"Erwin, kenapa kau tidak menikah?" tanya Ata tiba-tiba. Membuat Erwin tersadar dari nostalgia.
"Eh-?"
Erwin bingung dengan pertanyaan Ata yang tiba-tiba dan menatapnya. Dia jadi ragu dengan pendengarannya sendiri sekarang. Apa Ata benar-benar menanyakan hal itu? Atau hanya Erwin yang salah mendengarnya?
"Kenapa kau tidak menikah?". Akhirnya Ata mengulang pertanyaannya.
"Karena aku nyaman seperti ini. Lagipula aku tidak yakin kau akan senang, jika ada wanita yang lebih dekat denganku selain kau," jawab Erwin tersenyum.
"Kau benar. Apa sebaiknya aku begitu saja ya?" gumam Ata pelan.
"Maksudmu?" tanya Erwin bingung.
"Sepertinya aku juga tidak menikah, sepertimu dan Paman Niel. Lagipula tidak ada yang menyayangiku seperti kau," jelas Ata dengan nada datar.
'Mungkin Levi bisa menangis jika mendengar ini,' batin Erwin tertawa miris.
"Kau hanya belum tau. Aku yakin ada banyak orang yang juga menyayangimu selain aku," jawab Erwin pelan.
"Entahlah. Rasanya aku cuma punya kau yang bisa mengerti aku," balas Ata sendu.
Erwin sadar. Ata yang dalam kondisi seperti ini sangat emosional. Berbanding terbalik dengan Ata yang biasanya terkesan dingin dan tanpa emosi.
"Apa kau lupa dengan semua teman baikmu?" tanya Erwin hati-hati.
Ata hanya menggeleng pelan sebagai jawaban. Erwin hanya bisa menghela napas sabar agar tidak sembarangan saat berbicara.
"Jika aku menikah, kau akan sendirian. Aku tidak suka itu," kata Ata pelan. Ata tiba-tiba berbalik dan memeluk Erwin sambil menangis, membuat Erwin terkejut.
'Hah? Apa dia lupa pernah meninggalkanku selama delapan tahun tanpa kabar?' batin Erwin tidak percaya.
"Kau hanya perlu lebih sering menghubungiku," ucap Erwin pelan sambil mengelus kepala Ata. Ata layaknya anak kecil yang kesepian, terlihat menyedihkan namun juga begitu manis disaat yang bersamaan.
"Aku akan tetap tinggal denganmu Erwin, jika aku benar-benar menikah,". Nada suara Ata terdengar meyakinkan.
"Bagaimana jika suamimu nanti tidak setuju?" tanya Erwin penasaran.
"Maka aku tidak akan menikah dengannya," putus Ata final membuat Erwin tertawa pelan.
Melihat jam yang sudah menunjukkan pukul lima pagi, Erwin terkejut. Berbeda dengannya, Ata bahkan belum tidur sama sekali. Dia mengelus kepala Ata pelan sambil mendekapnya erat.
"Baiklah, sudah waktunya Ata tidur kan?" tanya Erwin masih dengan posisi yang sama. Ata hanya mengangguk patuh dan mulai memejamkan matanya, tanpa sedikit pun melepaskan pelukannya pada Erwin.
Tak berapa lama, Ata sudah tertidur lelap meninggalkan Erwin di sampingnya. Hingga akhirnya Erwin juga tertidur menyusul Ata ke alam mimpi.
- pukul tujuh pagi -
Eren dan Jean keluar dari kamar mereka dan terkejut melihat Erwin tidur di sofa. Dia hanya sendirian, tidak ada Ata disampingnya. Karena mendengar suara langkah kaki, Erwin terbangun dan menatap Eren.
"Maaf aku belum memasak pagi ini. Kalian masak saja apa pun yang kalian inginkan, bahan makanannya ada di kulkas," jelas Erwin dan menunjuk ke kulkas.
Setelah itu Eren langsung berlari ke dapur dan menjelaskan siatuasinya pada Jean dengan suara pelan. Walau terdengar sedikit perdebatan, namun suara mereka masih terkontrol. Setelah memasak bersama Jean, Eren kembali ke tempat Erwin. Dia bertanya apa Erwin akan makan sekarang atau tidak, dan Erwin mengangguk.
"Aku akan membersihkan diriku dulu sebelum makan. Kalian bisa makan duluan," ucap Erwin pada Eren dan pergi ke kamarnya sambil membawa selimut yang digunakannya semalam. Eren kehabisan kata-kata melihat tingkah Erwin, hingga akhirnya memutuskan kembali ke dapur dan makan bersama Jean.
Tak berapa lama Erwin kembali ke dapur dan bergabung dengan mereka. Setelah makan dia mencuci piring dan perlengkapan yang kotor. Kemudian memutuskan untuk membereskan rumah, tentu saja dibantu Eren dan Jean. Ata? Dia sedang melanjutkan tidurnya di kamar.
Setelah dirasa semuanya beres, mereka bersantai di ruang tengah. Memang tempat berkumpul dan bersantai paling nyaman di apartemen Erwin adalah di ruang tengah. Mereka mulai sibuk dengan kegiatan masing-masing. Ada yang menonton tv, berselancar di sosmed, ataupun membaca komik yang dikoleksi Ata.
"Ayo kita liburan ke pantai!" ajak Eren tiba-tiba membuat semuanya menoleh.
"Hah? Darimana kau dapat ide itu?" balas Jean bingung, lebih ke terkejut sebenarnya.
"Aku melihat video pemandangan di fyp tik tok milikmu Jean, dan aku pikir ayo kita liburan bersama. Kurasa akan menyenangkan," jelas Eren senang.
"Bukan ide yang buruk. Lagipula sudah lama kami tidak liburan," jawab Ewin setelah memikirkannya.
"Nah! Kau bisa mengajak kedua temanmu yang kemarin juga, itu jika mereka tidak sibuk," kata Eren semangat kepada Erwin.
"Memangnya Aurel mau ikut?" tanya Jean.
Tiba-tiba Aurel berjalan melewati mereka dan langsung menuju ke dapur. Sepertinya dia sangat haus, karena dia langsung menenggak air mineral dingin begitu membuka pintu kulkas. Setelah rasa hausnya hilang, dia bergabung ke ruang tengah dan ikut berbaring diatas sofa.
"Ata, kau mau ikut ke Pantai?" tanya Erwin pada adiknya.
"Terserah. Tapi tolong ajak teman-temanku yang lain juga. Annie, Mikasa, Reiner, dan Armin," ucap Ata dan dibalas anggukan Erwin.
"Kalau begitu ayo kita semua ke Pantai!" putus Erwin final.
"Kapan kita akan pergi? Kalau bisa kita juga menginap disana," usul Eren yang diangguki Jean.
"Besok. Kita akan menginap di vila pribadi keluarga kami. Tempatnya dekat dengan pantai. Fasilitas lengkap bahkan ada pelayan dan koki juga. Ada dua vila disana, yang satu vila mewah dan satu lagi sedikit lebih kecil. Kita bisa memilih yang kita mau. Bagimana?" tanya Erwin meminta pendapat mereka.
"Vila yang kau maksud kecil itu memangnya sebesar apa?" tanya Jean penasaran.
"Lebih kurang sebesar apartemen ini," jawab Ata pelan.
Eren dan Jean tidak mengatakan apapun. Mereka takjub dan hanya bisa melongo. Kalau yang seluas apartemen ini saja dikatakan kecil oleh Erwin, lalu akan seluas apa vila yang dimaksud mewah itu? Dasar Crazy Rich.
Mereka juga merasa sedikit tidak enak, karena lagi-lagi mereka bisa liburan gratis. Awalnya mereka merasa sedikit sungkan, namun kata-kata Erwin menghilangkan semuanya, "Aku ini kakak kalian juga. Jadi jangan sungkan denganku," begitulah.
Ketiga pria itu mulai merencanakan kegiatan yang akan mereka lakukan saat liburan nanti. Mereka bahkan sudah menyiapkan berbagai macam permainan untuk semua orang. Ata lagi-lagi tertidur di sofa, tidak merasa terusik dengan keributan yang disebabkan tiga orang itu.
Eren menghubungi Mikasa dan yang lain sesuai permintaan Ata. Namun diantara semua anggota unit M7A1 yang lain, hanya Mikasa yang akan ikut. Karena mereka berangkat besok, jadi nanti sore Mikasa akan langsung datang ke apartement Ata, dijemput oleh Jean dan Eren dari stasiun.
Erwin kemudian menghubungi kedua temannya untuk mengajak mereka. Tidak perlu iming-iming apapun saat mengajak Hanji, berbeda dengan Levi yang menyetujuinya setelah nama Ata disebut. Dan mereka sepakat berangkat menggunakan satu mobil, yaitu mobil milik Levi.
"Pasti besok kita semua akan bersenang-senang!" seru Eren tidak sabar.
Erwin dan Jean mengangguk dan tersenyum. Mereka bertiga kembali merencanakan kegiatan liburan yang menyenangkan versi mereka. Sedangkan Ata sudah memasuki alam mimpi sejak tadi.
Sekian dulu ya ngap-
Semoga kalian suka, babai~
-Ataaa
KAMU SEDANG MEMBACA
I'll Fix It [Levi x OC]
FanfictionLevi Ackerman, dokter tampan berumur 26 tahun yang sekaligus pemilik Rumah Sakit ternama. Dia terus hidup dengan penyesalan karena menganggap diri sebagai penyebab kepergian kekasihnya. Ketika dia tahu bahwa Ata-kekasihnya- kembali, dia lagi-lagi be...