51 - Takdir yang seharusnya

191 20 2
                                    

Typo? Kabarin sayang!


"Kau sudah kembali? Bagaimana perjalananmu dengan orang itu?" tanya Eren menyambut kepulangan Aurel di depan pintu.

Ata hanya diam dan tanpa sadar mengabaikan pertanyaan Eren. Dia terus melanjutkan jalannya menuju sebuah ruangan yang akan dijadikan tempat rapat darurat mereka.

"Eh? Apa aku sedang diabaikan?" tanya Eren bingung kepada Jean yang ada di sampingnya. Jean hanya membuat gestur menyuruh Eren diam dan mengikuti Ata.

"Jean, ada apa? Kenapa Aurel mengabaikan keberadaan kita? Apa kita sudah melakukan kesalahan?" tanya Eren lagi membuat Jean jengah.

"Kapten hanya sedang fokus, itu sebabnya dia tanpa sadar mengabaikan sekitarnya. Dan kuharap kau tidak mendekatinya. Meski ingin memgikutinya, usahakan tetap berada di jarak aman. Dia bisa saja menyerangmu jika dirasa keberadaanmu mengancam," jelas Jean seketika membuat Eren mengangguk dan membungkam mulutnya.

Ata pulang saat malam sudah larut, bahkan Erwin juga sudah beristirahat sejak beberapa jam yang lalu. Dia pulang dalam keadaan sedikit basah, sepertinya kehujanan. Namun karena sepertinya mendesak, kedua pria itu tidak ingin menanyakan apapun untuk saat ini.

Begitu Ata memasuki ruangan besar dengan nuansa putih polos yang mirip ruang evakuasi darurat, atmosfer disana langsung berubah drastis. Bahkan terkesan mencekam dan mencekik penghuninya. Ata segera mendaratkan bokongnya di pojokan yang kosong dan menatap semuanya.

"Apa saja informasi yang sudah kalian temukan?" tanyanya dengan nada yang terkesan dingin dan mengintimidasi.

"Kapten, apa telah terjadi sesuatu?" tanya Mikasa sedikit berhati-hati. Pasalnya, Ata yang sekarang sungguh terlihat mengancam. Yah, sesuai dengan julukannya sebagai salah satu dari The Worst.

"Tidak ada. Panggil saja aku seperti biasa," jawabnya dengan nada yang lebih ramah. Seketika suasana kembali menjadi lebih tenang, bahkan tanpa sadar Eren baru saja menghela napas lega.

Saat ingin berdiri, tanpa sadar cincin yang dijadikan bandul kalung milik Ata terlihat. Hal itu jelas menarik perhatian dari Reiner dan Mikasa. Mereka berdua merasa seperti pernah melihat bentuk cincin tersebut di suatu tempat.

"Aurel, apa aku boleh melihat cincin itu?" tanya Mikasa membuat Aurel mengernyit. Ata mengangguk kemudian melepaskan kalungnya dan menyerahkannya pada Mikasa.

"Darimana Anda mendapatkan benda ini?" tanya Reiner terlihat sedikit panik.

"Itu adalah cincin pernikahan orang tuaku. Dan aku mewarisi cincin milik ibuku. Apa ada yang aneh?" tanya Ata.

"Kapten, apa Anda tau arti dari lambang yang ada di cincin ini?" tanya Mikasa pelan. Mendengar nada serius sekaligus panik dari kedua orang itu, Eren dan Jean segera mnedekat dan ikut melihat cincin tersebut.

"Ini adalah cincin yang diwariskan kepada kepala keluarga Trovi. Yang artinya anda adalah pemimpin sekaligus penerus terakhir mereka. Apa anda tidak tahu itu?"

"Apa yang kalian bicarakan?"

"Aurel, tidak! Kylie, apa kau sungguh tidak mengingat siapa dirimu sebenarnya?" tanya Reiner sedikit berteriak karena merasa putus asa.

"Kylie!"

Teriak seseorang dari arah pintu menarik atensi dari semuanya.

"Erwin? Kenapa-"

"Nama aslimu adalah Karl. Apa aku benar?" tanya Reiner berjalan mendekat ke arah Erwin  dan melewati Ata.

Ata kebingungan dengan semua ini. Pasalnya dia tidak mengingat apapun yang sedang dibicarakan oleh kedua orang itu. Dan Kylie? Siapa itu? Kenapa Erwin memanggilnya begitu?

I'll Fix It [Levi x OC]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang