Mulai sekarang aku update 3 hari sekali.
*****
"Five, six, seven, eight. Ulang sekali lagi." aku memperagakan gerakan dance yang semasa SMA sering kami peragakan saat ada event sekolah.
Aku menyalakan lagu setelah teman-temanku menghafal seluruh gerakan. Memang awalnya mereka kaku namun lama-lama tubuh mereka mulai luwes mengikuti alunan musik.
Musik sudah berhenti berputar. Aku dan teman-temanku bertepuk tangan lalu duduk dengan kaki selonjor. Kami mengambil minum di tas.
"Badan lo masih bagus Ras, rahasianya apa?" tanya Dania. Badan Dania memang sedikit berubah, bagian dada dan bongkahan pantatnya bertambah montok. Selebihnya tidak ada perubahan.
"Olahraga." jawabku enteng.
"Oh ya Ras. Lo jangan lupa nari salsa. Anak-anak pada mau lo salsa sama Kak Reza jadi pasangan salsa karena kalian kan dulu sempet jadi penari salsa terfavorit satu sekolahan." ucap Tere mengingatkan.
"Ganti pasangan boleh gak sih?"
"Lo udah ada suami ya?" tanya Sila.
"Udah. Makanya gue mau ijin sama suami gue."
"Suami lo aja jadi pasangan salsa waktu reunian besok." saran Dania. Aku mengangguk, tidak terlalu buruk. Aku akan meminta Mas Hardi menjadi pasangan menari salsa dua minggu lagi.
"Nanti gue coba." jawabku.
"Hari ini latihannya cuma itu aja?" tanya Tere. Dia bersiap mau pulang.
"Ya. Sampai ketemu besok." aku melambaikan tanganku pada ketiga temanku, mereka mulai keluar meninggalkanku sendirian.
Aku mengambil ponselku, aku akan menghubungi Mas Hardi. Meminta suamiku itu untuk menjemputku di sini.
"Mas bisa jemput aku?"
"Maaf Laras. Kamu di jemput Parjo saja, Mas sebentar lagi mengadakan rapat penting. Pekerjaan Mas juga sudah menunggu."
"Ya udah. Maaf ganggu."
Mas Hardi memutus sambungan telefon tanpa mengucapkan kalimat lebih lanjut. Aku menghela napas panjang. Padahal tadi Mas Hardi sudah berjanji akan makan bersamaku. Tapi sepertinya dia lupa dengan janjinya.
Selagi aku menunggu Pak Parjo, kata pria itu dia akan tiba satu jam lagi. Aku memilih mencoba alat gym yang kebetulan satu tempat dengan tempatku latihan dance.
Ketika aku sedang membawa botol minum, ada seorang wanita yang sengaja menabrak pundakku.
"Ups. Sorry."
"Ada masalah apa gue sama lo?" tanyaku to the point. Aku pernah melihat wanita ini, dia hadir di acara ulang tahun pernikahan Pak Ferdi dulu.
"Gue Renata."
"Gak tanya."
Aku ingat, Mas Hardi bercerita jika wanita itu yang memanas-manasi Mas Hardi. Dasar kompor, dada palsunya itu membusung apalagi caranya berjalan yang ketara jelas memamerkan asetnya.
Wajahnya memerah menahan amarah. "Lo gak sopan."
"Emang lo siapa? Bukan siapa-siapa gue juga."
"Ini perempuan yang dinikahi Hardi. Dia salah pilih."
"Daripada lo, nanti cuma jadi beban hidup."
Matanya mendelik padaku. "Maksudnya?"
"Masa tua lo nanti berpotensi bakalan kena kanker payudara, belum lagi segala macam kimia yang lo semprot ke badan lo." aku mengelap keringatku dengan handuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
D U D A [END]
Romance[Sebelum membaca follow akun ini dulu] Margaretha Larasati. Dia bukan tipe gadis yang sangat rajin. Bukan gadis yang pintar memasak seperti kedua sahabatnya. Namun Laras adalah gadis yang paling santuy. Laras tidak suka kehidupannya diurusi oleh...