"Kapan kita akan kembali pulang?" tanya Levi keluar dari kamar yang ditinggalinya selama beberapa hari ini.
Semua mata menatapnya dengan terkejut, kecuali Ata yang terlihat seperti tidak peduli. Bagi yang lainnya ini bukanlah hal yang biasa untuk dilihat. Penampilan Levi dengan kemeja yang tidak terkancing, serta rambutnya yang masih sedikit basah.
Levi kemudian mendekat dan duduk di samping Ata, yang hanya dibatasi dengan sedikit jarak. Hanji menganga melihatnya sedangkan Jean dan Eren terlihat sedikit iri. Mereka terlalu segan untuk duduk di dekat Ata, walau nyatanya mereka sangat menginginkannya.
"Apa kau sudah tidak tahu cara mengancingkan kemejamu sendiri?" tanya Ata sambil melirik Levi lalu kembali mengunyah cemilannya.
"Tenang saja, aku tahu. Udaranya terlalu panas jadi biarkan seperti ini," jawab Levi dan bersandar dengan kedua tangan diletakkan di atas sandaran sofa. Jika dia mau, tangannya bisa langsung merangkul bahu Ata. Namun Levi yakin, jika melakukan hal itu pasti tangannya akan langsung ditepis.
"Apa kau merasa tidak nyaman melihatku seperti ini?" tanya Levi yang dibalas Ata dengan mengangkat bahu, pertanda tidak peduli. Melihat reaksi itu Levi langsung mendekatkan wajahnya ke telinga Ata.
"Kuharap pikiranmu tidak menjadi liar sekarang. Hingga membuatmu berpikir melakukan hal lain bersamaku," goda Levi berbisik di telinga Ata. Sontak Ata tersedak dan menatap Levi jengah. Kemudian Ata mengacungkan jari tengahnya membuat Levi sedikit terkekeh.
"Pamer nih boss? Kami juga bisa!" ucap Eren sedikit lebih keras mengalihkan pandangan Levi, dan ikut serta melepas pakaiannya. Dia memamerkan otot-otot perutnya yang terbentuk secara sempurna.
"Hahay... Pal pale pal pale~", teriak Jean dan ikut serta memamerkan otot perutnya seperti kedua orang itu. Sepertinya Jean sudah sangat teracuni dengan konten yang ada di aplikasi hiburan itu.
Ata menghela napas lelah melihatnya. Apa mereka tidak bisa sehari saja tenang tanpa membuat kehebohan? Tanpa sadar dia melirik Mikasa yang sejak tadi terus menatap ke arah Eren. Mendadak ide jahil muncul di kepala Ata dan dia tersenyum miring.
"Kau tidak ingin melakukannya juga, Mikasa?" tanya Ata membuat Mikasa terkejut dan wajahnya memerah.
"Sejujurnya otot perutmu lebih menakjubkan dibanding ketiga orang ini. Bahkan bagiku, otot perutmu terlihat jauh lebih menggoda dibanding mereka," lanjut Ata sambil melirik ketiga orang yang dimaksud olehnya, dan tersenyum miring ke arah Levi.
Sontak yang lain jadi ikut teralihkan dan memaksa Mikasa agar ikutan juga. Tapi Mikasa malah menunduk kemudian memeluk kedua lututnya, dan akhirnya menenggelamkan wajahnya disana. Terlihat jelas dia sedang malu, bahkan telinganya ikut memerah.
Kemudian Erwin datang membawa jawaban yang tadi ditanyakan Levi. Mereka akan pulang setelah semuanya bersiap-siap. Seperti biasa, perlengkapan Ata ternyata sudah diurus sejak awal oleh Erwin. Ata ingin protes tapi dia terlalu malas bahkan untuk berbicara, jadi dia membiarkan saja tindakan Erwin.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'll Fix It [Levi x OC]
FanfictionLevi Ackerman, dokter tampan berumur 26 tahun yang sekaligus pemilik Rumah Sakit ternama. Dia terus hidup dengan penyesalan karena menganggap diri sebagai penyebab kepergian kekasihnya. Ketika dia tahu bahwa Ata-kekasihnya- kembali, dia lagi-lagi be...