CHAPTER 31 : THE FIRST MEETING

15.6K 2.3K 79
                                    

■ Cecillia POV

Akhirnya aku dan Non.... aku dan Irene berteman. Aku sangat senang. Rasanya impianku selama bertahun-tahun akhirnya terwujud.

Ya...itu sudah sangat lama. Aku rasa Nona Irene tidak ingat.

Tepatnya saat umurku 5 tahun, aku dan Nona Irene bertemu untuk pertama kalinya.

Flash Back On

"Ayah~" panggilku ceria yang saat itu berumur 5 tahun.

"Oh~ Cecillia. Kemarilah, sayang." ucap Ayahku melebarkan tangannya.

"Hehe...Ayah..." tawaku riang berlari dan memeluk Ayah yang langsung menggendongku.

"Kenapa kamu kemari, sayang?"

"Ayah..." panggilku.

"Ya."

"Bolehkah aku ikut pelatihan ke kuil suc..."

"Tidak, Cecillia. Kamu tidak boleh ke sana."

"Tapi, kenapa, Ayah? Aku ingin menggunakan kekuatanku ini, Ayah."

"Tidak, sayangku. Kau tak perlu melakukan itu. Kau tak boleh memperlihatkan atau menunjukkannya pada orang lain. Kau harus bersama kami, itu akan lebih aman bagimu."

"Apa? Ayah, aku mohon~"

"Tidak."

"Uh...Ayah jahat."
*plak...plak...plak*
Marahku memukul-mukul lengan Ayahku dan segera melompat turun, kemudian berlari keluar dengan wajah kesal.

"Cecillia...!" panggilnya yang kuacuhkan.

Aku terus berlari dan berlari hingga tiba di kamarku.

"Ayah jahat...aku benci dia." ujarku menyembunyikan wajahku dengan bantal.

'Kenapa? Kenapa aku tak bisa melakukan hal yang ingin kulakukan.'

Ya, aku sangat ingin membuktikan diri bahwa aku juga hebat seperti kedua kakakku yang bisa melakukan banyak hal dan sangat dibanggakan ayah. Aku iri karena mereka selalu bisa pergi dan bertindak sesuai keinginan mereka.

Aku tidak ingin dimanja dan terus dijaga seperti ini. Aku merasa buruk jika mengingat betapa hebatnya kakak-kakakku. Aku ingin kuat, namun untuk belajar sihir saja aku tak bisa. Aku ingin bisa melakukan banyak hal yang kusuka dengan bebas. Aku tak ingin selalu dilarang dan dilindungi saat aku melakukan dan pergi kemana saja.

Mereka sangat keras melarangku. Aku ingin pergi ke tempat yang menyenangkan di luar sana, namun tak bisa, alasannya aku masih kecil dan lemah. Tapi aku punya kekuatanku sendiri. Aku tidak lemah selama aku bisa belajar. Aku juga ingin menggunakan ini untuk melindungi diri dan orang lain nanti. Aku ingin jadi hebat seperti Ayah dan kakak-kakakku.

Aku selalu dilindungi dan disayang. Namun, aku merasa dikurung oleh benteng-benteng besi ini. Memang benar semuanya demi keselamatanku, namun sampai kapan aku akan seperti ini. Aku punya Holy Magic, tapi aku bahkan tak boleh memperlihatkan apalagi mempergunakannya. Apa gunanya aku jika aku hanya diam dan berada di tempat tersembunyi ini. Aku merasa menyia-nyiakan diriku. Aku ingin pergi keluar seperti kakak-kakakku dan melihat dunia luar lebih sering.

'Aku...ingin bebas.'

Aku pun melihat ke arah kalender yang kubuat. Dan aku melihat sebuah tanda pengingat di sana.

"Annie, apakah besok malam akan ada festival di kota?" tanyaku pada pelayan pribadiku.

"Iya, Nona. Besok adalah Malam Bulan Terang dan akan ada festival di kota."

I WAS BORN TO BE ALONE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang