e m p a t p u l u h t u j u h 🎐

52.8K 4.3K 420
                                    

"Semua gara-gara lo!" wanita di balik hoodie itu tiba-tiba menyerangku. Wajahnya tertutupi masker, secara keseluruhan wajahnya hampir tak terlihat.

"Lo siapa ya?"

"Gue dihujat orang-orang karena lo. Bitch sialan!"

Bentakannya mengundang orang-orang di sekitar kami menoleh. "Renata. Gimana vidio lo?" aku tertawa bahagia. "Laris manis?"

Renata menjambak rambutku, perhatian di pusat perbelanjaan semakin mengarah ke kami. Terlihat sekali aku yang terbully olehnya.

Aku membuka masker dan penutup kepalanya. Dia terkejut tapi sebelum menjauh aku meremas keras tangannya di rambutku agar tidak beranjak dari tempatnya

"Akhh sakit rambut gue Renata." aku berteriak pura-pura kesakitan. Akibat ulahku, orang-orang memandang iba padaku. Kebanyakan orang merekam adegan pembulian Renata.

"Gue ada salah apa sama lo Ren?" aku meneteskan air mata palsu. "Lo udah goda suami gue, lo udah bikin gue hampir mati dan lo udah menghasut Mas Hardi buat benci sama gue. Padahal gue selalu mau bersikap baik sama lo."

Wajah Renata memerah malu. Tatapan benci dari semua wanita mengarah padanya. Empat Ibu-ibu menarik tangan Renata menjauh dariku.

Plak!

"Dasar wanita kurang ajar!" mereka menampar pipi Renata keras. "Setelah berlaku kasar kepada anak Kakak ini, kamu juga mau melukai dia!"

Satu Ibu-ibu berhijab biru memeluk tubuhku yang masih menangis. Dia menenangkan aku sambil membelai rambutku.

Bagaimana aktingku? Tolong beri rate.

Ibu berambut hitam menahan tangan Renata yang ingin pergi. "Kamu menggoda semua laki-laki bersuami demi uang kan?!" sorakan penuh kebencian pengunjung pusat perbelanjaan ini saling bersahutan. "Tidak tau malu! Wanita matre! Murahan! Jalang!"

"Jalang terlalu elegan Bu. Dia itu lonte!" anak muda berponsel apel tergigit yang merekam kejadian ini andil mengambil suara.

Entah tangannya atau hati yang kesakitan. Renata sudah menangis segukan, ayo Renata banggakan lagi profesimu sebagai artis terkenal di Indonesia. Sekarang dia malah mati kutu.

"Huuu!"

"Wanita pembawa sial!"

"Perebut suami orang!"

"Awas Mbak dadanya kempes! Saking sering di remes sama banyak laki-laki!"

"Dada gede sebelah aja bangga! Huuu!"

"RENATA LO KALAU HAMIL NAMA BAPAK ANAK LO BRAM YA?!" perempuan paling belakang yang menyaksikan pertunjukan ini biacara. "KAN BRAME-BRAME!"

"HAHAHAHA!"

Hinaan demi hinaan di dapat Renata. Aku sedikit iba, coba saja dia tidak berencana membunuhku. Aku pasti membelanya. Berhubung dia menyakiti aku dan Lisa. Aku diam ketika orang-orang terus memberikan kalimat hujatan. Yeah, warga Indonesia jangan diragukan mulut pedasnya.

Aku maju, menyentuh tangan Ibu-ibu yang mencekal tangan Renata kuat sampai bekas kemerahan. "Sudah Bu. Biarkan dia pulang, kasihan."

"Kak Laras masih sempat-sempatnya kasihan dengan perempuan ini?!" dia memekik. "Dia wanita jahat Kak."

Aku tersenyum menenangkan. Cukup sampai sini saja Renata dipermalukan, aku kasihan padanya.

"Tidak apa-apa Bu. Lepaskan Renata."

Sebelum benar-benar melepaskan Renata. Ibu rambut hitam itu menjabak kuat rambut Renata, seperti yang Renata lakukan kepadaku.

"Lonte! Jauh-jauh kamu dari Kak Laras!"

D U D A  [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang