Udah pencet bintang? Kuy kuy vote dulu 😉❤️
*****
Aku merenggangkan otot tubuhku. Menyingkirkan kaki Mas Hardi yang membelit kakiku dan tangan Mas Hardi memeluk pinggangku. Hari Minggu, aku tidak tahu apa yang harus kami lakukan.
Aku mengambil acak kaos Mas Hardi. Aku lebih suka menggunakan kaos Mas Hardi sekarang. Jika Mas Hardi tidur tampa kaos atau dada telanjang, aku lebih suka tidur menggunakan kaos kebesaran, sesekali tanktop. Kali ini aku memakai tanktop.
Aku turun ke lantai bawah, pergi ke kamar Lisa untuk membangunkan anak itu. Aku membuka pintu kamar Lisa, kamar bernuansa merah jambu, boneka kuda poni dan meja belajar barbie mendominasi isi kamar Lisa.
Aku duduk di kasur Lisa. Mengusap kepala Lisa. "Sayang, bangun yuk. Udah jam lima sore."
Lisa menggeliat kecil. Memeluk boneka beruangnya dan membalik badan menghadapku. Aku mencium kedua matanya. Perlahan mata Lisa terbuka.
"Mama, Lisa mau minum." aku mengambil tempat minum bergambar salah satu putri disney milik Lisa.
"Hari ini pergi ke mall mau?" aku kemarin membeli tiga buah tiket nonton film disney. Aku tidak perduli Mas Hardi mau pergi bersama kami atau menolak. Kalau nanti dia menolak, aku tidak mau dipeluk olehnya.
"Mau!" Lisa duduk di tempat tidurnya. Wajahnya sumringah, ia beberapa kali mengucek matanya lalu menunjuk pipinya. "Kiss buat Lisa?"
Aku mencium pipi Lisa dan dia balas menciumku. Dia turun dari tempat tidurnya, masuk ke dalam walk in closet, banyak gaun anak-anak. Sepatu princess juga tak absen dari ruangan itu.
Aku kadang malas berjalan di rumah Mas Hardi. Rumahnya tidak seperti rumah Ayah, rumah Ayah saja sudah sangat besar untukku. Rumah Mas Hardi berbeda dengan Ayah, rumah suamiku seharusnya bisa dibuat menjadi 3 rumah seperti rumah Ayah. Tapi Mas Hardi tidak menginginkan hanya satu rumah, jadi 3 rumah ia gabung.
Kalau mager, aku mengelilingi rumah menggunakan skuter listrik yang dibelikan Mas Hardi atas permintaanku.
"Lisa mandi. Mama mau siapin baju."
"Oke Ma." Lisa mengambil bathrobe bergambar Olaf. Ia pergi ke kamar mandi. Sedangkan aku menyiapkan baju yang akan dipakai Lisa. Aku membawa jaket untuk berjaga-jaga jika Lisa kedinginan.
Tugasku selesai menyiapkan baju Lisa. Sekarang aku membangunkan kebo berbulu di kamarku. Malas harus naik tangga, kakiku berbelok ke lift samping kamar Lisa. Lebih baik menggunakan lift daripada capek-capek menaiki tangga.
Aku berhenti di lantai dua. Keluar dari lift lalu melangkah ke kamar. Mas Hardi masih nyenyak tertidur sambil memeluk guling.
Aku menggoyangkan tubuh Mas Hardi. "BANGUUNN!!" teriakku di samping wajahnya. "MAS HARDI! HALO HALO SUAMINYA LARAS!"
Mata Mas Hardi terbuka, ia menoleh kesal padaku. Ia menarik tanganku hingga aku terjatuh di depan dada telanjangnya.
Mas Hardi memeluk pinggangku. "Afternoon kiss?"
Aku menggeleng. "Gak ada afternoon kiss. Mas bau jigong." balasku berbohong. Mana ada Mas Hardi bau jigong, napasnya berbau mint itu menyegarkan hidung. "Belum mandi lagi."
Aku berusaha melepas pelukan Mas Hardi. Pria itu memelukku sangat kencang hingga aku merasa tulangku akan patah.
"Afternoon kiss atau tidak pergi kemanapun sama sekali."
Tanganku meraup wajahnya, lalu bibirku mencium pipinya. "Udah, sekarang mandi. Ini udah sore, aku mau nonton film sama Lisa. Mau ikut?"
"Kamu dengan Lisa saja. Mas gak suka lihat film kartun."
KAMU SEDANG MEMBACA
D U D A [END]
Romance[Sebelum membaca follow akun ini dulu] Margaretha Larasati. Dia bukan tipe gadis yang sangat rajin. Bukan gadis yang pintar memasak seperti kedua sahabatnya. Namun Laras adalah gadis yang paling santuy. Laras tidak suka kehidupannya diurusi oleh...