Belum pernah ngerasain di sleding Elvin? Jadi vote.
Gaskeun!
Selamat Idul Adha 1443 H
Minggu pagi Azel sudah siap dengan kaos yang di lapisi hoodie cokelat lengkap dengan celana training dan sepatu olahraga. Tidak ada niat sama sekali untuk car free day apalagi udara terasa lebih dingin dari biasanya. Rasanya hari minggu menjadi hari paling malas sedunia yang biasanya Azel habiskan di atas kasur.
Azel tidak memiliki partner untuk berolahraga. Nayara dan Felicia boro-boro mau di ajak untuk berolahraga. Membujuknya dengan apapun kedua wanita itu tidak mau. Berbanding terbalik jika di ajak pergi ke mall atau nongkrong di cafe.
Seperti wanita pada umumnya tidak mau di ajak beraktifitas yang menguras keringat tetapi cita-cita ingin langsing. Bagaimana ceritanya?
"Bu, Azel berangkat dulu."
"Iya. Sekalian sarapan di sana." Azel mengangguk seraya mencium punggung tangan ibunya.
Lelaki yang sudah menunggunya sejak lima belas menit yang lalu beranjak dari duduknya setelah melihat Azel keluar rumah. Siapa lagi laki-laki yang akhir-akhir ini dekat dengannya. Maksudnya lelaki yang selalu merecoki Azel di manapun.
Azel rasa tidak ada selain Akhtar yang hampir setiap hari Azel lihat wajahnya dan selalu membuatnya naik darah.
Menghirup udara pagi yang belum tercemar polusi. Azel mengamati sekeliling halaman rumahnya yang tidak terlalu besar. Di samping sepeda motor ibunya terparkir motor milik Akhtar.
Akhtar tampak menaut alis saat Azel nengok kanan kiri terlihat mencari sesuatu. "Kita naik apa kesana? Motor lo?"
Akhtar keluar dari halaman rumah yang di ikuti Azel. "Ya jalan. Kan judulnya olahraga."
"Jalan?" Suaranya terdengar tidak percaya.
"Gak usah banyak bacot. Cepet lo mau ikut kagak?"
"Gak jadi." Akhtar segera menarik lengan Azel saat gadis itu akan kembali masuk ke dalam rumah.
Tungkai kakinya berlari di ikuti Azel yang kewalahan di seret oleh lelaki berkaos putih. "Buruan lari. Cuma sekilo sampe bunderan HI."
"Sekilo? Lo sinting Akhtar!"
✴✴✴
"Payah, gitu aja ngos-ngosan," ledek Akhtar. Memelankan laju larinya melihat Azel yang mengatur nafas.
"Lari lo cepet banget. Lo harusnya tungguin gue," jawabnya tersenggal-senggal.
"Keliatan banget cewek kayak lo gak pernah olahraga selain di sekolah, ya kan?" tebak Akhtar yang sayangnya benar seratus persen.
Azel menatap sekitar yang mulai ramai. Berbagai kalangan ikut memenuhi car free day pagi ini.
Azel duduk di kursi setelah mendapatkan sebotol air mineral. Menetralkan deru nafasnya yang masih terdengar sebelum menyantap berbagai jajanan yang terjual disini.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Strait of Gibraltar
Fiksi Remaja"Lo gak mau jadi pacar gue?" "Gak! Resiko punya pacar ganteng itu banyak. Gak enak jadi ceweknya." "Satu, kapan aja bisa di selingkuhin." Azel mengacungkan jari telunjuknya. Menatap Akhtar lekat. "Dua, kemana-mana pasti di lirik cewek." "Tiga, pelua...