Di tengah malam ini, Victon tengah duduk di ruang kerjanya. Ia baru saja akan mempersiapkan surat-surat untuk memperbincangkan penurunan kedudukannya kepada putrinya. Namun saat hendak menulis nama putrinya di kertas itu, seseorang mengetuk pintu.
“Ayah, ini Leya,” ujar orang itu. Lalu Victon menyuruhnya masuk dan Leya pun kini telah berdiri di hadapan sang ayah mertua. Leya mengernyit menahan kesal saat melihat tulisan “Ky” yang dia yakini akan ditulis dengan nama wanita itu di kertas bertanda resmi itu.
Leya yang tak ingin kehilangan kekuasaannya untuk wanita itu pun berniat membujuk sang ayah.
“Ayah, Ayah tidak istirahat?”
“Hmm, ayah akan istirahat sebentar lagi. Lalu kenapa kamu masih di luar, Leya?” Victon balik bertanya dan Leya nampak sedikit gelagapan.
“Oh, itu...Leya khawatir Ayah akan sakit lagi karena kurang istirahat,” jawab Leya dan Victon tertawa tapi seketika tawanya pudar berganti dengan senyum intimidasi.
“Benarkah? Haha, bukankah kau ke sini karena tak ingin kehilangan gelar kehormatan sebagai istri penyihir agung?” tutur Victon membuat Leya mematung, namun Leya segera memasang wajah polosnya.
“Haha, Ayah ada-ada saja. Apa maksud Ayah?”
“Hah...Leya Flintshier, bukan, Leya Grosvenor, kau pikir sampai kapan penyihir agung ini akan selamanya bodoh dalam tipuanmu? Haha, tidak, cukup sudah selama ini aku terlalu santai menanggapimu hanya karena Kyeran benar-benar mencintaimu,” ucap Victon membuat Leya masih sedikit bingung.
“Leya yang selama ini ternyata telah menuduh putriku, menghina putriku, membuatku selalu melukai putriku, dan terakhir kau menyebarkan rumor buruk tentang putriku. Kau pikir aku tidak tahu? Haha, kau bermimpi menjadi istri penyihir agung yang di kekaisaran ini hampir setara dengan gelar duchess itu, kau kira itu pantas untuk wanita jalang sepertimu? Haha, tentu tidak, nak,” lanjut Victon.
Leya diam dan kemudian dia tertawa hambar sambil berkata, “Haha...iya benar. Aku ingin menjadi istri seorang penyihir agung yang hebat. Dengan kekuatan dan kehormatan para penyihir maka suamiku akan menjadi yang terhebat, pastinya Kyeran dan aku bisa mendapatkan yang lebih dari itu, bukan?”
“Kau benar-benar hebat Leya. Aku salut dengan pikiran gilamu itu. Tapi sekarang kau takkan bisa mendapatkan itu,” balas Victon.
“Hah, apakah kau ingin menjadikan wanita pembawa kesialan itu sebagai penyihir agung? Kurasa itu takkan mungkin Tuan,” sinis Leya namun Victon malah menatap remeh Leya.
“Diam kau, jangan menghina putriku! Apa kau lupa? Aku penyihir, penyihir agung. Penyihir punya banyak trik untuk mendapatkan apa yang dia mau,” tanggap Victon.
“Hah, jadi kau ingin menyihir mereka agar mereka mau menerima putri dengan sihir terkutuk itu?”
Mendengar kalimat terakhir Leya, Victon tersentak. “Kau...tau apa, hah?!”
“Hmph, aku tau siapa putrimu sebenarnya, pemilik dark magic? Hfft...bagaimana, ya, tanggapan warga Southchester jika hal itu telah tersebar?”
“Kau, jangan pernah menganggu kehidupan putriku! Jika kau berani menyebarkannya maka kau akan mati!”
“Benarkah? Sayanh sekali aku tak bisa janji, tapi...saya akan diam jika kau menjadikan Kyeran sebagai pewarismu dan singkirkan Kyrana jauh-jauh dari wilayah ini,” tawar Leya.
Lalu Victon diam dan berpikir, “Tidak, aku tak bisa mengorbankan Kyrana lagi hanya karena keegoisan orang lain. Aku ingin anak itu bahagia, tapi jika aku membiarkan orang ini menang maka rahasia Kyrana masih akan dia sebarkan. Baiklah, hanya ini yang bisa kulakukan untuk putriku yang malang. Aku...akan membunuh dia!”
KAMU SEDANG MEMBACA
I WAS BORN TO BE ALONE [END]
Fantasy[Terbit ✔ Link shopee ada di bio] Menuju akhir dari balas dendam... (Revisi lanjutan di ver. novel ya...😁) Terlahir dari "Wanita Jahat" dan memiliki dark magic, mereka pun memanggilku Iblis. Dibenci, dijauhi, dibuang, dan diasingkan, itulah yang me...