12 - Berpelukan?

483 66 5
                                    

Seperti yang dikatakan kemarin, Petra benar-benar mengantarkan Darren dan perlengkapannya ke apartemen Ata saat pagi hari. Dia juga berpamitan dan meminta maaf karena telah merepotkan, yang dibalas dengan gelengan serta senyum Ata.

"Bagaimana kami bisa tau jika dia lapar, haus, ingin pup, atau apapun?" tanya Ata yang membuat Petra tersenyum.

"Tenang saja, Darren akan memberitahu kalian apa yang diinginkan. Yah walau celotehannya mungkin sedikit kurang dimengerti," jawab Petra tenang.

"Dan untuk penggunaan apapun yang kalian butuhkan, ada di dalam sini," sambungnya lagi sambil menunjuk sebuah tas jinjing.

Setelah menjelaskan yang sekiranya diperlukan, Petra akhirnya pamit. Untuk bayi yang seumur Darren, dia termasuk anak yang cerdas. Dia sudah lancar berjalan dan juga berbicara walau sedikit terbata-bata. Darren benar-benar anak yang sangat penurut, dia melambaikan tangannya dengan riang saat melihat Petra pergi. Dan dia benar-benar terlihat sangat menggemaskan.

"Ayo kita masuk!" ajak Ata sambil menggenggam tangan Darren dan menuntunnya berjalan dan dianggukin Darren.

"Ya Una..." jawab Darren dengan logat bayinya. Eren dan Jean yang tak pernah mendengar anak sekecil Darren berbicara menjadi sangat takjub.

Sejauh yang diliat memang tidak ada masalah apapun, bahkan Darren bermain di ruang tengah dengan damai. Jean dan Eren juga memperhatikannya dengan sangat baik, bahkan meraka ikut menari-nari bersama Darren.

Karena keadaan yang terbilang aman, Ata memutuskan untuk memasak makan siang.Tiba-tiba Darren berdiri dan ingin pergi ke dapur untuk menyusul Ata, membuat kedua paman itu langsung mencegahnya.

"Kau mau apa?" tanya Eren dengan suara yang diusahakan selembut mungkin.

Mereka juga berjongkok agar tinggi mereka sejajar dengannya. Darren segera memegang pantatnya seolah-olah sebagai jawaban pertanyaan Eren. Kedua paman yang tidak mengerti isyarat bayi itu hanya saling berpandangan.

"Ayen au pup," jawab bocah itu akhirnya.

Eren dan Jean kembali saling menatap dan akhirnya paham maksud bocah itu. Dan tanpa perlu disuruh mereka langsung membantu Darren di toilet. Apa aku juga harus menjelaskan bagaimana caranya? Kurasa tidak perlu.

Setelah kembali dari toilet, Darren digendong oleh Eren. Eren juga meminta Jean mengambil perlengkapan Darren. Karena Jean tidak juga mengambil perlengkapan bayi itu walau sudah diminta berkali-kali, Eren akhirnya kesal dan meneriakinya.

"Hei Muka Kuda! Kapan kau akan mengambilnya? Bisa-bisa bocah ini kedinginan jika kau terlalu lama!" seru Eren jengkel.

Ata yang sudah selesai urusannya pun kembali ke ruang tengah untuk melihat mereka. Setelah diteriaki seperti itu, Jean langsung mengambil perlengkapan Darren dengan sedikit menggerutu.

"Uda!" seru Darren senang sambil menunjuk wajah Jean.

Eren dan Ata seketika tertawa, ekspresi terkejut Jean benar-benar sangat lucu. Ata yakin pasti tadi terjadi sesuatu sehingga Jean dipanggil Kuda oleh Darren.

"Dasar bocah ini! Panggil aku Paman Jean! Pa-man," kata Jean dan menekankan kata paman. Darren hanya mengangguk-anggukkan kepalanya.

"Aman Uda," jawab Darren final membuat Ata dan Eren kembali tertawa. Berbeda dengan Jean yang memasang wajah sedikit kesalnya.

Setelah memakaikan pakaian untuk Darren, kedua paman itu memutuskan untuk bersantai. Lagipula Ata sudah kembali dan sudah memasak juga, jadi mereka hanya tinggal makan saja. Darren kemudian mendekati Ata yang disambut senyuman Ata.

"Mamam," ucap Darren sambil menarik-narik ujung kaos Ata. Ata mengerti dan langsung ke dapur untuk membuatkan makanan bayi. Dan lagi-lagi kedua paman itu harus menjaga Darren. Menurut Ata, Darren benar-benar tidak merepotkan karena dia adalah bayi yang cerdas.

Setelah makan dan disuapi oleh Jean, Darren akhirnya bermain kembali. Dan tak berapa lama Ata memutuskan untuk menemani Darren bermain, agar kedua paman itu bisa segera makan siang. Seperti yang dikatakan Petra, Darren benar-benar sedikit pun tidak rewel. Benar-benar anak yang sangat baik, sehingga Ata senang menjaganya.

Setelah selesai makan, Eren dan Jean kembali lagi ke ruang tengah. Mereka merasa Ata terlihat seperti seorang ibu saat sedang bermain dengan Darren. Aura keibuannya yang terpancar jelas, membuat kedua orang itu senang melihatnya. Hingga akhirnya Darren memberitahu mereka kalau dia mengantuk.

Darren diajak untuk naik ke kamar Ata, tapi dia menolaknya. Dia ingin tidur di karpet ruang tengah saja. Baginya tidur ditempatnya bermain itu menyenangkan. Kemudian Darren menatap kedua paman itu.

"Aman eyuk," ucap Darren yang membuat Jean serta Eren terkejut.

Mereka bingung sebenarnya siapa yang dimaksud Darren. Setelah bertanya dan memastikannya, akhirnya mereka paham dan memutuskan untuk melakukan apa yang Darren mau. Mereka berbaring di samping Darren, dan mulai memeluk anak itu hingga dia tertidur.

Tak lama setelah menidurkan Darren, kedua paman itu ternyata juga ikut tertidur. Ata kemudian mengambilkan selimut yang cukup lebar dan menyelimuti mereka. Dia mengusahakan agar mereka tidak terusik sedikit pun dengan pergerakannya. Setelah itu dia memutuskan untuk makan dan menonton televisi saja.

Sekitar dua puluh menit kemudian, tiba-tiba Darren terbangun. Dia langsung mendekati Ata dan menarik-narik ujung kaosnya. Dia menunjukkan botol susu miliknya sebagai isyarat. Ata yang paham langsung mematikan televisi dan segera ke dapur untuk membuatkannya. Darren juga mengikutinya, tapi Ata meminta Darren berdiri saja dipintu dapur yang dipatuhi bocah itu.

Setelah mengisi botol susu milik Darren, mereka kembali ke ruang tengah. Ata kemudian duduk di sofa dan memangku Darren. Darren duduk dipangkuan Ata dengan posisi yang menghadap dan memeluk Ata. Darren terlihat sangat nyaman meminum susu di botol miliknya dengan posisi itu. Posisi itu tidak berganti hingga Darren dan Ata juga tertidur.

Sekitar pukul lima belas sore, Erwin pulang. Dia terkejut melihat kondisi apartemen yang berantakan dengan mainan anak-anak. Tapi dia mengerti dan memilih mengabaikannya karena Ata sudah memberitahu sebelumnya.

Begitu sampai di ruang tengah, dia terkejut hingga tak bisa berkata-kata. Apa-apaan posisi tidur semua orang? Dia melihat Ata yang tertidur dengan posisi duduk di sofa, sambil memeluk seorang anak dipangkuannya. Yang membuatnya tidak bisa menahan tawa adalah posisi tidur Eren dan Jean. Mereka tidur diatas karpet sambil saling memeluk. Apa-apaan ini?

Erwin tertawa cekikikan membuat Ata refleks terbangun. Ata menatap Erwin dengan pandangan bertanya. Karena masih tertawa Erwin hanya menunjukkan posisi tidur kedua orang itu yang juga disambut gelak tawa Ata. Membayangkan kedua pria yang seperti Tom & Jerry itu tidur saling memeluk, membuat mereka tak bisa menahan tawa mereka.

Sebelum Ata tertidur, posisi Eren dan Jean tidak seperti itu. Mereka tertidur dengan posisi yang sedikit berjauhan. Namun yang terjadi sekarang benar-benar tak bisa dibayangkan. Ata dan Erwin masih saja cekikikan membuat Jean sedikit terusik.

Jean kemudian menepuk-nepuk pantat Eren sambil bergumam, "tidurlah bocah ! Tolong jangan ribut aku mengantuk,". Eren yang ditepuk-tepuk seperti itu semakin larut dalam tidurnya tanpa terganggu sedikit pun.

Erwin dan Ata semakin cekikikan melihat kejadian itu. Sepertinya Jean mengira suara cekikikan kakak beradik itu sebagai rewelan Darren. Dan Jean bahkan menepuk-nepuk pantat Eren.

Rasanya mereka ingin merekam kejadian itu, tapi mereka memilih untuk tidak melakukannya. Karena tawa mereka juga, Darren terlihat sedikit terusik. Ata segera mengelus punggungnya agar anak itu tidak terbangun dan berhasil.

Enak amat tuh yang tidurnya sambil peluk-pelukan 🌚
Semoga kalian suka dan menikmatinya gaes 🤗
-Ataaa

I'll Fix It [Levi x OC]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang