07 - Adik Ipar?

628 83 29
                                    

"Aku pulang....!"

Hening.

'Ata pasti sedang tidur,' pikir Erwin.

Dia bergegas meletakkan belanjaannya di atas meja yang berada di ruang tv. Dia benar-benar hanya membelikan makanan saja seperti yang diperintahkan Ata. Erwin bergegas mengetuk pintu kamar Ata untuk membangunkannya.

"Bangunlah, Aku sudah membelikan banyak makanan untukmu," ucap Erwin sedikit keras sembari mengetuk pintu kamar Ata.

Setelah terdengar sedikit pergerakan Ata, Erwin kembali ke ruang tv untuk menunggunya. Selang beberapa waktu Ata datang dengan wajah yang masih terlihat kusut walau sudah membasuh mukanya.

"Matamu sembab, apa kau menangis lagi?" tanya Erwin pelan.

"Entahlah," jawab Ata pelan dan duduk di samping Erwin.

Erwin kemudian mengeluarkan semua makanan yang tadi dibelinya dan menatanya diatas meja.

"Makanlah! aku membeli banyak makanan," ucap Erwin yang hanya diangguki Ata.

Kegiatan sehari-hari mereka hanyalah seperti itu. Bahkan kadangkala Erwin memergoki Ata yang tertidur di lantai balkon apartement mereka. Erwin hanya menggelengkan kepalanya melihat hal itu dan membangunkan Ata agar dia tidur di kamarnya.

Erwin bingung, bagaimana bisa Ata tertidur di manapun dan kapan pun? Lebih anehnya lagi setiap terbangun mata Ata selalu sembab, seperti orang yang habis menangis tapi tanpa alasan.

Erwin sering menanyakannya tapi jawaban Ata selalu tidak tau, membuat Erwin memilih untuk tidak menanyakannya lagi. Seminggu terlewat, tiba-tiba ada nomor asing yang menghubungi Erwin. Nomor tersebut sepertinya kenalan Ata, dan berhubung Erwin sedang di rumah, dia pun langsung menanyakannya pada Ata.

"Apa ini temanmu?" tanya Erwin.

"Hah? Siapa namanya?". Ata bingung, kenapa temannya harus menghubungi Erwin?.

"Eren Jaeger, dari Distrik Perak," jawab Erwin pelan.

Ata terkejut dan kemudian mengangguk. Erwin langsung memberikan ponselnya pada Ata.

"Halo, kenapa menghubungiku?"

"Darimana kau mendapatkannya?"

"Sudah kukatakan untuk menghapusnya, kenapa tidak dilakukan?"

"Ini bukan milikku jadi hapus saja,"

"Kau dimana sekarang?"

"Baik, tunggu aku di stasiun!"

Ata kemudian menatap Erwin setelah menutup penggilannya. Erwin balas menatapnya dengan pandangan 'ada apa?'. 

"Aku ingin menjemput temanku, dia seorang pria dan sepertinya akan tinggal di daerah ini selama beberapa hari. Bolehkah?" tanya Ata pelan.

"Kau jemput di stasiun? Pakai mobil dan bawa saja ponselku," tawar Erwin.

"Jika kubawa, apa tidak mengganggu pekerjaanmu?" tanya Ata.

"Aku punya dua ponsel. Jika kau mau kau bisa menggunakan ponsel ini. Sudah ada kontakku juga di dalamnya," jawab Erwin yakin sambil menyerahkannya pada Ata.

'Sebenarnya Aku sengaja membelinya untukmu. Aku hanya tak mengatakannya, karena aku tau kau tidak akan mau menerimanya,' batin Erwin.

Ata segera bersiap2 dengan secepat kilat dan kemudian berangkat menggunakan mobil milik Erwin ke stasiun, agar tidak membuat Eren menunggu terlalu lama. Sesampai disana ternyata dia lah yang harus menunggu lebih kurang lima menit karena Eren terlambat.

I'll Fix It [Levi x OC]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang