SHAQERS 15 | TERSERAH

365 44 1
                                    

Gak minta banyak-banyak kok. Cukup vote dan komen buat kelangsungan hidup anggota Warbin

 Cukup vote dan komen buat kelangsungan hidup anggota Warbin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Liburan Akhir tahun telah usai. Saatnya kembali pada rutinitas dengan semangat baru dan energi baru. Wajah ceria di campur tak rela sudah nampak dari para teman sekelas Azel.

Di saat libur waktu selalu terasa sebentar. Selama apapun waktu yang di berikan seolah selalu kurang hanya untuk liburan. Apalagi ada destinasi yang belum di datangi, rasanya ingin absen dan kembali berlibur.

Hari pertama sekolah tidak ada kegiatan belajar mengajar. Para siswa-siswi di sibukkan dengan kegiatan bersih-bersih di masing-masing kelas sebelum besok sudah di pakai belajar.

"Yang bener kali, Nay," tegur Azel melihat Nayara yang asal-asalan mengepel lantai dengan pola zigzag.

"Iya nih. Lo cewe tapi gak bisa gini doang. Bukan calon istri idaman," sahut Rio ikut memperhatikan Nayara. Lalu tatapannya beralih kearah gadis berkucir kuda di pojok kelas. "Tuh kayak Ajeng dong, ngepel doang pasti bisa ya kan, Jeng. Cocok nih jadi calon istri gue"

Ajeng yang menjadi bahan pembicaraan hanya diam tanpa menanggapi Rio. Semua penghuni sebelas IPA dua tahu bahwa Rio adalah perayu ulung. Semua gadis di kelas ini sudah menjadi korbannya.

"Yah di kacangin. Kasian banget si Rio," teriak Ray yang duduk di meja guru. Lelaki berjaket hitam itu menertawakan kembaran selama SMA-nya.

"Jangan mau, Jeng. Rio ke tiap cewek gitu," timbal Felicia yang sibuk mengelap kaca.

"Iri bilang bos." Rio tak mau kalah.

"Akbar ini si Rio suruh kerja dong! Diem mulu gak adil, yang lain pada capek juga." Nayara protes kepada ketua kelas yang sedang duduk-duduk bersama Ray.

"Iya nih nyinyir mulu lo bisanya. Cowok kok nyinyir." Angel bersaut di tengah aktivitasnya mengelap kaca bersama Felicia.

"Dih, ngambek. Gitu doang ngambek. Dasar cewek baperan."

Nayara menatap nyalang kearah Rio yang dengan santai duduk di atas meja tanpa alas kaki. Dengan galak ia memukul tulang kering Rio yang menjuntai dengan gagang pel.

"ANJIR SAKIT"

"Gitu doang sakit. Jadi cowok kok baperan," dengus Nayara kembali melanjutkan aktivitasnya.

"Gila ya lo! Bar-bar banget lo jadi cewek. Seribu persen gak ada yang mau sama lo." Rio berucap menggebu-gebu sembari tangannya mengusap kaki sebelah kiri yang terkena korban kegilaan Nayara.

Azel terkekeh melihat keduanya. Ia duduk santai di kursi tepat di samping Rio yang duduk di atas meja. Tugasnya menunggu Nayara mengepel lalu di lanjutkan Azel.

"Udah tahu galak, di usilin mulu." Azel meringis melihat kaki Rio yang terus di usap berulang kali. Di pukul di tulang kering sakitnya bukan main apalagi jika sampai berbekas.

The Strait of GibraltarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang