Revan membuat Astin menyengir.
"Jangan nyengar-nyengir. Aku gak mau yah, kaya minggu lalu. Kalau kamu kenapa-napa gimana?" Revan ingat betul kejadian minggu lalu yang membuat dirinya panik setengah mati. Saat itu, Astin sedang berkumpul sama kelima temannya. Tak sengaja Astin mendengar ada seorang cewek yang mengatainya gampangan. Karena tidak terima, Astin berdiri dan langsung menjambak rambut cewek itu kuat. Tak tinggal diam, cewek itu membalas menjambak rambut Astin membuat mereka jadi tontonan.
Kelima teman Astin langsung memisahkan mereka berdua. Setelah itu mereka mengantar Astin pulang dan menceritakan kejadian itu pada Revan.
"Iya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Nikah Muda [END]
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] ____ Astin Ananta. Seorang cewek yang bersahabat dengan lima cowok tampan. Mereka berenam yang terkenal dengan nakalnya pindah di SMA Garuda. Mereka juga suka membuat onar, belum lagi Astin yang sangat membenci ketua osis di...