Saat melihat asisten tersebut, Ata merasa wajahnya tidak asing. Ah mungkin hanya perasaannya saja. Lagipula siapapun itu tidak masalah, Ata selalu siap menghadapinya.
"Permisi, saya ingin bertemu dengan Pak Erwin. Apa beliau ada di ruangannya?" Tanya Ata sopan.
Gadis berkacamata yang duduk dibalik meja asisten tersebut menatap Ata, terlihat dia sangat terkejut seolah-olah sedang melihat hantu.
'Kenapa? Apakah ada yang aneh dengan wajahku?' pikir Ata bingung hendak meraba wajahnya.
Gadis tersebut langsung berdiri dari duduknya dan berjalan cepat ke hadapan Ata, kemudian mencubit dan menarik pipi Ata membuatnya terpekik. Gadis itu akhirnya melepaskan cubitannya dan tersenyum cerah.
"Kau Aurel, kan? Kau masih ingat padaku?" cecarnya sambil mencengkram bahu Ata dan menggoyang-goyangkannya.
'Aurel? Ah aku lupa kalau di sekolah mereka memanggilku begitu,' batin Ata.
"Aku ini Hanji, kau ingat aku kan?" tanya Hanji lagi.
Dia memang sudah berhenti menggoyang-goyangkan bahu Ata, tapi cengkeramannya masih saja tidak dilepaskan. Ata yang dibegitukan hanya bisa pasrah karena merasa sedikit pusing.
'Jadi dia senior yang berisik itu, tentu saja aku mengingatnya. Dia adalah orang yang sering kuhindari saat di sekolah dulu,' batin Ata.
"Tentu saja aku mengingatmu kak. Bisakah kau lepaskan cengkramanmu? Ini mulai terasa sakit," ucap Ata dengan senyum yang kentara sekali dipaksakan.
Hanji yang terkejut langsung melepaskan cengkeramannya di bahu Ata. Sepertinya Ata bisa ambruk jika terus bertemu dengan orang yang seperti Hanji ataupun Erwin.
"Haha maaf, aku hanya terlalu senang karena bertemu denganmu lagi. Kemana saja kau selama ini? Apa kau tau, si 'Pendek' itu sangat frustasi karena terus mencarimu," kata Hanji lagi yang sepertinya sudah lupa dengan tujuan Ata menemuinya.
"Kak, aku datang untuk bertemu Erwin. Apa dia ada di ruangannya? Bolehkah aku masuk sekarang?" tanya Ata tanpa menjawab satu pun pertanyaan Hanji.
Hanji yang tersadar langsung mengangguk-anggukkan kepalanya, dan membiarkan Ata masuk ke ruangan Erwin sendirian.
Melihat Erwin yang sedang duduk dan bekerja dimejanya, Ata langsung duduk sambil bersandar di sofa yang ada di ruangan Erwin. Erwin yang melihat adiknya masuk dengan wajah suram, memilih mengurungkan niatnya untuk bertanya tentang apa yang telah terjadi.
Setelah menunggu adiknya tenang selama 15 menit, Erwin akhirnya berdiri dan mengambil sesuatu di laci meja kerjanya. Kemudian dia berjalan dengan tenang dan akhirnya duduk disamping Ata.
"Jadi, bisa kau jelaskan padaku?" tanya Erwin pelan.
"Apa yang harus kujelaskan?" tanya Ata balik membuat Erwin menghela napas pasrah.
"Apa maksudnya ini?" tanya Erwin lagi sambil menyodorkan sebuah foto. Ternyata itu bukan foto tapi selembar sticky note yang telah dilaminating.
Ata mengambil benda tersebut dan membatin, 'Erwin sungguh seniat ini? Ini hanya sebuah catatan kecil tapi sampai dibeginikan, apakah ini sangat berharga?'
KAMU SEDANG MEMBACA
I'll Fix It [Levi x OC]
FanfictionLevi Ackerman, dokter tampan berumur 26 tahun yang sekaligus pemilik Rumah Sakit ternama. Dia terus hidup dengan penyesalan karena menganggap diri sebagai penyebab kepergian kekasihnya. Ketika dia tahu bahwa Ata-kekasihnya- kembali, dia lagi-lagi be...