06

12.2K 976 63
                                    

Suara deru motor yang digas habis-habisan itu memenuhi jalanan yang sepi namun ramai dipenuhi oleh orang-orang yang akan menonton balapan. Terdengar suara teriakan-teriakan remaja untuk menyemangati dua orang yang sedang duduk di atas motornya. Seorang perempuan berbaju ketat berdiri di depan dua motor itu.

"Satu, dua, tiga!" teriak perempuan itu, lalu menjatuhkan sebuah kain.

Baru saja kain tersebut mengenai aspal, dua pengendara itu melajukan motornya dengan sangat gila.

Astin Ananta. Cewek itu sedang fokus ke jalanan yang ada di depannya. Mata tajam Astin melirik lawannya yang ingin menjatuhkannya membuat Astin harus sedikit menjauhkan motornya.

Astin menarik gas dengan brutal, tidak peduli suara motornya yang bisa saja menulikan pendengaran. Sementara lawannya sudah tertinggal jauh di belakang. Teriakan dari orang-orang dan teman-temannya membuat dia tambah semangat. Cewek itu semakin memacu motor ninjanya lebih kencang.

Afan, Abil, Fikri, Dandi dan Rohan berteriak saat Astin sudah sampai di garis finish dengan selamat.

"Menang lagi lo!" girang Afan sambil meloncat tinggi-tinggi.

"Gue gak raguin lagi kemampuan lo," ucap Fikri.

"Siapa dulu dong."

"ASTIN GITU LOH!" teriak mereka semua semangat lalu saling bertepuk tangan. Memang sungguh indah persahabatan mereka berenam ini.

Tak lama ninja biru sudah berada di samping motor Astin. Sang pengendara itu mengepalkan tangannya kuat-kuat. Lagi-lagi dia kalah melawan seseorang yang dia belum tau siapa. Karena memang Astin tidak pernah membuka helmnya jika di arena balap.

"Lagi-lagi lo kalah," ucap Rohan meremehkan membuat cowok itu marah.

"Hanya keberuntungan aja," jawab cowok yang bernama Reza. Lalu dia melempar amplop tebal dan langsung di tangkap sempurna oleh Afan.

"Lo udah kalah berkali-kali dan lo bilang itu hanya keberuntungan doang? Eh lo sekolah ulang dari SD aja deh," ucap Dandi membuat mereka semua tertawa. Tak terkecuali Reza yang sudah mengepalkan tangannya kuat-kuat.

"Sialan," desis Reza. Tatapannya jatuh kepada Astin yang juga ikut tertawa bersama teman-temannya. Karena emosi, Reza langsung menendang punggung Astin.

"Anjing!" umpat Astin lalu turun dari motor.

"Lo kalau kalah-kalah aja!" ucap Astin emosi.

"Bacot lo!" Lagi-lagi Reza ingin menendang Astin tapi langsung di tangkis oleh cewek itu.

Astin membuka helmnya sehingga rambut birunya tergerai. Sementara semua orang menatap tidak percaya bahwa ternyata orang yang sering memenangkan balapan itu adalah seorang perempuan.

"Woy! punya nyawa berapa lo berani nyentuh dia?" Abil maju mencengkram baju Reza.

"Banci lo? Kalau kalah terima aja! Gak usah bikin ulah," ucap Fikri membuat Reza malu sendiri. Lalu cowok itu menaiki motornya dan pergi begitu saja.

"Lo gak papa?" tanya Abil.

"Santai gue gak papa kok," jawab Astin sambil kembali menaiki motornya. "Uang itu di tabungan aja dulu," sambungnya. Memang mereka berenam mempunyai tabungan bersama yang jumlahnya lumayan banyak. Jadi, jika mendesak, mereka akan memakai uang itu.

"Ya udah yuk balik," ajak Astin. Lalu kelima cowok itu segera menaiki motor ninja mereka masing-masing dan melajukannya meninggalkan arena balap.

****

Astin dan kelima temannya sedang berjalan di koridor yang sepi karena jam pelajaran sudah di mulai beberapa menit yang lalu.

"Eh Bu Mila weh," ucap Fikri tiba-tiba saat Bu Mila sedang berjalan di koridor untuk berkeliling sekolah mencari murid yang belum memasuki kelas.

Nikah Muda [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang