TSOG 48 | MASKERAN

184 30 54
                                    

Semenjak duduk di bangku akhir SMA Arin berkeinginan untuk segera lulus dan masuk perguruan tinggi yang bertujuan terhindar dari seribu satu peraturan sekolah dan tugas-tugas yang tiada ujungnya.

Setelah menyandang status mahasiswi, tujuannya bukan lagi terhindar dari tugas. Melainkan bertemu dosen tampan single yang menjadi dosen di mata kuliahnya.

Bagaimana jika khayalan konyol Arin di kabulkan Tuhan, bahkan dosen yang di gilai kaum hawa itu tiba-tiba mengklaim bahwa ia miliknya?

BLURB PAK DOSEN.

TERSEDIA DI SHOPEE TOKOBOOK.COM03

Masih pengen spoiler? Bisa cek instagram hasna.azulfa

Azel memasukan alat tulisnya ke dalam tas setelah selesai mencatat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Azel memasukan alat tulisnya ke dalam tas setelah selesai mencatat. Matanya melirik jam yang terletak di atas papan tulis menunjukkan pukul dua. Itu tandanya jam pulang sudah berlalu satu jam.

Hanya tinggal dirinya dan Nayara sebagai penghuni terakhir. Semua teman-temannya sudah berhamburan keluar tepat bel di bunyikan. Tak peduli rangkuman yang belum terselesaikan.

Awalnya mereka berempat. Bersama Felicia dan Angel menyelesaikan soal latihan yang harusnya di kerjakan di rumah mereka sepakat untuk di kerjakan bersama di kelas.

Karena Nayara dan Felicia keasikan bercanda. Mereka harus tertinggal mencatat materi.

Melihat Azel yang akan pulang. Nayara ikut membereskan bukunya. Ia tidak mau di tinggalkan sendirian.

"Lo udah beres?"

"Belom. Ntar aja gue lanjut di rumah."

Azel memperhatikan Nayara yang maju ke depan papan tulis dan memposisikan ponsel agar mendapat gambar yang jelas.

"Di rumah udah lain cerita lah. 99% gue yakin gak akan lo catet."

"Sok tahu banget lo, Zel. Gue bakal nulis kali," jawabnya.

Azel mendengus sembari menutup pintu kelas. "Satu persennya lo emang bakal nulis kalo itu di kumpulin."

Nayara nyengir. Tangannya lantas merangkul Azel sampai di gerbang utama."Tahu aja lo. Emang bener deh lo sahabat gue."

"Boba di depan lagi ada diskon. Kita ke sana yuk!"

"Emang lo gak pulang bareng Ghaisan?"

Binar di matanya meredup usai Azel menanyakan keberadaan pacar sahabatnya. "Gue lagi kesel ama dia. Katanya mau anterin malah dia ada rapat futsal."

"Ya kan dia ketuanya. Lo harus sedikit maklum lah."

"Tapi kan kalo dia gak janjiin pulang bareng, gue bakal bawa motor pas sekolah."

"Ojek banyak."

"Ogah. Sayang ongkos. Mending di beliin boba." Senyum Nayara melebar ketika sampai di Kedai boba yang baru buka seminggu ini.

The Strait of GibraltarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang