Satu minggu kemudian...
Siang itu, Ata ingin mengangkat galon untuk mengisi ulang air di apartemennya. Berhubung dia selalu menggunakan alat komunikasi khusus, dia akhirnya mendapat kabar dari Annie. Alat komunikasi tersebut mirip dengan earphone nirkabel, tidak menimbulkan kecurigaan orang lain walau terus digunakan.
"Kapten, ini saya A-04. bagaimana kabar Anda?" tanyanya.
"Aku baik, bagaimana denganmu?" jawab Ata sambil mengangkat galon dan mengisi ulang air hingga selesai.
"Saya juga begitu, dan senang mendengar Anda baik-baik saja. Maaf mengganggu waktu Anda, tapi saya merasa ada sesuatu yang janggal. Saya akan menghubungi Anda lagi nanti," ucapnya sebelum mengakhiri panggilan tersebut.
Ata menghela napas lelah. Kapan Annie akan berhenti berbicara seformal itu padanya? Padahal dia sering mengingatkan Annie tentang hal itu, bahkan jauh sebelum unit mereka diliburkan.
Karena Erwin pergi ke kantor, Ata merasa jauh lebih bosan dibanding biasanya. Dia hanya sendirian dan tidak tahu harus melakukan apa. Bahkan dia sudah selesai merapikan seluruh apartemen mereka, namun rasa bosannya masih tidak hilang.
Dia awalnya berniat untuk berkunjung ke rumah Petra, namun dia baru sadar kalau Petra pasti juga sedang bekerja. Dia jadi berharap Petra akan kembali menitipkan Darren padanya, itu pasti akan sangat membantu di hari yang membosankan seperti ini.
Setelah lama merenung dan meratap di depan dispenser, akhirnya dia memutuskan kembali ke kamarnya. Dia merebahkan diri di kasur sambil menatap langit-langit kamarnya dengan jenuh.
"Aku bisa mati hanya karena bosan jika terus seperti ini," ucap Ata dan mendesah pelan. Dia kemudian duduk bersandar di tempat tidurnya, dan menatap sekelilingnya.
Lagi-lagi dia menghela napas, dia benar-benar sangat bosan. Dia bahkan tidak bisa tidur karena terlalu bosan. Cemilan? Dia sudah terlalu kenyang untuk itu. Dan dia sedang tidak berniat untuk menonton atau pun membaca buku.
"Kapten, saya adalah A-03. Apa Anda bisa mendengar saya?". Suara Reiner terdengar dari alat komunikasi khusus tersebut. Ata senang akhirnya dia bisa berbicara dengan seseorang.
"Aku mendengarmu, Reiner. Ada apa?" tanya Ata.
"Apa benar Anda adalah adik dari Erwin Smith?" tanyanya.
Ata terkejut dan langsung berekspresi sedikit kesal. Apa ada wartawan yang mengetahui dan menyebarkan berita tentangnya? Kenapa Erwin hanya diam saja dengan itu?
"Itu benar. Apa kau membacanya di artikel? Jika iya, beritahu aku nama penulis artikel tersebut," ucap Ata menahan kekesalannya.
"Saya tidak membacanya di artikel, tapi diberitahu oleh Annie. Saya juga berjanji tidak akan menyebarkan hal ini. Sebenarnya saya sedikit sungkan mengatakannya, tapi bolehkah saya meminta bantuan Anda untuk suatu hal?"
Ata mendesah lega mendengarnya. Dia kemudian mengangguk dan menjawab, "Terimakasih untuk janjimu. Katakan saja! Apa yang kau butuhkan?"
"Saya sangat mengidolakan Erwin Smith. Bolehkah saya mendapatkan tanda tangannya? Tidak perlu berfoto, hanya tanda tangannya saja, bisakah Anda membantu saya dalam hal ini?" tanya Reiner yang lebih mirip seperti meminta.
Ata tercengang. Dia kira Reiner akan membutuhkan bantuan seperti apa, ternyata hanya hal ini. Tentu saja Ata bisa mendapatkannya dengan mudah, walau dia tidak pernah mencoba memintanya.
"Tentu. Apa kau yakin tidak ingin berfoto juga dengannya?" tanya Ata memastikan.
"Saya merasa cukup dengan hal itu. Terimakasih atas bantuan Anda, Kapten," ucapnya sebelum mengakhiri panggilan.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'll Fix It [Levi x OC]
Fiksi PenggemarLevi Ackerman, dokter tampan berumur 26 tahun yang sekaligus pemilik Rumah Sakit ternama. Dia terus hidup dengan penyesalan karena menganggap diri sebagai penyebab kepergian kekasihnya. Ketika dia tahu bahwa Ata-kekasihnya- kembali, dia lagi-lagi be...