t i g a p u l u h t i g a 🌻

65.8K 5.2K 221
                                    

WARNING! MATURE CONTENT!

Yang kangen Laras-Hardi. Mana tangannya? 🙋‍♀️🙋‍♂️

Terinspirasi dari film Fifty shade darker.

*****

Kami bertiga mendarat dengan selamat di bandara Internasional Adisucipto. Cuaca cerah, tidak ada tanda-tanda hujan turun dari aku berangkat hingga sudah menampakkan diri di Jogja.

KENTANK GLOW UP (3)

Laras
Gue udah di bandara

Sita
Serius lo?
Laki gue belum bangun

Elle
Sita habis main gobak sodok
Ngeronde sampai jam berapa tu?

Sita
Mulai jam 11 malam selesai set3 pagi

Elle
Gud 👍
Lanjutkan bakatmu

Laras
Gue naik taksi aja

Sita
Maap ye Ras

Laras
😒😒😒


Aku menatap suami dan anakku. Lisa digendongan Mas Hardi tertawa mendengar bisikan Papanya. Aku melangkah menghampiri mereka.

"Mas kita naik taksi. Sita gak bisa jemput." dia mengangguk, aku memesan taksi online menuju rumah Sita.

Taksi online pesananku sudah sampai. Kami duduk di bangku belakang bertiga, awalnya Mas Hardi ingin duduk bersebelahan dengan supir. Namun Lisa rewel tidak mau duduk depan. Akhirnya aku mengajukan diri, tapi lagi-lagi Lisa tak memperbolehkan aku duduk di depan.

Pak Supir yang paham keinginan anakku, menyuruh aku dan Mas Hardi menemani Lisa di belakang.

"Kak Kevin tau Lisa mau ke sana?" tanyaku pada Lisa. Dia menyadarkan kepalanya di dada Mas Hardi.

"Kata Tante Sita, Kak Kevin belum tau."

"Biar surprise ya Sayang."

Lisa mengangguk-angguk kepala. Aku menjepit kedua pipinya hingga bibirnya maju beberapa centi. Anakku lucu sekali, aku tak pernah bosan memandang wajahnya.

"Lisa kiss Mama." aku menunjuk-nunjuk pipiku. Sebelum Lisa mengecup pipiku, Papanya mendahului anak itu. Aku melotot tak suka. "Lisa bukan Bapaknya!"

"Sama saja." balasnya acuh.

Aku mencondongkan pipiku pada Lisa, dengan semangat 45 Lisa mencium pipiku. Aku balas mencium bibir mungil Lisa.

"Anak lucu ini anaknya siapa?" aku mencubit hidung Lisa.

"Mama Laras!"

"Papanya siapa?" tanya Mas Hardi menanggapi.

"Papa Hardi!"

Aku terkekeh,menyandarkan kepalaku ke bahu Mas Hardi. Sesekali menoel-noel pipi lembut Lisa. Aku ikut bernyanyi ketika anak itu bergumam lagu anak-anak yang diajarkan guru di sekolahnya.

D U D A  [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang