CHAPTER 48 : EYES CHANGED

6.4K 1.1K 22
                                    

"Matilah kau, monster sialan!" gumam Irene sangat dingin dan tanpa ia sadari ia telah berada di depan Cecillia dan langsung menghadang serangan itu dengan kekuatan aneh.

Swoush
Rintik hujan seakan terhenti. Semua orang yang ada di sana pun tiba-tiba terdiam aneh. Tatapan mereka tampak kosong saat Irene membentuk sebuah lingkaran sihir merah di udara. Irene bahkan tak sadar dengan apa yang ia buat itu.

Lingkaran sihir itu menghadang serangan tersebut dan menyerapnya. Kemudian lingkaran itu mengeluarkan aura merah kehitaman yang lalu membuat monster itu tumbang dengan tubuh yang penuh darah dalam waktu sekejap. Dan sekarang semua monster telah tumbang.

Bersamaan dengan itu, Irene pun mulai sadar dan pupil matanya yang berubah tanpa ada yang melihatnya itu telah kembali normal.

Semua orang juga tersadar dan terkejut saat mengetahui kalau naga-naga itu telah mati. Mereka merasa seakan telah melewatkan sesuatu. Dan mereka makin terkejut saat melihat Irene yang telah berada tak jauh dari hadapan Cecillia.

Cecillia membuka matanya dan terkejut saat mendapati Irene yang tak jau dari hadapannya. Cecillia langsung berlari ke arah Irene dan bersamaan dengan itu Irene tiba-tiba merasa sudah sungguh lemas dan ambruk dengan Cecillia yang memangkunya.

Tapi siapa sangka ternyata Irene bukan hanya kehabisan tenaga, ternyata dia juga terkena tombak itu saat menyerang naga secara langsung, tepatnya di perut kiri bawahnya. Melihat Irene tumbang membuat semua orang terkejut, kecuali seseorang yang menyeringai senang.

"Irene!" teriak Cecillia saat ia merasakan bahwa Irene benar-benar dalam keadaan bahaya. Cecillia tau karena ia sedikit mengetahui bahwa serangan naga tadi itu akan berakibat buruk bagi tubuh manusia. Tubuh manusia yang terkena tombak akan melunak dan membusuk sebagai efek lanjutannya.

Cecillia makin kalut saat ia merasakan nadi Irene yang telah melemah dan darah telah keluar dari mulut Irene. Cecillia putus asa walau ia dapat melihat Ryan dan Velix telah datang dan memenangkannya. Cecillia panik dan saat ia melihat wilayah luka Irene mulai menghitam ia tanpa ragu bertindak cepat walau melanggar larangan keluarganya itu.

"Kumohon bertahanlah, Irene!" gumamnya sambil mengeluarkan kemampuan penyembuh dengan holy magicnya. Semua orang yang melihat itu terkejut dan heran dengan kemampuan yang tak pernah mereka ketahui dari Cecillia.

Dan setelah beberapa menit, akhirnya luka itu akhirnya sembuh. Luka sudah pulih walau efek sakit yang dialami Irene tidak sepenuhnya hilang. Irene bahkan belum sadarkan diri juga.

Lalu tanpa menunggu lama, mereka segera ke luar hutan walau hujan masih derasnya. Mereka segera menjalani perawatan di post kesehata dan menceritakan kejadian tadi kepada para guru dengan ekspresi kesal. Kemudian semua orang kembali ke academy untuk perawatan yang lebih baik.

.
.
.

Sekarang hari sudah malam, namun Irene belum juga siuman. Bukan karena Irene lemah, ia belum sadar karena ia kembali bermimpi tentang suatu hal sehingga menolak untuk bangun. Semua orang yang tidak tau itu beranggapan bahwa Irene belum sadar karena terluka cukup parah.

Sampai sekarang, ketiga orang itu tetap setia menunggu Irene bangun. Tapi kedatangan seseorang membuat tatapan lekat mereka terhadap Irene terputus.

Dan orang yang datang itu ialah Tuan Ahnaf yang diminta untuk datang. Tuan Ahnaf menyuruh ketiga orang itu agar segera kembali ke asrama mereka untuk beristirahat dan membiarkannya merawat Irene.

Ketiganya akhirnya setuju dan pergi. Tinggallah Tuan Ahnaf, alias Sri Olyn, bersama Irene yang masih berada di dalam alam bawah sadarnya. Tuan Ahnaf memeriksa Irene dan ia akhirnya mengerti apa yang terjadi pada gadis itu. Ternyata dugaannya benar bahwa selain Rantai Jiwa dan bekas panah berisi mantra penguat itu, juga ada hal besar dan mengerikan di dalam diri Irene. Tapi, ia tak akan memberitahunya sekarang hingga Irene sendirilah yang akan mengetahuinya nanti.

Tuan Ahnaf menjaga Irene dengan baik sehingga ia tak menyadari bahwa ada sepasang mata yang melihatnya dari dahan pohon yang menghadap ke arah mereka.

"Ah, ternyata ada yang mengetahui hal itu juga. Tapi tak apa, lagi pula hal itu telah menyatu dengan gadis ini. Dan tak lama lagi, segala sakit dan kebencian oleh rahasia yang perlahan ia ketahui itu akan membesar hingga berubah menjadi kekuatan besar. Hmm, aku akan sangat menantikannya untuk menjadi bagian dariku dan aku akan membuatnya menjadi putriku." gumam orang itu menyeringai penuh ambisi.

"Ah, dan sepertinya aku perlu membantunya nanti untuk mengetahui semuanya agar ia tak mati lagi. Jadi, tunggulah, Nona Irene." ujarnya dingin dan menghilang.

.
.
.

Pagi telah datang dan Irene perlahan bangun oleh sinar matahari yang menerpa wajahnya. Saat ia bangun ia melihat Tuan Ahnaf tengah mengamatinya.

"Oh, Anda lagi, ya." ujar Irene lemah.

"Bagaimana perasaan Anda?"

"Ah...ini lebih baik. Tapi masih sedikit sesak. Jadi, apa Anda tau apa yang terjadi pada saya? Saya tak terlalu ingat hal yang saya alami kemarin."

"Anda hanya lelah. Dan jangan lakukan hal berbahaya untuk membiarkan diri Anda terluka lagi. Walau Anda kuat namun Anda tetap manusia yang masih muda. Lali jangan sampai terlalu terbawa emosi lagi. Saya harap Anda dapat mengendalikan diri dan juga perasaan Anda, Nona Irene." jawab Tuan Ahnaf penuh khawatir dan tak bisa membayangkan jika gadis itu terus seperti ini, mungkin gadis ini takkan lagi menjadi dirinya sendiri lagi nanti.

"Baiklah." tanggap Irene tanpa mengetahui maksud perkataan penuh kekhawatiran itu.

"Maaf karena tak bisa mengatakannya sekarang, Nona Irene. Akan lebih baik jika kau mengetahui hal yang terjadi pada diri Anda dengan sendirinya." pikir Tuan Ahnaf.

Tuan Ahnaf kemudian memeriksa keadaan Irene dan dipastikannya Irene sudah benar-benar lebih baik. Ia pun segera izin untuk pergi karena ia memiliki suatu urusan lainnya.

Setelah Tuan Ahnaf pergi. Irene tetap berada di ruangan kesehatan itu sendirian. Ia kemudian memasang wajah tanpa ekspresi sambil melamunkan segala mimpi yang perlahan makin jelas dan nyata itu. Ia harus mencari cara agar ia bisa mengetahui apa ini sungguh ingatan seseorang atau mimpi yang hanya ia khayalkan sendiri.

"Apa benar, kalau ibu melakukan semuanya untukku? Tidak mungkin." gumamnya dan segera bangkit bersiap untuk masuk kelas.

"Kenapa aku sangat membenci hal ini? Ah, aku harus segera mencari taunya. Kuharap semuanya tidak benar saja, kan, ibu?" lirihnya mengingat dan merangkai setiap potongan mimpi yang ia dapatkan itu.

"Oh benar, aku ingat sesuatu. Sepertinya seseorang telah menunjukkan dirinya padaku." ujar Irene lagi setelah ingat dengan orang yang telah memanahinya kemarin. "Aku tak menyangka jika dia ternyata memiliki dark magic juga. Ah, aku jadi tak sabar untuk menantikan segalanya, Sophie." seringai Irene tajam.

To Be Continued
======================

Terima kasih 😁
Next ⬇

Maret, 25 April 2021.

Jangan lupakan bintangnya, ya...
⭐👇⭐

I WAS BORN TO BE ALONE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang