■ Author POV
"Apa benar jika kau membunuh Nona Harris?"
"Ya." jawab Irene datar.
"Kenapa?"
"Ya, karena dia membuatku ingin melakukannya."
Saat ini Irene tengah di interogasi oleh kepala keamanan beserta jajarannya di hadapan Kaisar dan juga ratu yang telah kembali setelah menghadiri undangan di luar kerajaan.
"Kau!! Aku akan membunuhmu!!" marah para keluarga korban yang tak jauh tempat Irene.
'Benarkah? Setelah kalian tau apa yang sebenarnya? Apakah kalian masih akan membuatku seperti ini? Hah.' tawa Irene dalam hati.
Semua orang tampak geram melihat Irene tenang dan tersenyum sinis.
"Yang Mulia, Anda sudah lihat kalau dia mengakuinya, kan, Yang Mulia?" ucap Count Norman mengintimidasi.
Kaisar hanya diam melihat mereka mengintrogasi Irene dan ia akhirnya buka suara.
"Ya, tentu aku melihatnya karena kalian ribut dihadapanku.""Kalau begitu, tolong adili dia dengan adil, Yang Mulia." pinta seorang bangsawan lagi.
"Sebelum itu, Nona Irene apakah yang kau katakan itu benar?" tanya Kaisar dingin.
"Ya, tentu saja."
"Jadi, kau sungguh mengkhianati kepercayaanku?" ucap Kaisar garang.
"Ya." ucap Irene sinis.
"Beraninya kau mempermainkanku. Jadi, ternyata kau sungguh membodohiku. Dasar kau iblis!" marah Kaisar dengan dingin dan kejam hingga semua orang terdiam dan mematung. Namun, Irene masih menatap sinis dan tajam Kaisar.
"Lancang sekali kau menatap Kaisar seperti itu!"
"Turunkan pandanganmu, iblis!"
"Yang Mulia, mohon keadilan untuk adikku, Yang Mulia." isak Tuan Harris.
"Yang Mulia, beri hukuman yang setimpal pada iblis kejam ini, Yang Mulia."
Mereka berseru menghukum Irene."Lalu, apa yang harus kulakukan pada iblis kejam ini?" tanya Kaisar pada mereka.
"Yang Mulia, melihat bagaimana cara dia membunuh, maka pantaslah dia dihukum mati, Yang Mulia." ucap Marquezz Dortox.
"Kau benar. Kalau begitu, kau, Irene Von Livtchevort kau akan dihukum dan akan dieksekusi mati dalam waktu satu minggu lagi." ucap Kaisar dingin.
"...!!"
"Yang Mulia, kenapa kita perlu menunggu seminggu lagi, Yang Mulia? "
Mereka terkejut dengan jarak waktu yang cukup lama."Bukankah kalian yang memaksaku memerhatikan pembangunan portal di jembatan sebelumnya. Jadi, kita selesaikan satu-satu. Dan lagi kita tidak mengundurkan waktu untuk pembangunan itu sebab rencana sudah sangat terdesak atau itu akan kacau. Tapi, iblis ini akan tetap dikurung penjara dan diawasi ketat oleh petugas dan juga penyihir kekaisaran, bagaimana?" balasnya serius menjelaskan.
"...Baik, Yang Mulia. Seperti keputusan Anda." lesu mereka.
*°*°*°*°*
Esokkan hari, berita penangkapan dan eksekusi Irene telah sampai di kota dan bahkan di academy.
"Kau sudah dengar, iblis itu akan mati seminggu lagi."
"Benarkah? Syukur kalau begitu.""...?!!"
Mendengar percakapan yang baru ia dengar itu, membuat Cecillia tercekat. Napasnya sangat sesak dan hatinya resah. Ia takut jika Irene sungguh akan dihukum. Dan Velix juga sama terkejutnya dengan kabar baru itu. Sebab ia juga terlalu sibuk mengurus masalah di academy hingga ia tak sempat menemui Ayahnya. Ia tak menyangka, kalau Ayahnya akan langsung memutuskan hal tersebut, namun ia sedikit curiga.
KAMU SEDANG MEMBACA
I WAS BORN TO BE ALONE [END]
Fantasy[Terbit ✔ Link shopee ada di bio] Menuju akhir dari balas dendam... (Revisi lanjutan di ver. novel ya...😁) Terlahir dari "Wanita Jahat" dan memiliki dark magic, mereka pun memanggilku Iblis. Dibenci, dijauhi, dibuang, dan diasingkan, itulah yang me...