41 - Tawaran yang bagus, bukan?

193 25 7
                                    

Kalo typo tolong beritahu aku!


Karena tugasnya sudah ditetapkan untuk terus mengawasi Annie, Armin pun terus mendatangi Annie di sel-nya hanya untuk mengajak gadis itu berbicara.

"Katakan padaku, Annie! Kenapa kau memilih ikut denganku dan tertangkap disini?" tanya Armin dengan suara pelan karena takut kata-katanya akan terdengar oleh orang lain.

"Diamlah, Armin! Aku hanya bosan," jawab Annie sekenanya membuat Armin terkejut. Namun ekspresi di wajah Armin seketika berubah saat Annie menunjuk alat penyadap dengan lirikan matanya.

Armin mengangguk paham dan hanya diam. Dia akhirnya sadar kenapa Annie akhir-akhir ini lebih banyak berbicara dan terlihat menjengkelkan.

Di kurungan khusus tempat Annie ditahan memang tidak ada penjaganya, namun di ruangan tersebut justru terdapat banyak cctv dan alat penyadap yang akan terus mengawasi tanpa henti.

"Apa kau sungguh pemilik tanda yang asli?" tanya Armin menatap Annie dengan raut cemas.

"Apa kau pernah melihat gadis lain memiliki tanda ini selain aku?" tanya Annie balik membuat Armin bungkam. Benar, Armin tidak pernah melihatnya. Selama dia mengenal Annie, baru kali ini dia melihat tanda itu.

"Kenapa kau menunjukkannya secara terang-terangan? Padahal kau tau akan diburu, dan lagi aku tidak yakin dengan keselamatanmu," ucap Armin pelan membuat Annie menatapnya. Memang tidak ada ekspresi apapun di wajahnya, namun tatapan mereka tidak bisa berbohong.

"Aku hanya merasa bosan jadi memilih untuk ikut denganmu," jawab Annie datar.

'Jawaban gila macam apa itu?' batin Armin bertanya.

"Berhenti menanyakan hal seperti ini! Lagipula kau tidak akan pernah membebaskanku. Kau hanya budak pria itu. Aku benar kan, Armin?" tanya Annie disertai senyuman seolah-olah merendahkan orang di hadapannya.

Armin terbelalak karena terkejut. Dia tidak merasa tersinggung ataupun sakit hati, tapi hanya terkejut karena Annie tau pekerjaannya sebagai kaki tangan pria itu.

"Kenapa kau terkejut? Kau lupa siapa aku?" tanya Annie lagi.

'Benar, dia adalah Annie. Satu-satunya gadis yang direkrut langsung oleh Kapten dengan keakuratan observasinya hampir mendekati seratus persen!' Batin Armin rasanya hampir berteriak menyadari kebodohannya karena melupakan hal itu.

"Bagaimana kabar yang lainnya? Aku merindukan ekspresi datar dan sifat dingin dari pemimpin kita," ucap Annie lirih membuat Armin tergugu.

"Kumohon maafkan aku, Annie!" ujar Armin dengan kepala tertunduk.

"Kenapa?"

"Jika kutau salah satu dari kita akan menjadi pemilik tanda ini, aku tidak akan pernah ikut dalam rencananya. Sungguh, aku terpaksa melakukannya!" ucap Armin dan mulai menangis.

"Aku tau!" sahut Annie tenang. Namun terdapat segaris senyum tipis menghiasi wajahnya.

"Kau... tidak membenciku?" tanya Armin dengan air mata yang masih mengalir.

"Aku bersyukur karena mendapat tambahan waktu selama delapan tahun dan bisa bersama kalian. Aku tidak menyesalinya sedikit pun," ucap Annie dengan wajahnya yang masih tanpa ekspresi.

'Terutama yang kulakukan sekarang ini. Aku tidak keberatan meski harus menukar nyawaku,' batin Annie dan mulai tersenyum tipis.

Karena dirasa sudah terlalu lama berada disana, Armin akhirnya bangkit dan mulai pergi. Dia tidak ingin jika pria yang dilayaninya itu curiga hingga akhirnya memperlakukan Annie dengan buruk.

I'll Fix It [Levi x OC]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang