Pppp
Para Pasukan Warbin mana suaranyaaaa??
Komen dulu kalau mau mau segeng sama Cogan Zenith
"Zel gimana?"
Nayara berdecak. Bangkunya ia seret lebih mendekat pada Azel. "Gak usah pura-pura lupa. Gimana party-nya? Seru gak?"
Membahas pesta ulang tahun Akhtar beberapa malam kemarin berakhir dengan sangat canggung. Akhtar yang ulang tahun tetapi mereka semua —termasuk dirinya— mendapat kejutan tak terduga.
"Gak tahu deh." Azel menyimpan tas di belakang tubuhnya. "Gue bingung."
"Lah bingung kenapa lo? Ganteng-ganteng kan disana jadi lo bingung milih cowok buat di ajak kenalan. Ya kan? Ketularan si Felicia kan."
"Bukan itu, Nay." Memperhatikan teman-teman di kelasnya yang baru datang sebagian lalu kembali menatap Nayara yang berada di sampingnya.
"Dateng kesana malah gue yang dapet suprise. Bukan gue doang sih, mungkin hampir semua yang ada di sana. Temennya Akhtar ternyata suka sama gue di saat Akhtar ngenalin gue sebagai pacarnya."
"HAH? SERIUS?" Nayara menatap Azel yang mengangguk lesu.
"Anjir. Lo laku juga ya, Zel. Cowok-cowok ganteng pada suka sama lo. Salut gue sama lo bisa gaet anak Zenith mana langsung dua lagi," puji Nayara.
"Temen Akhtar yang mana nih? Lo kok gak pernah cerita?"
"Gue juga sebenernya gak nyangka. Gue gak cerita sama lo ya karena intensitas ketemu sama Eezar bisa di hitung jari itupun gak sengaja."
"Ya mungkin dia ngalamin love at first sight kali." Nayara menggaruk kepalanya. "Rumit banget ya endingnya jadi cinta segitiga."
"Terus orang-orang pada tahu kalian bertiga ada sesuatu?" Nayara kembali menatap Azel yang terlihat lesu.
"Mungkin cuma temen tongkrongannya yang akrab banget. Abis ngasih kado, Eezar pamit pulang dan mereka semua coba buat suasana gak canggung lagi."
"Bentar lagi lo terendus fansnya dong. Ah udah kayak pacaran sama artis aja lo."
"Apaan sih gue gak pacaran sama dia. Lagian gue gak cinta juga."
"Jadi lo sukanya sama si es atau kang go food yang selalu bawa bingkisan tiap ngapel?"
"Jangan ngada-ngada deh. Kedengeran fansnya lo di amuk masa." Azel kembali fokus pada lautan fiksi.
Nayara mengangguk pelan. "Oke. Gak papa sih gak ngaku. Tapi lo gak bisa selamanya bohongin hati lo, Zel."
Azel melirik Nayara yang sudah sibuk membuka ponselnya. Menatap pembatas buku yabg berada di tangannya. Tak mau ambil pusing, Azel kembali membaca novel sembari menunggu bel masuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Strait of Gibraltar
Fiksi Remaja"Lo gak mau jadi pacar gue?" "Gak! Resiko punya pacar ganteng itu banyak. Gak enak jadi ceweknya." "Satu, kapan aja bisa di selingkuhin." Azel mengacungkan jari telunjuknya. Menatap Akhtar lekat. "Dua, kemana-mana pasti di lirik cewek." "Tiga, pelua...