SHAQERS 11 | BELANJA

413 50 0
                                    

Jangan lupa follow ig @goresan_hasna / tiktok hasna.azulfa buat tahu spoiler part berikutnya

Happy reading 📖

Setelah memarkirkan motor di halaman rumah yang tampak kosong

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Setelah memarkirkan motor di halaman rumah yang tampak kosong. Biasanya selalu ada mobil abangnya atau papanya yang terparkir di sini, mungkin mereka belum sampai rumah.

Akhtar menatap sekilas kearah langit sore yang masih cerah. Tangan kirinya menenteng skateboard yang beberapa hari lalu di simpan di Warung Bini.

Kesimpulan dari diskusi tadi, mereka sepakat untuk ke pantai Nihiwatu, Sumba, NTT. Pantai itu di kenal private dan sewa resort nya yang cukup fantastis untuk merogoh kocek hingga belasan juta rupiah.

Destinasi itu awalnya di tolak mentah-mentah oleh mereka semua tetapi berkat Ezar, lebih tepatnya papanya Ezar yang mengizinkan mereka menginap di resort keluarga milik lelaki itu. Keluarga Eezar memang memiliki usaha resort di berbagai daerah.

Akhtar duduk di sebelah Yasmine yang sedang menonton televisi. Meraup kacang kupas yang berada di toples di atas meja.

"Tumben pulangnya sore." Yasmine membetulkan ikat rambutnya yang tak lagi erat sambil menatap puteranya.

"Gak papa"

"Mah, bolu udah ada?"

"Bolu kentang, ya?" Akhtar mengangguk. "Belum bikin, tadi mama temenin papa kamu di Kantor jadi gak sempet bikin. Mau sekarang banget?"

"Iya dong." Akhtar berjalan mengikuti mamanya menuju Dapur. Sebelumnya di letakan terlebih dahulu skateboard  kesayangannya di kamar.

Duduk di kursi meja bar yang menghadap ke Dapur. Netra cokelat terang itu menatap setiap gerakan yang mamanya timbulkan. Mulai dari membuka laci, kulkas, rak-rak dan yang lainnya.

"Bahan-bahannya kurang. Kamu beli ke Super market, gih!" suruh Yasmine.

"Abang aja, Akhtar males."

"Abang kamu belum pulang kuliah."

"Suruh abang aja kalau pulang." Akhtar masih asik memakan kacang terakhirnya dalam genggaman lalu menyedot jus yang ia tuangkan dalam gelas.

"Ya, udah jadinya besok berarti, kan Abang kamu pulangnya malem."

"Bibi, aja sih. Kok Akhtar. Pesen online juga bisa 'kan, Ma." Akhtar menatap mamanya protes. Ia begitu keberatan di suruh membeli bahan makanan.

"Siapa yang mau bolunya?"

"Ya udah mana sini." suara Akhtar terdengar lesu. Dengan berat hati ia menerimanya.

"Kamu tuh di suruh sama mama bukan sama siapa-siapa. Malu ya kalau kepergok pacar?" selidik Yasmine menatap anaknya dengan mata yang menyipit.

Akhtar menatap sebal kearah mamanya. "Akhtar gak punya pacar."

"Terus yang kemaren ngaku-ngaku siapa? Sampe tiga cewek. Awas aja ya kalau kamu suka main cewek," ancam Yasmine dengan mata yang sedikit melotot.

The Strait of GibraltarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang