TSOG 37 | TRAKTIRAN

293 41 0
                                    

Hidden Part TSOG  udah ada di karyakarsa Hasna Azulfa

Jangan lupa baca kalau mau liat kerandoman pangeran Shaqers.


"AKHTAR!!"

"IH! Kebiasaan banget lo!"

Mengintip wajah Azel lewat kaca spion. Lantas ia terkekeh mendapati wajah pacarnya yang terlihat takut dan emosi secara bersamaan. Rambut gadis itu hingga menutupi wajah.

Hal yang menjadi favorit ketika membonceng Azel ya seperti ini. Melihat wajah ketakutan di sertai kesal. Tak lupa juga cengkraman pada jaketnya yang sangat erat.

"Gak mau gue di boncengin lagi sama lo. Pokoknya ini yang terakhir kali."

"Bagus dong. Biar gue gak repot jemput lo sana sini. Males gue jemput lo. Berisik."

"Gue gak akan berisik kalo lo bawa motor kayak di kejer rentenir. "

"Kalo pake motor tapi masih lambat. Yaudah tinggal jalan. Gak perlu beli bensin."

"Ya lo kira-kira dong kalo bawa motor. Udah tahu Jakarta macet. Lo mau nabrak mobil orang? Hah?!"

"Terus kalo yang di tabrak mobilnya sport keluaran terbaru gimana?"

"Gue gak mau ya jadi jaminan kalo lo gak bisa bayar."

Akhtar menengok ke samping selagi menunggu rambu-rambu lalu lintas berubah hijau.

Mengulurkan tangan kanannya kerah pipi Azel lalu menjepitnya dengan jari yang ia punya hingga bibirnya seperti ikan. "Bawel banget sih ini mulutnya."

Azel segera menepisnya karena malu. "Apaan sih lo."

"Makanya kalo punya mulut gak usah bawel."

"Kalo punya pipi gak usah merah-merah begitu. Baper ya gue gituin," lanjutnya dengan senyum menggoda.

Pipinya tidak semakin merah karena Akhtar terang-terangan menggodanya seperti itu. Azel kan perempuan normal. Apalagi ia tidak pernah melakukan skin to skin berlebihan dengan lelaki seperti tadi.

Tapi pipinya semerah apa sekarang? Jangan bilang seperti tomat. Itu terlalu berlebihan baginya. Ia butuh cermin sekarang juga.

Melirik wajahnya yang terlihat di kaca spion. Azel meraba kedua pipinya yang terasa hangat di tambah cuaca hari ini begitu terik. Merapikan helaian rambut yang menghalangi pandangannya.

Belum puas mengamati pipinya yang memerah. Ia kembali di buat malu saat matanya bertubrukan dengan Akhtar di spion. Lelaki itu terkekeh di lanjutkan dengan senyum lebar.

"ANJIR SAKIT!!"

Akhtar melotot ketika di rasa pinggang bagian kiri terasa panas dan nyut-nyutan. Ia melirik Azel horor sedang tertawa.

The Strait of GibraltarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang