09 - Kapten Berbeda

532 65 5
                                    

Sesampainya di mobil, Eren mulai menjelaskan aturan yang harus dipatuhi Jean saat berada di rumah Ata. Jean menyimak dengan sangat antusias. Tapi begitu penjelasan Eren berakhir, Jean tidak tahan untuk tidak bertanya.

"Anda tidak memberitahu kakak Anda kalau Anda menjadi prajurit?" tanya Jean kepada Ata.

"Iya, aku bahkan tidak pamit langsung padanya," jawab Ata sedikit malas.

"Itu aneh sekali," ucap Jean sambil memegang dagunya.

"Apa yang aneh?" tanya Eren yang tidak mengerti.

"Eren, saat kau menjadi prajurit apa orang tuamu tau?" tanya Jean yang diangguki Eren.

"Aku juga begitu, ya kita semua begitu. Tapi kenapa keluarga Kapten tidak tahu? Maksudku bukankah aneh jika dia tidak pamit pada keluarganya?"

" Kalau dipikir-pikir yang kau katakan benar Jean," timpal Eren.

Jean yang duduk di bangku belakang pun langsung mendekat ke arah Ata. Dia menatap Ata seolah-olah menanti penjelasan atas kebingungannya dari gadis itu.

"Bukankah sejak awal cara perekrutan kita memang berbeda?" tanya Ata yang membuat Jean dan Eren terkejut.

"Apa maksud Anda, Kapten?" tanya Eren dan Jean serempak dan Ata menghela napas pasrah.

"Pertama, biasakan diri kalian untuk memanggil namaku saat kita sedang tidak bertugas," ucap Ata

Jean dan Eren hanya memasang ekspresi canggung yang akhirnya mulai mengangguk.

"Kedua, kalian sejak awal memang sudah mendaftar sebagai prajurit. Tentu saja hal itu berbeda denganku yang direkrut tiba-tiba, bahkan aku tidak mengikuti seleksi apapun," lanjut Ata dan mereka terkejut.

"Dan yang terakhir. Saat itu Erwin tidak berada di Distrik Emas, tetapi sedang berkuliah di distrik yang berbeda. Jadi aku tidak sempat bertemu dengannya sebelum pergi. Dan jika dipikir kembali, umurku bahkan lebih muda dari kalian semua," jelas Ata yang membuat mereka tidak percaya.

"Kenapa ekspresimu seperti itu? Apa aku terlihat sangat tua sampai kau tidak percaya?" tanya Ata pada Eren. Eren terkejut dan buru-buru menggelengkan kepalanya.

"Wajah Anda tidak berubah dari sejak awal kita bertemu. Jadi saat Anda mengatakannya kami sedikit terkejut," jelas Eren dan diangguki Jean.

"Berapa selisih umur kami denganmu, Kapten?" tanya Jean penasaran.

"Mungkin hanya sekitar satu atau dua tahun," jawab Ata.

"Jadi Anda baru berumur sekitar dua puluh lima tahun?" tanya Jean memastikan pendengarannya.

Ata hanya mengangguk untuk membenarkannya. Jean dan Eren seketika berpandangan dan bersorak senang membuat Ata bingung.

"Kami senang jika Anda lebih muda dari kami, jadi kami tidak perlu canggung saat memanggil nama Anda," jelas Eren pada Ata.

"Ingatlah untuk tidak menyinggung tentang pekerjaan kita sedikit pun saat di rumah!" peringat Ata lagi, dan diangguki dengan semangat oleh mereka berdua.

Setelah penjelasan tersebut, Ata hanya memilih diam dan memejamkan matanya. Karena mengira Ata tertidur, Jean dan Eren yang awalnya berbicara sedikit keras mulai memelankan suaranya. Jean kemudian mendekatkan wajahnya kepada Ata. Dia menatap Ata sangat lama membuat Ata merasa risih.

"Kenapa kau menatapku sampai seperti itu?" tanya Ata.

Jean yang terkejut seketika mundur sehingga terantuk dengan sandaran di belakangnya. Eren yang melihat kejadian itu tertawa sangat keras.

"Diamlah Eren! Kau sangat berisik," amuk Jean yang membuat Eren semakin tertawa keras.

"Aurel sangat cantik, dan tanpa sadar aku terus melihatnya," jelas Jean pelan yang masih didengar mereka.
Eren juga ikut-ikutan mengangguk membuat Ata jengah.

"Pernah jadi seorang model atau artis?" tanya Jean iseng.

"Pernah melihatku di televisi atau majalah?" tanya Ata kembali, dan mereka sontak menggeleng.

"Benar juga, bahkan para artis dan model itu terlihat biasa saja jika dibandingkan dengan Aurel," goda Eren yang mendapat tatapan kesal Ata.

Jean dan Eren tertawa karena sempat memikirkan Ata yang menjadi model. Dengan wajah yang datar dan sifatnya yang irit bicara, entah akan seperti apa jadinya nanti. Namun mereka sedikit bersyukur karena jika Ata menjadi model, mereka tak akan pernah bisa bertemu dengannya.

"Lalu apa pernah ditawari jadi model atau semacamnya?" tanya Jean yang kembali penasaran. Ata hanya mengangguk malas yang langsung mendapat reaksi takjub Eren dan Jean.

"Jadi apakah itu alasan kenapa kau malas pergi ke luar rumah?" tanya Eren yang diangguki Ata setengah hati.
Jean dan Eren akhirnya tertawa semakin keras.

"Lalu kita akan kemana sekarang?" tanya Jean setelah tawa mereka berhenti.

"Rumah Aurel," jawab Eren dengan penuh semangat.

Dan saat sudah tiba, reaksi Jean akan apartemen Ata sama persis dengan reaksi Eren kemarin. Saat sudah masuk, Ata tak melihat keberadaan Erwin. Namun dia tak ambil pusing, karena jika tidak sedang tidur berarti Erwin telah pergi ke kantor, atau bisa saja dia sedang bekerja di ruangannya.

"Lakukan saja apa yang kalian mau. Jika lapar, ada makanan di kulkas. Jika ingin istirahat, silakan saja karena aku juga ingin tidur. Dan Eren, jangan lupa tunjukkan pada Jean kamar kalian berdua," ucap Ata layaknya sebuah perintah yang diangguki mereka berdua. Ata kemudian berjalan pelan menuju kamarnya.

Setelah Ata berlalu, Eren segera mengantar Jean ke kamar. Jean sangat takjub saat melihat kamar yang disiapkan untuk tamu. Kamar yang sangat luas dan bisa digunakan untuk lima ataupun enam orang sekaligus. Eren yang melihat itu hanya tersenyum kecil. Bagi mereka yang sejak lahir berasal dari distrik yang lebih kecil, kehidupan Ata benar-benar seperti mimpi.

"Hei, Aurel benar-benar sangat kaya raya, Aku jadi sedikit merasa rendah diri. Melihat kehidupannya yang sempurna, aku sering berpikir kalau dia adalah gadis berasal dari negeri dongeng," ucap Jean pelan yang diangguki Eren.

"Aku juga sempat berpikir seperti itu. Tapi bahkan dengan segala kesempurnaan yang dimiliki, dia tidak terlihat bahagia. Sebaliknya, dia terlihat seperti sedang menahan luka. Aku ingin tahu apa yang terjadi tapi aku sadar itu tidak sopan," ucap Eren merangkul bahu Jean. Jean hanya mengangguk dan membereskan barang-barangnya.

Setelah membereskan seluruh barang Jean, mereka berdua merasa lapar. Jadi mereka memutuskan untuk makan dan ingin mengambil bahan makanan di kulkas. Saat sampai ke dapur, mereka terkejut saat melihat Erwin yang sedang memasak. Seketika Eren dan Jean merasa sangat canggung.

"Apa kalian lapar? Jangan hanya berdiri disana. Cepat ambil perlengkapan makan dan kita akan makan bersama!" perintah Erwin dengan nada ramah yang langsung menghilangkan kecanggungan disana. Eren dan Jean segera menata semua yang diperlukan.

Mereka makan bersama sambil berbincang-bincang tanpa canggung. Erwin senang karena selama ini Ata hidup bersama orang-orang yang baik seperti mereka. Mungkin bagi orang lain Ata masih terlihat sama, tapi Erwin tidak merasa begitu. Karena adiknya terlihat lebih murung dibandingkan Ata delapan tahun yang lalu.

Melihat espresi dan sikap mereka terhadap Ata, Erwin sadar bahwa mereka sangat menyayangi Ata. Tapi sebagai seorang kakak, Erwin juga memiliki seseorang yang diinginkan untuk menjadi adik iparnya. Lagipula menurut Erwin mereka berdua terlihat sangat cocok.

Walau keputusan akhir tetap berada di tangan Ata, namun Erwin sangat berharap bahwa Ata berjodoh dengan sahabat baiknya. Erwin merasa bahwa Levi-sahabatnya, pasti bisa membuat Ata kembali terlihat ceria seperti dulu.

Akhirnya kelar juga chapter 9
Terimakasih buat yang udah baca, dan kuharap kalian suka.
-Ataaa

I'll Fix It [Levi x OC]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang