04 - Rok?

863 86 39
                                    

Erwin bergegas keluar dari kantor dan menuju pusat perbelanjaan terdekat. Sebelum membeli pakaian, Erwin lebih dulu mencari pembalut. Melihat begitu banyak jenis dan model benda tersebut yang tersusun di rak, membuat Erwin hanya bisa berdiri dan memandanginya dengan wajah kebingungan.

'Hmm... Aku harus memilih yang mana?' pikir Erwin sambil memegang kedua model pembalut yang menurutnya paling bagus.

Dia terus  menatap benda ity silih berganti hingga beberapa saat. Tetap saja, dia masih tidak bisa memutuskannya.

"Maaf, bisakah Anda membantu saya memilih yang paling baik?" tanya Erwin sopan kepada seorang wanita yang ada di dekatnya.

Wanita tersebut terkejut kemudian mengangguk dan membantu Erwin walau sedikit merasa canggung. Erwin mengucapkan terimakasih kepadanya dan mengambil beberapa hal lain sembari berjalan menuju kasir.

Setelah selesai Erwin bergegas menuju toko pakaian dan membelikan pakaian ganti untuk Ata. Dia ingat perlu mencari dalaman pengganti untuk Ata dan langsung berjalan ke tempat boxer. Saat sadar kalau tempatnya berbeda, dia langsung kebingungan dan mulai menanyakan pada pegawai toko.

Pegawai tersebut menuntun Erwin dan mulai merekomendasikan model-model celana dalam kepadanya. "Gunakan saja model ini, pasti istri Anda akan terlihat sangat menggoda," ucap pegawai itu merekomendasikan tanpa rasa malu.

Erwin sweatdrop. Apa wajahnya terlihat setua itu hingga pegawai ini langsung menyangka dia sudah beristri? Tapi dia merasa sedikit kagum dengan pegawai itu, karena bisa merekomendasikan sesuatu yang terasa memalukan tanpa canggung.

'Apa-apaan? Apa ini masih bisa disebut pakaian? Bagaimana bisa gadis memakai yang seperti ini?', pikir Erwin bingung  saat melihat pakaian dalam yang direkomendasikan.

Berwarna merah terang dengan model yang terlihat begitu aneh. Menurut Erwin itu tampak seperti tali-tali yang diikat seperti simpul.

"Tapi saya ingin membeli untuk adik perempuan saya," ucap Erwin sedikit canggung sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Pegawai tersebut terkejut dan buru-buru meminta maaf.

'Lagipula jika aku membelikan yang seperti ini untuk Ata, aku bisa jamin tak akan selamat dari amukannya,' batin Erwin miris.

Kemudian pegawai tersebut kembali merekomendasikan model lainnya. Bersyukur yang direkomendasikan kali ini tampak normal, sehingga Erwin langsung membelinya beberapa. Tak lupa Erwin juga membelikan bawahan untuk Ata.

'Sungguh hari yang sangat melelahkan,' batin Erwin lelah setelah berbelanja dan berniat kembali ke kantor.

Saat dalam perjalanan, Erwin teringat kalau Ata mengalami nyeri di perutnya. Dia bergegas menelepon teman dekatnya yang merupakan seorang dokter. Tak lama kemudian terdengar suara dari lawan bicaranya, "ada apa?".

"Levi, apa kau punya obat untuk sakit perut?" tanya Erwin to the point.

"Hah? Apa kau diare? Jika iya, kuhabisi kau!" suara Levi terdengar sarat akan ancaman.

Tidak mengherankan kenapa Levi bereaksi seperti itu. Tentu karena dia sering mengingatkan Erwin agar menjaga kesehatanya. Tapi sepertinya sekarang bukan itu alasannya, melainkan gangguan dari Erwin. Erwin selalu berpikir bahwa Levi memilih pekerjaan yang sangat cocok untuk sifat 'clean freak' miliknya itu.

I'll Fix It [Levi x OC]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang