Vote dan ramein komentar!!!
Asal kota kalian?
Astin membuka matanya perlahan dan mendapati Revan sedang memeluknya erat. Cewek itu tersenyum saat melihat wajah damai Revan yang sedang tertidur.
Perlahan Astin menyingkirkan tangan Revan yang berada di atas perutnya lalu turun dari ranjang dengan pelan agar Revan tidak terbangun.
Astin berjalan menuju dapur. Beruntung kulkas sudah diisi penuh, sehingga Astin bisa memasak untuk makan malam.
Setelah berkutat di dapur dengan waktu yang cukup lama, kini makakan yang Astin masak sudah tersedia di atas meja.
"Capek juga," gumam Astin. Setelah itu berjalan memasuki kamar untuk membangunkan Revan.
Saat tiba di kamar, ponsel Astin yang ada di atas nakas berdering.
"Hall---"
"Apa?" tanya Astin membuat Abil berdecak sebal di seberang sana.
"Lo dimana?"
"Di apartemen."
"Oke. Gue sama yang lain mau ke sana."
"Gue gak terima tamu."
"Jahat lo kampret!" kesal Abil.
"Gak peduli."
"Gue bawain permen karet deh."
"Cepetan datang. Gue tunggu." Setelah mengucapkan itu, Astin memutuskan sambungan telefon secara sepihak.
Kini Astin berdiri di samping ranjang sambil menggoyangkan lengkan Revan pelan. "Van, bangun."
"Hmm." Bukannya bangun, Revan malah membelakangi Astin seraya memeluk bantal guling erat.
"Van, bangun," ucap Astin kesal. Revan masih diam tak bergeming.
"Van, bangun gak lo? Gue tendang nih!" Revan masih diam membuat Astin semakin kesal.
"Tidur aja lo, gak usah bangun lagi!"
"Mati dong?" tanya Revan dengan mata masih tertutup rapat.
"Itu lo tau."
"Emang lo mau jadi janda?"
"Lo mati gue tinggal nikah lagi, susah amat." seketika Revan terbangun dan menatap tajam Astin.
"Apa mau marah?!" Astin berdecak pinggang menatap Revan tak kalah tajam.
"Yaudah nikah aja sana," ketus Revan kembali membaringkan tubuhnya membelakangi Astin.
"Cih baperan. Cepet bangun, Van. Gue udah masakin makanan tuh," ucap Astin lalu berjalan. Saat tiba di pintu kamar, Astin membalikan badan menatap Revan yang masih membelakanginya. Cewek itu menghembuskan napas pelan setelah itu keluar kamar.
Astin mendudukan diri di kursi sambil memainkan ponsel guna mengusir rasa bosannya.
Mendengar suara lanagkah, Astin mendongak mendapati Revan tengah berjalan menghentak-hentakan kakinya dengan bibir yang di majukan.
"Kenapa lo?" tanya Astin bingung.
"Gue marah."
"Dih?"
"Habisnya lo mau nikah lagi," ucap Revan seraya duduk kursi sebelas Astin.
"Gue bercanda doang."
"Jahat lo. Terus kenapa lo tinggalin gue di kamar?"
"Tadikan gue udan manggil lo, tapi lo-nya aja yang gak mau."
"Ye lo bujuk gue kek!"
"Cih kaya anak cewek lo," cibir Astin memutar bola mata malas. "Nih makan." Astin menyerahkan piring yang sudah dia sediakan untuk Revan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nikah Muda [END]
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] ____ Astin Ananta. Seorang cewek yang bersahabat dengan lima cowok tampan. Mereka berenam yang terkenal dengan nakalnya pindah di SMA Garuda. Mereka juga suka membuat onar, belum lagi Astin yang sangat membenci ketua osis di...