WARBIN 59 | AYAH

145 28 5
                                    

Lapak tabur bunga ↪ 🌼🍂🌹

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lapak tabur bunga ↪ 🌼🍂🌹

Cerita ini hanya fiksi belaka.

!!! Warning !!!

Tidak maksud menyinggung berbagai pihak.

Rabu pagi kediaman Lyta sudah ramai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rabu pagi kediaman Lyta sudah ramai. Kursi di jejerkan di halaman rumah, juga terdapat tong air bekas memandikan jenazah.

Para pelayat mulai berdatangan satu persatu. Sebagian warga memilih tinggal untuk ikut mengantar ke pemakaman.

Azel memandang tubuh Ibunya yang di selimuti kain batik. Lantunan surat yasin sudah berjalan setengahnya. Berkali-kali ia mengusap air matanya yang terus saja menetes, kelopak matanya terasa perih karena semalaman ia habiskan untuk menangis.

Di sampingnya terdapat Bibinya serta Rahma. Tak ketinggalan Nayara dan Felicia yang sudah menemaninya dari semalam suntuk.

Ungkapan duka cita terus di layangkan itu membuat hatinya benar-benar di sadarkan bahwa ia benar-benar di tinggalkan sendirian.

Pintu yang di buka lebar menampilkan para guru dan teman-teman sekelasnya. Azel menyambut pelukan dari wali kelasnya. Menangis tersedu-sedu di dada guru yang sudah ia anggap orang tua itu.

"Kuat ya sayang. Ibu yakin Azel anak yang kuat."

Ratih mengusap punggung muridnya pelan tak lupa mencium kening salah satu murid kebanggaan sekolah itu lama dengan air mata yang mengucur. Sebagai wali kelas yang mengenal anak didiknya selama dua tahun, ia ikut terpukul mendapat kenyataan yang ada. Mereka baru saja akan merayakan kemenangan Azel tetapi kabar buruk menyerang hingga meluluhlantahkan semuanya.

Ratih melepaskan pelukannya lantas membenarkan jilbab yang di pakai Azel. "Jangan ngerasa kesepian ya sayang. Kita semua keluarga kamu. Jangan sungkan kalo ada apa-apa yah."

Azel mengangguk tak lupa mengucapkan terimakasih. Ia hanya bisa tersenyum singkat kala teman-temannya mengucapkan bela sungkawa. Tiap mendengar hal itu dadanya terasa sesak.

The Strait of GibraltarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang