TSOG 42 | FELICIA GALAU

229 39 7
                                    

Seneng deh, kalo ada spam komen. Tengkyu❣ 😍

Sebelum baca, kita lihat yang cakep dulu. Biar imun meningkat dan aman di situasi sekarang.

Di part ini bakal banyak gambar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di part ini bakal banyak gambar.

Azel merentangkan tangannya setelah menghabiskan waktu satu jam untuk belajar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Azel merentangkan tangannya setelah menghabiskan waktu satu jam untuk belajar. Bagian tubuhnya terasa kaku hanya duduk selama satu jam setengah.

Melirik jam dinding di sebelah lemari yang menunjukkan pukul delapan malam. Ia menjatuhkan tubuhnya di atas tempat tidur. Rasanya nyaman sekali.

Sebelum merebahkan tubuhnya dengan benar, ia membenarkan posisi bantalnya terlebih dahulu. Dengan tak sabar ia membuka ponselnya setelah berbaring nyaman.

Azel tahu, bermain ponsel sambil rebahan itu tidak baik untuk mata. Apalagi mainnya dalam jangka waktu yang lama dan dalam posisi miring. Tetapi ya ... mau bagaimana lagi ini adalah posisi paling pewe menurutnya.

Beberapa pesan mulai berdatangan yang di dominasi oleh grup. Diantara 5 baris chat whasap Azel tidak menemukan pesan baru dari Akhtar. Bahkan kolom chat lelaki itu sudah tenggelam.

Sampai sekarang Azel tidak mengerti dengan lelaki yang berstatus pacarnya. Mereka pacaran tetapi jarang sekali bertukar pesan.

Kebanyakan hanya menanyakan keberadaan dirinya. Setelah di balas, Akhtar akan menjawabnya dengan dua huruf yang jika di satukan menjadi kata yang begitu menyebalkan.

Oh.

Hanya seperti itu. Tahu-tahu dua puluh menit kemudian Akhtar datang ke rumahnya dengan kantong kresek yang tak pernah absen di bawa.

Hanya beberapa kali Akhtar tidak membawa makanan kemari. Jujur, ia takut orang tua Akhtar tahu dan first impression terhadapnya buruk.

Dan sampai sekarang Azel masih mengingat betul jawaban ketika ia bertanya orang tuanya tahu tidak Akhtar selalu memberinya makanan. Mendengar jawaban yang terlontar, refleks memukul lengan atas Akhtar keras.

Mama gue tahu. Ya gue bilang aja, "Gak papa ya, Ma. Buat calon menantu mama juga."

Azel menghembuskan nafasnya kasar jika mengingat itu. Tak mau mengundang kekesalan pada Akhtar, Ia mengklik chat Felicia yang berada di urutan teratas.

The Strait of GibraltarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang