Lira story

39.8K 1.9K 64
                                    

Ada yang ingat Lira-Adit?
Adit temennya Hardi.

Karena cerita Lisa-Kevin udah lebih dari 30 bab. Makanya aku mau publish cerita Lira-Adit.

*******

"Happy birthday Sayang." suara telefon dari seberang sana membuat Lira mengulum senyum. Jan dua belas tepat Yudis menelfonnya, memberi gadis itu ucapan selamat ulang tahun.

"Makasih. Kamu besok datang ya, aku udah siapin makanan khusus buat kamu."

"Kamu sehat selalu supaya kita bisa terus sama-sama sampai tua. Aku mau kita hidup bareng-bareng."

Lira menatap jemari lentiknya yang tersemat cicin dari Yudis. "Iya Sayang."

"Kamu mau hadiah apa?"

"Mau kamu dateng ke pesta ulang tahun aku. Itu udah lebih dari cukup buat aku."

"Boneka teddy bear seperti biasa?"

"Mau." Lira tersenyum malu-malu. Dia menggosok pipinya yang bersemu merah.

"Tunggu besok ya Sayang. Selepas aku meeting aku langsung ke rumah kamu." balas Yudis lembut. "Sekarang kamu tidur, biar besok nggak kecapekan."

"Iya," Lira memutus panggilannya dengan Yudis, dia merebahkan tubuhnya di kasur lalu tersenyum mengingat percakapannya dengan Yudis beberapa saat lalu.

Lira mengadakan pesta di taman rumahnya. Hal ini karena usulan langsung dari Laras—orang yang dianggap kakak iparnya, keinginan pertama setelah pengumuman kehamilannya. Sebagai suami yang terkenal mencintai istrinya, Hardi langsung mengabulkan permintaan Laras. Dia membuat pesta ulang tahun untuk Lira.

Ponsel Lira kembali bergetar, senyumnya semakin melebar. Dia menerima panggilan tersebut tanpa menatap yang menelfonnya terlebih dahulu.

"Yudis, katanya tadi—"

"Gue Adit, Baby Girl."

Wajah Lira berubah masam. Dia meremas ponselnya. "Mau apa Kakak telfon aku?!"

"Gue mau bilang selamat ulang tahun buat lo. Makin tua aja, pasti udah ada keriput. Udah jelek jadi tambah jelek muka lo."

"Ngeselin banget, aku tutup telfonnya."

"Jangan. Lo gak mau tau kado yang gue kasih ke lo?"

"Paling juga Yupi."

"Uang gue banyak. Ya kali gue kasih Yupi."

"Kakak buang-buang waktu telfon aku malam-malam gini. Kasihan tuh jalangnya Kakak baru nungging di kasur." sindir Lira. Dia mengibaskan rambut di wajahnya.

"Gue gak nyewa jalang."

"Ya udah kalau gitu berarti nyewa lonte."

Adit selalu bersikap semena-mena pada Lira. Mengganggu di malam hari atau datang ke kantornya di jam makan siang. Sungguh sangat menganggu.

"Gue kado lo Lamborghini Veneno Roadster, mobil mahal. Lo mana mampu beli."

Nyenyenye. Bacot. Lira mencibir dalam hati. "Mini Cooper punyaku lebih mahal." sahutnya masih dengan nada suara kurang bersahabat.

D U D A  [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang