SHAQERS 12 | FOLLOW-BACK

393 46 0
                                    

Jangan lupa klik tombol vote karena vote itu gratis.
1
2
3
Terimakasih sudah vote ( ͡ ͜ʖ ͡ )
Enjoy!

Hal yang hampir tidak pernah di lakukan Akhtar selama masa remaja adalah tidak pernah di rumah setiap hari minggu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hal yang hampir tidak pernah di lakukan Akhtar selama masa remaja adalah tidak pernah di rumah setiap hari minggu. Dan hari ini Akhtar asik rebahan di sofa yang mengundang tatapan heran dari sang Mama.

"Tumben di rumah"

Melirik mamanya sekilas yang duduk di seberangnya lalu kembali sibuk dengan ponsel. "Pengen aja."

"Kamu yakin gak akan ikut mama sama papa ke rumah eyang?"

Akhtar menggeleng. Lalu berbalik bertanya pada Yasmine. "Mama kapan berangkat?"

"Mungkin tiga hari lagi deh. Nunggu papa agak senggang."

"Kamu baik-baik ya liburan sama temen-temen. Jangan yang aneh-aneh!  Jangan pesta narkoba apalagi bawa-bawa cewek." Yasmine mewanti-wanti putranya.

Bagaimanapun Akhtar masih remaja, sifatnya masih labil. Lelaki seumuran Akhtar bisa gampang terhasut oleh pergaulan.

"Iya Mah. Kalau Akhtar sampe begitu udah di grebek kali sama bapaknya Ezar." Jika sejak awal berniat melakukan yang aneh-aneh, ia tidak akan menginap di resort ayah sahabatnya. Sama saja masuk ke kandang singa. Pikir Akhtar.

"Kalau bisa nyusul ya ke eyang. Kamu gak mau kan di omelin eyang."

"Hmm ... kalau sempet"

"Mama mau ke atas dulu, kamu belajar packing sendiri udah mau lulus masa gak bisa!"

"Sama bibi aja." Akhtar menolak. Selang beberapa saat teriakannya terdengar. "BI PACKINGIN BAJU AKHTAR"

"Heh. Main suruh-suruh aja. Bibi gak usah, Bi. Packing sendiri sana! Udah gede juga." Yasmine melarang asisten rumah tangganya yang akan naik ke kamar Akhtar.

"Mama apaan sih. Kan udah tugasnya bibi"

"Bibi itu asistennya Mamah. Tugasnya bantuin Mamah bukan kamu. Pokoknya beresin sendiri jangan kalah sama Rain."

Dengan malas Akhtar beranjak ke kamarnya yang berada di lantai dua, berlalu begitu saja melewati Yasmine dengan wajah masam.

Sebagai ibu, Yasmine cukup mengerti mengapa Akhtar bersikap demikian. Bukan karena masalah packing sebenarnya tetapi Akhtar paling tidak mau di banding-bandingkan dengan bocah TK yang sayangnya memiliki ikatan kekeluargaan yakni sepupu.

Bukannya melakukan apa yang mamanya suruh, Akhtar malah merebahkan tubuhnya di atas kasur dan kembali bermain ponsel.

Urusan packing ia bisa melakukannya nanti malam. Tanpa ada yang membantupun Akhtar bisa hanya pakaiannya tidak akan di lipat rapi ke dalam koper.

Di kamar bercat abu-abu yang Akhtar tinggali sejak lahir tidak terlalu banyak barang, hanya satu lemari cukup besar yang di letakan di pojok dekat toilet, bufet, meja belajar, kasur, dan beberapa printilan lainnya. Kamarnya cukup besar menambah space kosong yang di gemari teman-temannya jika kemari di tambah balkon yang selalu di pakai teman-temannya untuk merokok.

The Strait of GibraltarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang