CHAPTER 35 : WANT YOU TO GO TO THE CITY?

15.6K 2.2K 464
                                    

■ Author POV

*srek...srek*

"Irene, apakah kamu sangat suka membaca novel?" ujar Cecillia yang sejak tadi ternyata memerhatikan Irene membalikkan buku novel yang dibacanya .

"Hmm...kupikir akhir-akhir ini aku memang tertarik." jawab Irene masih melanjutkan bacaannya.

"Lalu, sudah berapa banyak yang kamu baca?" tanya Cecillia lagi.

"Aku sudah baca semua novel yang ada di perpustakaan."

'Woaw.' bathin Cecillia takjub.

Memang benar jika Irene selalu menghabiskan waktunya membaca buku, terutama novel akhir-akhir ini. Bahkan ia bisa menyelesaikan tujuh buku yang tebal sehari. Ia adalah pembaca yang cepat dan juga pembaca yang baik.

*srek...srek*
Irene terus membalikkan lembaran-lembaran buku hingga hal terakhir.

Sementara itu, Velix yang duduk dan minum teh bersama mereka juga diam menatap Irene membaca buku. Lalu, dia akhirnya mengatakan hal yang membuatnya penasaran.

"Kalau tidak salah kamu juga sudah membaca itu lima kali, benar?" tanya Velix pada Irene.

"Ya." ujar Irene sambil mengangguk pelan menatap tulisan-tulisan rapi di dalam buku novel itu.

"Tidakkah kamu bosan?"

"Ya, aku mulai bosan." ujar Irene karena ia memang bosan sebab sudah membaca novel itu berulang-ulang.

Mendengar hal yang Irene katakan, Velix mendapat sebuah ide.
'Kalau begitu...'

"Karena, kamu sudah membaca semua yang ada disini, maukah kamu pergi ke kota mencari beberapa buku di sana? Besokkan hari libur, jadi mari jalan-halan ke kota dan aku juga ingin mencari sesuatu di sana." ajak Velix.

"Hmm..." Irene berpikir sejenak.

'Ya, aku pikir aku perlu ke sana. Aku juga perlu mencari beberapa kategori buku sihir yang tidak disediakan di sini?'

"Ya, baiklah." jawab Irene sambil mengangguk.

'Hmm...bagus.' seringai Velix.

"Kalau begitu aku juga ikut." ujar Cecillia tiba-tiba.

"Apa?" ucap Velix kesal

"Ya, aku juga ingin ikut. Apa kalian tega meninggalkanku di sini?" ujar Cecillia memelas.

'Bocah ini...' kesal Velix.

"Ngg...Velix, sebaiknya Cecillia juga ikut agar lebih ramai." ujar Irene mengingat kalau Cecillia tidak punya teman baik di sini.

'Ck...dasar...'
"Ya, baiklah." terima Velix dan menatap kesal Cecillia yang senyum menyeringai kepadanya.

.
.
.

*sing...sing...trak*
*bruk*

"Hah...hah...hah..."

Pada malam hari yang dingin, Irene tengah berlatih pedang dengan sasaran sebuah batang kayu tebal hingga hancur.

"Ini...masih kurang." gumamnya menatap tangannya yang diselimuti hawa dinginnya udara.

Ia sudah berlatih diam-diam di malam hari sejak dia sembuh. Namun ia merasa selalu kurang dengan hasil latihannya.

'Apa yang salah denganku?'

"Ini tidak cukup." gumamnya dan kembali mengangkat pedangnya.

*sring...sing...trak..bruk*
Ia lagi-lagi menghancurkan dua batang kayu tebal, namun belum puas.

"Hah...hah...ck..." kesal Irene karena tidak kunjung mendapat kepuasan walau sudah menghancurkan perlengkapan bantuan latihannya.

I WAS BORN TO BE ALONE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang