Hellow peeps.
Uhuy, udh punya sebutan baru untuk kalian semua 😄
Yang mau liat pap para senior warung bini maskeran udah ada di instagram goresan_hasna
Cek cek cek!!
Minta komen pisang sekebon 🍌🍌🍌🍌🍌🍌
Pukul delapan malam Akhtar baru sampai rumah. Setelah mengantarkan Azel sehabis ashar dan ia kembali ke Warbin. Melirik mobil milik papanya sudah terparkir rapi di depan rumah.
"Tumben udah pulang."
"Ntar mama ngamuk kalo Akhtar pulang jam sebelas lagi." Akhtar merebahkan tubuhnya di atas sofa panjang. Berseberangan dengan sang papa yang fokus menonton siaran televisi.
"Kamu gak ada niatan kuliah di luar negeri?" Tanpa melirik papanya. Akhtar menjawab dengan lengan yang di letakan di atas wajah. "Untuk saat ini enggak."
Hubungan antara Akhtar dengan papa tidak sehangat dengan mama. Mungkin karena Akhtar dan papanya sama. Tidak bisa membuka obrolan seperti abangnya yang kerap kali melayangkan guyonan.
Melirik putranya yang entah tertidur atau tidak. "Kamu udah lama pacaran?"
"Belom lama. Dua bulan kayaknya." Melirik papanya curiga. "Papa gak larang kan?"
"Itu terserah. Kamu udah dewasa. Pesen papa kamu jangan pernah macem-macem."
"Enggak lah. Akhtar masih waras." Melirik papanya yang fokus menonton siaran berita. Ia bangkit dari posisinya dan menatap papanya lekat.
"Pah ...."
"Akhtar pengen nikah muda."
Raut wajah Antonia tidak terkejut sama sekali mendengar permintaan sang putera. "Silakan, papah gak larang. Asal kamu tahu hak dan kewajiban sebagai suami seperti apa. Kamu menikah itu tandanya kamu udah gak berhak dapet uang saku dan tinggal sama orang tua."
"Selama ini papah gak pernah larang. Asal kamu tahu konsekuensi terburuk atas pilihan kamu."
"Paham kan maksud Papah?"
Akhtar mencerna pesan papanya lalu mengangguk.
Sedari Smp papanya tidak pernah menuntut anak-anaknya untuk menjadi seperti apa. Akhtar bersyukur keluarganya menganut paham demokratis. Semua anggota keluarga bebas mengemukakan pendapat asal tahu posisi masing-masing.
🍌🍌🍌
Semua persiapan terkait olimpiade sudah hampir siap. Semua materi olimpiade tahun lalu dan latihan dari berbagai sumber sudah Azel pelajari. Hanya tinggal menunggu waktu dan mengaplikasikan semua ilmu yang sudah ia dapat.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Strait of Gibraltar
Teen Fiction"Lo gak mau jadi pacar gue?" "Gak! Resiko punya pacar ganteng itu banyak. Gak enak jadi ceweknya." "Satu, kapan aja bisa di selingkuhin." Azel mengacungkan jari telunjuknya. Menatap Akhtar lekat. "Dua, kemana-mana pasti di lirik cewek." "Tiga, pelua...