WARBIN 52 | PANTI ASUHAN

146 30 0
                                    

"Inget, Vin. Dia bisa ngetik wkwk tanpa ketawa. Dia juga bisa bilang i love you tanpa cinta."

- Gabriel si fakboi Warung Bini

kasih foto abangnya Gania duluuuu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

kasih foto abangnya Gania duluuuu

Udah vote kan, peeps?

Oke, gas!

Akhtar menghela nafasnya kasar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Akhtar menghela nafasnya kasar. Sorot matanya mengamati kendaraan yang melintas di jalan raya dan orang-orang yang berlalu lalang melewati mobilnya yang berada di bahu jalan.
Walaupun atensinya fokus ke depan tetapi pikirannya melanglang buana ke percakapan bersama Tante Lyta.

Sudah dua kali datang menemui Lyta tetapi tetap tidak membuahkan hasil. Ibunya Azel tetap tidak mau memberi alasan yang jelas menyuruhnya untuk menyudahi hubungannya dengan Azel.

"Tante percaya sama kamu. Tapi tante tetap mau kamu jauhin Azel. Itu yang terbaik buat kalian berdua."

"Tapi, Tan alasannya apa? Akhtar gak bisa ngelakuin hal itu kalo gak ada alasan yang jelas."

Lyta menatap pemuda di depannya sebelum menutup pintu rumah. "Biar waktu yang menjawab semuanya. Kamu cuma harus ikutin apa kata tante. Tante gak mau kamu dan Azel akan merasakan sakit lebih dari ini. Ini yang terbaik buat kalian berdua."

"Bang, minum?"

Akhtar tersentak. Refleks ia menoleh ke arah kanan dan mendapati anak berusia sekitar sepuluh tahunan berdiri di samping pintu mobilnya.

Netranya menyorot tubuh yang terbalut kaos hitam yang nampak belel. Tatapannya beralih pada dagangan yang di bawa bocah itu. Sebenarnya ia sama sekali tidak haus. Bahkan di sebelahnya sudah tersedia sebotol minum yang belum ia buka segelnya.

"Berapa?"

"Lima ribu, Bang."

Akhtar jadi mengingat Azel yang memborong cemilan dari pedangan asongan sewaktu di perjalanan ke Bianglala.

"Bang, kembaliannya kurang," ujarnya. Bocah lelaki itu masih mencari-cari uang di saku celananya. Memeriksa dengan benar takut ada yang nyelip.

"Udah gak papa buat kamu aja."

The Strait of GibraltarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang